World News

Penelitian: Lockdown Mengacaukan Kesehatan Mental Manusia

Tak hanya kesehatan fisik, pandemi Covid-19 juga merugikan kesehatan mental seseorang.
orang belanja di supermarket
Foto oleh Chris Bethell. 

Pada bulan pertama setelah lockdown diterapkan di Inggris, sekelompok peneliti mengadakan survei untuk mengetahui bagaimana pembatasan ini memengaruhi kesehatan mental warga. Temuannya diterbitkan 21 Juli kemarin dalam jurnal The Lancet Psychiatry.

Dari 17.452 keluarga Inggris yang disurvei, peneliti menemukan lebih dari seperempat responden (27,3 persen) mengalami tingkat stres signifikan selama akhir April, dibandingkan dengan satu dari lima orang (18,9 persen) sebelum lockdown berlaku.

Iklan

Perempuan, kelompok usia 16-24, dan orang tua yang memiliki anak usia PAUD melaporkan kondisi kesehatan mental lebih buruk selama lockdown. Perempuan menghasilkan skor rata-rata 13,6 dari 36, lebih tinggi daripada laki-laki yaitu 11,5. Sekitar satu dari tiga perempuan (33,3 persen) mengalami stres, dibandingkan dengan satu dari lima laki-laki (20,4 persen).

Sementara perempuan cenderung memiliki tingkat stres lebih tinggi, peneliti menemukan lelaki mengalami tekanan mental yang berbeda-beda. Mereka menyarankan perlunya studi lebih lanjut terkait temuan ini.

Di saat lansia lebih rentan terhadap virus corona karena fisiknya lemah, anak muda melaporkan tingkat stres lebih tinggi akibat pandemi. Hasil surveinya menunjukkan responden pada rentang usia 16-24 dan 25-34 mengalami peningkatan stres terbesar, masing-masing 2,69 poin dan 1,57 poin.

Keluarga berpendapatan rendah lebih mungkin mengalami peningkatan stres selama lockdown. Mereka memiliki skor rata-rata 13,9 dari 36, sedangkan keluarga berpenghasilan tertinggi hanya menghasilkan skor rata-rata 12 dari 36.

Peneliti mengambil pertanyaan dari Kuesioner Kesehatan Umum, yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi gangguan kejiwaan kecil, untuk mengukur kondisi mental peserta. Peneliti meminta mereka melaporkan apakah selama dua minggu terakhir mereka pernah mengalami gejala-gejala seperti sulit tidur atau berkonsentrasi, kewalahan, atau sulit membuat keputusan.

Iklan

“Infeksi COVID-19 memiliki risiko besar terhadap kondisi fisik lansia, tetapi penelitian kami menunjukkan lockdown sangat memengaruhi kesehatan mental anak muda. Kami menyarankan kebijakannya memprioritaskan perempuan, anak muda dan orang tua yang memiliki anak usia PAUD guna mencegah terjadinya gangguan kejiwaan di masa depan,” kata profesor Kathryn Abel, psikiater dan peneliti senior dari Universitas Manchester.

Para peneliti menekankan hasil studi ini hanya didasarkan pada tanggapan survei, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami efek pandemi pada kesejahteraan mental seseorang.

Geoff Heyes, kepala kebijakan kesehatan di badan amal yang fokus pada kesehatan mental Mind, memberi tahu VICE News: “Pandemi corona merugikan kesehatan baik secara fisik maupun mental. Studi yang dilaksanakan Mind terhadap 16.000 peserta menunjukkan hasil serupa dengan survei dari Universitas Manchester. Lockdown meningkatkan stres pada anak muda, orang yang tinggal sendirian, dan mereka-mereka yang sudah mengalami gangguan kejiwaan.”

@RubyJLL

Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK.