Judul berita sebuah artikel emang sering diharapkan jadi hook yang bisa narik pembaca meng-klik tautan, atau syukur-syukur membaca tulisan. Sebelnya, kadang judul terlalu sengaja dibuat kontroversial dan sering bikin kita salah tangkep. Dengan budaya baca kita yang belum mantap-mantap banget, judul tulisan seringkali dijadikan acuan buat menyimpulkan isi tulisan. Dampaknya? Selain pemahaman soal isu yang tidak menyeluruh, salah kira nama orang juga sering terjadi. Beberapa media seringkali sengaja menciptakan kondisi ini.
Semalam, dua kali frasa “Dr. Boyke meninggal” masuk trending topic Google. Berita ini jelas mengandung hasrat pancingan yang besar sekali. Di Indonesia, nama Dr. Boyke yang dikenal masyarakat luas tentu saja adalah Dokter Boyke Dian Nugraha sang seksolog tenar – figur yang bisa koar-koar soal penis dan vagina dengan cas-cis-cus di tivi memberikan kita pendidikan seksual dengan frontal di kala kita masih malu mengakui bahwa kita membutuhkannya.
Videos by VICE
Di tautan ini, target media iseng dibuat penasaran karena judulnya tertulis “Inalillahi, Dokter Boyke Meninggal Dunia”. Bahkan, situs media Suara membungkusnya dengan lebih dramatis: “Dokter Boyke Meninggal Dunia, Prabowo Bersedih: Dia Patriotik”. Apakah Menteri Pertahanan pernah berkonsultasi ke Dokter Boyke yang kita semua kenal itu? Apa masalahnya? Jelas saya tidak tahu. Yang saya tahu, judul tersebut jelas mengundang pembaca mengetuk berita, hanya untuk mengetahui bahwa Boyke yang dimaksud adalah Dokter Boyke Setiawan sang Rektor Universitas KEbangsaan Republik Indonesia (UKRI) yang meninggal dunia pada Rabu (8/1) kemarin.
Kejadian ini enggak pertama kali dilakukan di kasus Dokter Boyke. Hal sama dilakukan, bohong kalau kaget, Tribunnews dalam meliput meninggalnya seorang pria di atas kapal dalam perjalanan menuju Tanjungbalai Karimun, Kepulauan Riau. Karena kebetulan sang pria bernama Ahok, Tribunnews memberi kita terapi jantung beberapa detik dengan judul bombastis: “INALILAHI Ahok Ditemukan Meninggal di Atas Kapal Dalam Perjalanan dari Batam ke Karimun, Penyakit Ini”.
Jangan tanya ke saya mengapa judul ini kok gantung banget. Ini saya kutip persis aslinya se-kapital-kapital dan typo-typo-nya.
Judul berita kayak gini jelas bikin kita enggak kuasa menahan hasrat membaca. Ngapain Ahok yang lekat dengan nama mantan Gubernur Jakarta itu di atas kapal di Kepulauan Riau? Apakah doi mau nyebrang diem-diem ke Singapura? Kita-kita yang udah keburu ngeklik beritanya langsung kesel sendiri ketika Ahok yang dimaksud berita adalah seorang pria lain yang namanya juga Ahok.
Belum cukup? Mari tengok situs berita Okezone. Empat tahun lalu, mereka pernah bikin berita dengan judul “Setya Novanto Ditemukan Tewas Mengambang di Pantai Baron”. Gila! Saat itu kan doi lagi jadi Ketua DPR yang sibuk ngurusin rakyat kecil, kok bisa-bisanya punya waktu main ke Pantai Baron? Emang enggak bete naik-turun tanjakan dari Jogja ke Gunungkidul?
Ternyata, Okezone memanfaatkan nama asli korban, Dwi Setya Novanto, untuk bikin calon pembaca kaget dengan menghilangkan nama depannya sehingga korban dikira Setya Novanto sang Ketua DPR RI, otomatis semakin tinggilah urgensi membaca beritanya. Berita aslinya, Dwi Setya adalah anak berusia 12 tahun yang tenggelam saat berenang di Pantai Baron.
Saya hanya berharap, semoga media-media ini enggak kelewatan dan nanti kepikiran bikin judul: “Tuhan Hadiri Rapat Warga Dusun Krajan, Banyuwangi”
More
From VICE
-
Westend61/Getty Images -
Illustration by Reesa -
Screenshot: Midwest Games -
Screenshots: TE NET, FLAT28