FYI.

This story is over 5 years old.

ISIS

ISIS Kini Punya Drone, Jatuhkan Ratusan Bom Sebulan Terakhir

Pengamat intelijen memperoleh 113 foto yang menunjukkan upaya militan itu melawan balik di Irak menggunakan pesawat nirawak.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Ratusan gambar drone menjatuhkan bom di seputaran Irak berhasil diperoleh tim intelijen internasional. Gambar-gambar itu menunjukkan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kini sudah memiliki amunisi dan teknologi pesawat nirawak. Sejak akhir Januari hingga pertengahan Februrari, setidaknya ISIS menjatuhkan 113 bom menggunakan drone.

Nick Waters, analis militer dan intelijen dari organisasi Bellingcat, menduga perang drone akan menjadi strategi terbaru ISIS bertahan dari kepungan berbagai pihak. Dia memperoleh foto-foto itu setelah memantau situs propaganda ISIS yang memamerkan pemboman di berbagai lokasi. Gambar ini kemudian dia letakkan di satu akun dropbox agar bisa digunakan pengamat lainnya. Saat dihubungi Motherboard, Waters menyatakan jika para militan Daulah Islamiyah sedang senang-senangnya menggunakan drone untuk menyerang musuh di garis depan.

Iklan

"Patut kita ingat, foto-foto yang diunggah di situs ISIS hanya yang berhasil meledak. Kita belum tahu sebenarnya berapa kali mereka gagal melancarkan serangan menggunakan drone, berapa yang mengalami kendala teknis, atau berhasil dijatuhkan oleh pasukan koalisi di Irak," kata Waters. "Intinya, ISIS memang sekarang punya drone, tapi kita belum tahu seberapa efektif mereka menggunakannya."

Motherboard telah memperoleh informasi adanya serangan drone oleh militan ISIS berkat data-data dari seorang peneliti Harvard University. Pengamat dari Pusat Penangangan Terorisme Akademi Militer West Point menyatakan taktik ISIS menggunakan drone merupakan inovasi yang menarik. "Banyak hal yang bisa kami pelajari dari foto-foto tersebut," kata Don Rassler, peneliti Akmil West Point.

Waters sudah membuat kertas kerja analisisnya sendiri mengenai operasi drone Negara Islam. Dia memberi judul analisisnya Death From Above: The Drone Bombs of the Caliphate. Dalam kertas kerja tersebut Waters mengulas jenis drone yang dipakai, amunisi yang dijatuhkan, serta kampanye apa yang ingin dicapai ISIS dengan memamerkan foto-foto peledakan dari udara.

"Dalam rancang desain aslinya, drone sebetulnya lebih berguna untuk pengamatan intelijen serta pemetaan lokasin target," kata Waters. "Karenanya, menggabungkan pesawat drone dan bom membuat pola serangan ISIS lebih terarah serta membantu perwira lapangan mereka memetakan situasi lebih baik saat menghadapi kepungan musuh."

Iklan

Sebagai mantan personel infantri militer Inggris, Waters mengaku teknologi drone seperti yang digunakan ISIS sekarang akan sangat membantunya di masa lalu. Dia bisa membayangkan kini ISIS punya modal memadai untuk bertahan dari kepungan koalisi AS, Irak, dan Rusia sekaligus. "Dulu koalisi militer Barat di Irak menggunakan Desert Hawk, itu kalau dibandingkan drone milik ISIS jelek banget," kata Waters.

"Satu hal yang paling berbahaya adalah kemampuan ISIS sekarang untuk menyerang wilayah-wilayah musuh yang dulunya dianggap aman," kata Waters. Militan khilafah Islamiyah kini punya kemampuan mengejutkan lawan. "Mungkin tidak akan menyebabkan banyak kerusakan, tapi pasukan yang hendak merebut kota-kota yang dikuasai ISIS sekarang wajib memperhatikan angkasa juga. Efek negatifnya lebih karena menyibukkan saja sih."

Belum jelas dari mana ISIS membeli drone-drone tersebut. Namun memperoleh drone sekarang bukanlah urusan yang rumit. Sejak tahun lalu, harga drone yang bisa melakukan bermacam manuver sudah semakin murah saja. Sedangkan untuk amunisinya, Waters menyimpulkan ISIS membuat roket atau bom sendiri. Artinya drone mereka sebetulnya adalah drone pengintai sipil yang dipasangi bom. Berbeda dari drone milik militer AS yang memang dirakit sebagai alat perang.

"ISIS tampaknya sudah bisa merakit persenjataan sendiri dalam skala industrial atau itu menggambarkan para militan sebetulnya berhasil merebut banyak amunisi dari pasukan Irak di masa lalu," ujarnya.