Luar Angkasa

Bongkahan Meteorit Berusia Lebih Tua dari Bumi Ditemukan di Gurun Sahara

Meteorit itu serpihan protoplanet, ditaksir ilmuwan berusia sekitar 4,6 miliar tahun. Sudah ada jauh sebelum Bumi terbentuk.
[Kiri] Sampel meteorit EC 002 oleh Museum Mineral dan Permata Maine / Darryl Pitt; [Kanan] Gurun sahara oleh Dea / C. Sappa Contributor via Getty Images
[Kiri] Sampel meteorit EC 002 oleh Museum Mineral dan Permata Maine / Darryl Pitt; [Kanan] Gurun sahara oleh Dea / C. Sappa Contributor via Getty Images

Sejumlah ilmuwan menemukan meteorit kuno di gurun Sahara pada musim semi tahun lalu.

Meteorit, yang disebut Erg Chech 002 (EC 002), merupakan bagian dari kerak protoplanet super langka yang berumur lebih tua dari Bumi. Protoplanet adalah benda langit kecil yang berfungsi sebagai pembentuk planet. Studi yang terbit dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menjelaskan, penemuan batuan vulkanik tertua ini dapat membantu ilmuwan memahami pembentukan planet di awal tata surya.

Iklan

Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Jean-Alix Barrat, guru besar geokimia University of Western Brittany di Prancis, mengamati objek yang berasal dari masa pembentukan tata surya itu.

“EC 002 berbeda dari semua kelompok asteroid yang ada,” tulis peneliti. Dari objek-objek yang telah diidentifikasi, tak satu pun memiliki kemiripan dengan EC 002. Mereka juga mengungkapkan bongkahan purba itu sangat langka.

“Hal ini menunjukkan, protoplanet paling awal yang menempati tata surya — serta sebagian besar pecahannya — hancur atau diserap oleh planet berbatu yang sedang tumbuh. Benar-benar menakjubkan bisa menemukan meteorit yang berasal dari kerak purba,” peneliti melanjutkan.

Dinamai berdasarkan lokasi jatuhnya di bukit pasir Erg Chech Aljazair, EC 002 terdiri dari beberapa meteorit yang total beratnya sekitar 32 kilogram. Tim Barrat mengamati sampel, lalu menemukan kapan tepatnya bongkahan ini — yang sebagian meleleh menjadi lava — mengkristal sebagai batuan padat.

Sebagaimana dijelaskan dalam studi, analisis isotop magnesium dan aluminium menunjukkan bahwa meteorit itu berasal dari 4,566 miliar tahun lalu, menjadikannya “bagian kerak tertua” yang pernah ditemukan. Sebagai perbandingan, NWA 1119 yang ditemukan beberapa tahun lalu berusia sekitar 1,24 juta tahun lebih muda daripada EC 002. Sementara itu, Bumi baru muncul beberapa juta tahun setelah pembentukan batuan ini.

Iklan

Selain usianya yang tak tertandingi, EC 002 memiliki kandungan yang tidak biasa. Meteorit itu mengandung 58 persen silikon dioksida, menunjukkan bahwa badan kerak induknya terbuat dari andesit — berbeda dari basal yang umum ditemukan di daerah vulkanik aktif di Bumi.

Barrat dan rekan-rekan menduga kerak andesit ini dulu berlimpah dalam asteroid dan protoplanet, tapi menjadi sangat langka miliaran tahun kemudian. Protoplanet kuno merupakan bagian dari benda-benda yang lebih besar seperti Bumi, atau hancur berkeping-keping akibat tabrakan dengan batuan lain pada saat tabrakan benda luar angkasa masih sering terjadi di tata surya.

Peneliti memperkirakan EC 002 terpisah dari badan induknya karena sebuah tabrakan yang terjadi beberapa dekade setelah kerak protoplanet membeku dan mengkristal, mengungkapkan detail baru yang menakjubkan tentang embrio planet yang berkembang sebelum Bumi terbentuk.

“Meteorit ini adalah batuan magma tertua yang pernah diamati, dan memberi wawasan baru tentang pembentukan kerak purba yang menyelimuti protoplanet tertua,” simpul peneliti.