Seorang gadis remaja berjalan sumringah menghampiri empat YouTuber yang duduk di depan papan besar bertuliskan The Dobre Brothers. Perempuan yang lebih muda dari 13 tahun itu menyapa keempat idolanya, tetapi cuma satu yang menjawab ‘Apa kabar?’
Sisanya hanya bergeming. Remaja tersebut langsung memosisikan dirinya di tengah-tengah dan tersenyum manis, sedangkan pose dua lelaki di kanan-kirinya datar tanpa ekspresi. Duanya lagi tersenyum dipaksakan. Mereka bahkan tak merespons apapun ketika penggemarnya mengatakan terima kasih. Kejadiannya diabadikan dalam video yang kini viral di Twitter.
Videos by VICE
Pertemuan canggung yang berlangsung tak sampai setengah menit itu enggak gratis. Penggemar (alias orang tuanya) harus mengeluarkan sekitar £110-390 (Rp2-7 juta) kalau mau bertemu dengan The Dobre Brothers.
Bagaimana perasaan perempuan itu kalau menyadari idolanya enggak niat ketemu dengan dia? Kecewa pastinya, tapi mungkin akan disamarkan dengan kenyataan ‘Aku pernah ketemu XXX lho! Dia peluk aku!!’ Kalau menurut seorang pengguna Twitter, “Ini mah bukan jumpa fans, tapi bayar terus pergi lmao.”
Lucas Dobre langsung meminta maaf karena mereka terlihat kurang antusias selama jumpa fans. “Kami sangat kelelahan di akhir acara setelah 48 jam syuting, bepergian dan bertemu ribuan penggemar tanpa tidur,” bunyi twitnya. “Kami benar-benar meminta maaf.”
Sejak 1990-an, jumpa fans adalah makanan pokok selain konser atau pertunjukan. Acara seperti ini dibuat dengan gagasan waktu musisi dan seniman sangat berharga untuk dibayar penggemar. Akibatnya, fans akan menghabiskan uang agar bisa menemui idola. Sementara itu, idola harus menghadiri acaranya. Namun, apakah penggemar akan merasa puas kalau selebritas—yang mereka temui dengan segala pengorbanan—berfoto bersama mereka karena disuruh dan terpaksa?
Harga tiket jumpa fans pun bukan main mahalnya. Saat Ariana Grande masih mengadakan jumpa fans, paket Meet & Greet dalam Tur Sweetener dihargai 799 dolar (Rp11 juta) per orang. Selain itu, para penggemar Lady Gaga harus membayar $2.000 (Rp28 juta) kalau mau foto bareng penyanyi kesukaan selama Enigma Vegas. Semakin besar nama seorang seleb, semakin mahal pula biaya jumpa fans mereka.
Masalahnya, acara jumpa fans terkadang muncul bukan karena kemauan bintang itu sendiri, termasuk harga tiketnya. Tahun ini, makeup guru James Charles meminta maaf setelah penggemarnya menyindir betapa mahal tiket ‘SISTER VIP’, yang sudah termasuk M&G, kursi deretan depan, dan ‘kesempatan’ membeli merchandise sebelum penonton lainnya. James mengaku tak bermaksud memasang harga $500 (Rp7 juta), tetapi biaya sewa gedung mengharuskannya melakukan itu.
“Aku sangat meminta maaf telah mengecewakan kalian semua,” tulisnya di Twitter. “Kami berusaha melakukan yang terbaik agar tur ini bisa memberikan pengalaman luar biasa kepada para penggemar tak peduli apa tiketnya.” Kebanyakan penggemar YouTuber cenderung masih anak-anak dan remaja, sehingga mereka tentu enggak mampu membeli tiket bertemu idolanya.
Memang, sih, ada banyak bintang pop yang bersenang-senang selama jumpa fans. Foto M&G Ariana kelihatannya seru abis. Rihanna juga heboh banget! Namun, acara ini bagaikan neraka bagi mereka-mereka yang kurang nyaman melakukannya. Avril Lavigne, misalnya. Selama sesi foto, Avril cuma bisa tersenyum kaku dan jaga jarak dari para penggemarnya yang tersenyum lebar.
Britney Spears adalah penyanyi hebat, tetapi tekanan yang dia dapat dari segala penjuru—terutama media—membuatnya mudah cemas berada di sekitar orang yang tak dia kenal. Hasilnya? Acara jumpa fans seharga $2.500 (Rp35 juta) menjadi sangat canggung, dan penggemar cuma diberikan waktu beberapa detik saja untuk bertemu dengannya.
Kalau dipikir-pikir lagi, apakah jumpa fans masih relevan di zaman serba terhubung seperti sekarang ini? Acara “intim” ini sangat digandrungi dulu karena kita cuma bisa melihat idola lewat TV atau pas nonton konser. Itu pun seringnya dari jauh. Jadi, M&G adalah satu-satunya kesempatan bagi penggemar untuk ngobrol langsung dengan idolanya.
Kemajuan internet meningkatkan kemungkinan penggemar berinteraksi dengan idolanya. Kalian bisa mengungkapkan dukungan lewat Twitter atau Instagram. Kalau tetap ingin ketemu langsung, kalian juga bisa nyamperin mereka ke hotel atau bandara — meski aku pribadi enggak menganjurkannya (tahu yang namanya privasi, kan?). Kedua cara ini jauh lebih mudah dan terjangkau. Kalian enggak mesti miskin mendadak buat ketemu idola doang.
Mengekspresikan kekaguman bisa dalam bentuk apa saja, salah satunya membeli karya mereka. Namun, apabila kekaguman itu sudah sampai pada keinginan berinteraksi, segalanya menjadi lebih kacau dan rumit. Ada penggemar yang sudah 19 tahun ingin bertemu Britney. Dia sengaja menurunkan berat badannya hingga 13 kg supaya bisa tampil keren saat foto bareng Britney nanti. “Aku bilang, ‘Halo, Britney. Selamat datang di Paris, kami sangat merindukanmu!’” tulisnya dalam blog tentang pengalamannya bertemu Britney. “Aku lupa dia merespons atau enggak, karena aku langsung disuruh foto bareng.” Sesi fotonya selesai sebelum dia sempat mengungkapkan kekagumannya.
Pepatah “Jangan pernah bertemu pahlawanmu” mungkin ada benarnya juga. Di era digital ini, apakah sebaiknya M&G ditiadakan saja? Kalau memang harus terus dilanjutkan, tak bisakah kita mengikuti jejak Taylor Swift yang enggak memaksa penggemarnya untuk bayar buat ketemu dia? Ibu Taylor bertugas mencari penonton beruntung supaya nantinya bisa diajak ke belakang panggung setelah konser anaknya selesai. Penggemar bisa ngobrol langsung dengan Tay Tay secara cuma-cuma.
Mungkin sudah saatnya kita mengidolakan seseorang sewajarnya saja. Tak perlulah menghabiskan uang hanya untuk bertemu mereka. Siapa tahu suatu saat nanti bisa ketemu di kafe atau di jalan. Kamu bisa mengobrol dengan mereka sesuka hati tanpa perlu bergantian dengan penggemar lain. Pengalamannya jelas akan lebih berharga karena tak ada paksaan sama sekali.
Artikel ini pertama kali tayang di i-D UK.