Kejahatan Terorganisir

Instagram Mulai Jadi Sarana Perang Antar-Geng di Amerika

Para kriminal memanfaatkan setiap fitur Instagram untuk pamer kekuatan, jual beli senjata, sampai mengintimidasi geng saingan.
Koleksi senjata tergeletak di lantai kayu
Tangkapan layar Insta Story terduga anggota geng yang tercantum dalam dokumen pengadilan.

Kakak-beradik Teshae dan Quishawn Hanna memamerkan senapan dan pistol AR-15 selama siaran langsung di Instagram. Kedua lelaki itu dicurigai anggota geng Wild 100 yang berseteru dengan kelompok kriminal lain bernama Ghetto Boys Clique di Milwaukee, Amerika Serikat. Baku tembak sempat terjadi pada upacara pemakaman anggota yang tewas.

Namun, ada satu benda yang tak bisa seenaknya mereka tampilkan dalam Instagram Live.

Iklan

I aint gonna show the switches on the live though I ain't gone lie (Saya tak akan memamerkan switch dalam siaran langsung),” tutur Quishawn. “Switch” mengacu pada konverter yang mengubah pistol Glock menjadi senjata otomatis yang tidak terdaftar di AS. Mereka seharusnya tidak dapat memiliki barang ilegal itu.

Tanpa mereka sadari, Richard E. Connors diam-diam mengikuti jalannya siaran langsung. Agen Khusus itu telah berbulan-bulan memantau aktivitas Wild 100, khususnya di Instagram. Dia ditugaskan langsung oleh Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak AS.

“Saya secara konsisten melacak dan mengawasi sejumlah akun media sosial, terutama Akun Target, selama kurang lebih lima bulan,” tulisnya dalam surat perintah penggeledahan yang dilayangkan kepada Instagram. Dia meminta platform menyerahkan data Hanna bersaudara dan satu terduga anggota geng lain bernama Larry G. Hamilton.

“Dalam jangka waktu itu, saya memperhatikan anggota Wild 100 yang telah diketahui selalu memposting, memamerkan dan mengetag satu sama lain dalam aktivitas senjata api, termasuk pelanggaran kebijakan federal terkait senjata api, setidaknya sekali seminggu. Saya telah mengamati Teshae Hanna, Quishawn Hanna dan Larry G. Hamilton membicarakan tentang penjualan dan kepemilikan senjata api, termasuk yang memiliki alat konversi, melalui Akun Target.”

Koleksi senjata yang dipamerkan di Insta Story terduga anggota geng

Kejahatan sudah lama menjadi bagian dari media sosial, seperti halnya di platform komunikasi apa pun. Namun, dokumen pengadilan menunjukkan betapa menjamurnya pelaku kejahatan di Instagram. Mereka memanfaatkan setiap fitur yang ada—DM, postingan publik, Insta Story dan Instagram Live—untuk pamer kekuatan, jual beli senjata dan mengintimidasi saingan.

Iklan

Isi DM yang diperoleh tim penyelidik mengekspos obrolan Teshae dan Harry. “Who got heat for sell (Ada yang jual ini, gak),” tanya Teshae. Yang dia maksud adalah senjata api.

Tangkapan layar riwayat chat di Instagram yang tercantum dalam dokumen pengadilan.

Tangkapan layar riwayat chat di Instagram yang tercantum dalam dokumen pengadilan.

Yo this one ready (Yang ini dijual),” jawab Larry beberapa hari kemudian. Selain dengan Teshae, dia menjual senjata ke beberapa pengguna Instagram. Menurut surat perintah penggeledahan, salah satu barang dagangannya adalah “Chopp”, istilah untuk senjata gaya AK atau AR.

Teshae lalu mengunggah Insta Story yang menampilkan berbagai macam senjata yang tergeletak di lantai kayu. Di antaranya ada pistol dengan alat konversi otomatis dan magasin drum, yang bisa diisi lebih banyak peluru daripada versi biasa. Dalam Insta Story lain, Larry mengunggah foto koleksi senjata termasuk Glock. Emoji mulut diritsleting berada di atas konverter yang akan dipasang ke senjata.

Dalam sejumlah Insta Story, Teshae tampak menodongkan senjata ke rumah-rumah yang sepertinya berada di Milwaukee. Tindakan ini mungkin mengisyaratkan pembalasan dendam atas kematian Raymond J. Colon yang ditembak pada 15 Maret. Di foto ketiga, Teshae tampak menghabiskan $3.000 (Rp42 juta) untuk membeli bermacam-macam senjata api.

Tangkapan layar Insta Story terduga anggota geng yang tercantum dalam dokumen pengadilan.

Tangkapan layar Insta Story terduga anggota geng yang tercantum dalam dokumen pengadilan.

Akun-akun terkait masih muncul di Instagram ketika artikel ini ditulis. Instagram telah menanggapi permintaan Motherboard untuk berkomentar, tapi tak kunjung mengirimkan pernyataan resmi sampai artikelnya terbit.

Iklan
Tangkapan layar Insta Story terduga anggota geng yang tercantum dalam dokumen pengadilan.

“Berdasarkan bukti-bukti yang tercantum dalam surat pernyataan ini, para agen kasus memahami bahwa subjek dan target penyelidikan menggunakan berbagai sarana komunikasi Instagram (Instagram messenger) dan pesan pribadi Instagram pada Akun Target untuk mendapatkan, mentransfer dan mendiskusikan penggunaan serta kepemilikan senjata api, termasuk mengonversi senjata api semi otomatis menjadi senapan mesin otomatis,” demikian bunyi surat perintah penggeledahan yang ditulis Connors.

“Kami menanggapi permintaan hukum, tapi tidak dapat mengomentari kasus tertentu,” ujar juru bicara Instagram.