FYI.

This story is over 5 years old.

Metode Kencan

Bosan Pakai Tinder? Coba Aplikasi Ini, Mencocokkan Pasangan Berdasar Hal yang Sama-Sama Dibenci

Nama app-nya Hater. Cara kerjanya begini: kalau kalian sama-sama benci Taylor Swift, Papa Setnov, dan kurang suka jalan kaki, maka peluang kencannya sukses makin tinggi.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US

Pergi kencan sama orang yang benar-benar asing memang gampang-gampang susah. Soalnya, sebelum kencan—atau selama kencan—kita terpaksa terus nebak-nebak apakah kita dan orang ini punya kesamaan sama kita atau enggak. Kadang, proses nebak-nebak ini kalau dijalani dengan kurang hati-hati bakal berakhir runyam.

Makanya, daripada bingung menebak-nebak apa yang sekiranya juga disukai pasangan kencan kita, kenapa enggak sekalian saja kita kencan bareng orang yang membenci hal yang sama? Kira-kira begitulah ide sederhana di balik Hater, sebuah aplikasi kencan online yang menjodohkan penggunanya berdasarkan semua hal yang mereka benci.

Iklan

Aplikasi yang resminya diluncurkan pada 8 Februari lalu, menyodorkan berbagai macam topik bagi panggunanya—mulai dari ganja, belfie, gaya hidup anti zat perekat dan tentu saja Donald Trump—dan meminta mereka untuk geser ke kanan jika cinta mati pada sebuah topik, geser ke bawah jika sangat membenci topik itu, geser ke kanan jika menyukai topik tersebut dan ke kiri jika sebaliknya. Pengguna juga bisa mengganti topik jika enggak mudeng atau belum menentukan pendirian pada topik tertentu. Nah, dari sini, Hater akan mengelompokkan pengguna berdasarkan hal-hal yang bikin mereka keki.

Ketika diluncurkan, aplikasi ini punya stok topik sebanyak 2.000 buah. Cuma biar lebih rame, ke depannya, Hater bakal memperkenankan user mengunggah topik buatan mereka sendiri. Dengan cara ini, orang yang kadung empet sama Setya Novanto atau rencana revisi KUHP bisa saling kencan,

Ide pembuatan Hater awalnya cuma becandaan, menurut Brendan Alper selaku CEO Hater. Saat diwawancari The Cut, Alper mengatakan ide aplikasi tersebut mampir ke kepalanya ketika tengah memikirkan sketsa lawak.


Baca juga artikel VICE saat menyelidiki sisi horor dunia Tinder di Indonesia:

Alper meninggalkan pekerjaannya di Goldman Sachs demi mengejar mimpi menjadi penulis sketsa komedi di televisi. “Setelah dipikir-pikir lagi, saya jadi merasa, ide ini emang konyol, tapi sebenarnya malah masuk akal banget,” katanya.

Siapa sangka, intuisi Alper ternyata punya dasar ilmiahnya. Pada 2006, Jennifer Bosson, pakar psikologi sosial dari University of South Florida, menyimpulkan orang lebih mudah menjalin persahabatan lantaran sama-sama membenci sesuatu. Temuan ini sudah dipublikasikan oleh Bosson dalam beberapa laporan penelitian.

Memang, cinta, seperti kata Joy Division, "akan selalu memisahkan kita." Makanya, apa salahnya mencoba alternatif sebaliknya. Barangkali Hater dan kebencian bisa mendekatkan kita pada jodoh yang selama ini belum ketemu gara-gara kita terobsesi mencari kesamaan positif melulu. Kali ini, biarlah kebencian menjadi pandu cintamu!