Saatnya kita bergerak. Selama satu hari didedikasikan khusus membahas problem lingkungan di Bumi, semua situs VICE Media Group mempublikasikan seri “CLIMATE UPRISE”: berbagai cerita tentang bencana iklim dan cara mengatasinya. Klik di sini bila kalian ingin mengenal anak muda lain yang fokus melawan perubahan iklim di berbagai negara. Bersama-sama, kita bisa menghindari berakhirnya peradaban yang datang terlalu cepat.
Jauh di dalam hutan Amazon — yang melintasi Venezuela, Guyana, Suriname dan Brasil — terdapat aktivitas tambang emas ilegal yang hasilnya nanti dijual ke pasar internasional melalui Georgetown di Guyana.
Videos by VICE
Diperoleh dari Sabuk Orinoco Venezuela, penambang menyelundupkan emas untuk menghindari sanksi Amerika Serikat. Pasalnya, tahun lalu pemerintahan Presiden Donald Trump menjatuhkan sanksi kepada Venezuela atas perusahaan tambang emas Minerven, sehingga dunia internasional tak lagi bisa mendapatkan emas dari sana.
Setelah memasuki pusat perdagangan Guyana, emas ilegal tersebut dibeli oleh perusahaan multinasional besar dan digunakan untuk memproduksi berbagai hal. Fakta ini dibeberkan dalam laporan investigasi yang diterbitkan pekan lalu oleh InfoAmazonia, kelompok peneliti yang memantau perairan Amazon.
“Eksportir berlisensi di Guyana menggunakan dokumen palsu untuk mengekspor emas ilegal ke penyuling Eropa, Amerika Utara dan Timur Tengah, yang entah tahu atau tidak bahwa mereka berurusan dengan logam beracun,” tulis Bram Ebus selaku peneliti utama InfoAmazonia.
“Setelah diolah menjadi emas batangan dan diberi cap penyuling, perusahaan internasional akan membeli logam mulia tersebut dan menjadikannya bahan dasar produk mereka.”
Hasil investigasi menemukan emasnya dijual ke penyuling logam seperti Tony Goetz di Belgia dan Argor-Heraeus di Swiss. InfoAmazonia melaporkan para penyuling ini terdaftar sebagai pemasok emas bagi perusahaan besar macam Apple, Sony dan Tesla yang menggunakan emas sebagai konduktor listrik pada papan sirkuit produk mereka. Starbucks bahkan membeli emas dari kedua penyuling itu.
Sejumlah perusahaan, seperti Apple, mengaudit rantai pasokan mereka untuk memastikan penyulingnya tidak membeli logam mulia ilegal. Pada Februari, Apple mengakhiri kerja sama dengan 18 smelter yang tidak mematuhi audit pihak ketiga. Masalahnya, sumber logam dan mineral sangat sulit dilacak karena dokumennya telah dipalsukan.
“Rezim [Presiden Nicolás] Maduro secara ilegal merampas kekayaan Venezuela dan membahayakan keselamatan penduduk asli dengan merusak kawasan lindung yang menyebabkan deforestasi dan hilangnya habitat,” Menteri Keuangan AS Steven T. Mnuchin menegaskan pada Maret 2019, ketika menjelaskan alasan AS menjatuhkan sanksi kepada Venezuela.
Aktivitas penambangan liar dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Setiap tahunnya, tambang emas melepaskan 800 ton merkuri di seluruh dunia. Proses pembuatan satu kilogram emas setidaknya menggunakan tiga kilogram merkuri. Pada situs tambang liar, sebagian besar merkuri dibiarkan mengaliri anak sungai Amerika Selatan dan berakhir di perairan Amazon. Logam berat ini dapat meracuni dan membunuh kehidupan laut.
Tambang emas ilegal di hutan Venezuela biasanya dijaga oleh geng kejahatan terorganisir seperti pasukan pemberontak Tentara Pembebasan Nasional Kolombia (ELN) dan komandan militer Venezuela yang korup. Menurut Ebus, pelanggaran HAM kerap terjadi di lokasi tambang ini.
“Pembantaian sering terjadi di situs pertambangan, dan pelakunya adalah kelompok bersenjata baik yang dibeking pemerintah maupun bukan,” terangnya. “Pelanggaran HAM seperti penghilangan paksa, pembunuhan, penyiksaan, perdagangan manusia dan kerja paksa menjamur di bagian selatan Venezuela — semuanya berkaitan dengan aktivitas pertambangan.”
Pejabat Guyana menyadari emas Venezuela diperdagangkan di negaranya oleh eksportir berlisensi, tapi mereka mengklaim sulit melacak asal-usul logam mulia tersebut.
Tindakan Amerika dimaksudkan untuk menghentikan perdagangan emas Venezuela yang unggul melalui cara ilegal. Namun, para oknum di Guyana membuktikan betapa mudahnya meloloskan diri dari sanksi AS dan memperoleh keuntungan dari emas Venezuela.