Suatu hari, saat aku sedang gabut di rumah, aku iseng berselancar di dunia maya untuk mengisi waktu senggang. Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba aku menemukan situs Asosiasi Conchology Kerajaan Belgia, yang merupakan perkumpulan kolektor cangkang kerang di Belgia. Terdorong rasa penasaran, aku pun mengubek-ubek isi situsnya dengan harapan mempelajari lebih dalam komunitas unik ini.
Rupanya, mereka rutin mengadakan pameran cangkang di Antwerpen sejak 1991. Dalam acara itu, para kolektor dikatakan bisa memamerkan, menambah koleksi hingga berdiskusi dengan sesama pencinta cangkang kerang. Tempat tinggalku tak jauh dari situ, tapi aku benar-benar baru tahu sekarang, ternyata di dekatku ada kebersamaan yang terjalin erat berkat hobi mengumpulkan cangkang.
Videos by VICE
Kebetulan sekali, komunitas pencinta kerang laut di Antwerpen akan mengadakan konvensi dalam waktu dekat. Aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini! Aku juga mau bertemu teman baru sesama pencinta cangkang, meski aku pribadi enggak mengoleksinya.
Dua minggu kemudian, hari yang kutunggu-tunggu akhirnya tiba. Aku berangkat ke Edegem, berjarak sekitar tujuh kilometer dari Antwerpen, sambil membawa kamera analog. Siapa tahu saja ada momen menarik yang bisa diabadikan selama aku di sana. Setibanya di lokasi, aku sempat kebingungan mencari pintu masuk, tapi untung saja aku melihat orang-orang mengenakan kaus bergambar kerang laut.
Aku membuntuti mereka, dan masuklah aku ke dalam gedung pameran. Deretan meja yang berjejer sepanjang 400 meter, dengan berbagai koleksi cangkang di atasnya, menjadi pemandangan pertama yang kusaksikan. Para kolektor menjual cangkang yang mereka temukan dari seluruh dunia. Semua cangkang yang dipajang di atas meja masing-masing diberi nomor.
Koleksi cangkang sudah menjadi hobi manusia sejak dulu kala. Para leluhur kita di Zaman Batu bahkan senang memakai kalung kerang. Seperti yang telah kita ketahui, cangkang adalah kerangka luar moluska, atau kelompok hewan invertebrata yang bertubuh lunak dan sebagian besar hidup di laut. Cangkang akan terlepas dari tubuh moluska begitu hewan itu mati. Dari situlah, manusia mengambil cangkang dari pantai dan menjadikannya pajangan untuk mempercantik rumah mereka.
Di pameran itu, aku menghampiri Eddy Wilmet, pakar siput karang yang bernama ilmiah Muricidae. Bagi lelaki yang setiap harinya berurusan dengan kasus pembunuhan, ada semacam hiburan tersendiri dari mengoleksi cangkang. “Pekerjaanku [sebagai detektif] bikin stres,” ungkapnya.
“Jadi aku ingin meluangkan waktu dengan mengoleksi kerang.” Menurutnya, baru-baru ini dia liburan ke Denmark cuma untuk mengambil satu cangkang saja. Eddy lalu memberiku cangkang Ocinebrellus inornatus sebagai kenang-kenangan. Katanya dia menemukan cangkang itu di Zealand, wilayah timur laut Denmark.
“Pameran ini mirip toko permen raksasa,” tutur pedagang yang kutemui selanjutnya. Orang itu menjajakan berbagai variasi kerang warna-warni. “Cangkang milikku tidak berasal dari air, tapi tumbuh di hutan,” imbuhnya.
Ketika sedang melihat-lihat dagangan cangkang, aku memperhatikan seseorang sibuk menggosok cangkang pakai baby oil. Aku bertanya buat apa, dan dia menjelaskan baby oil bisa mempertahankan kelembapan cangkang. “Baby oil bisa dibilas, jadi tidak akan masalah,” ucapnya. Perempuan itu mengaku tertarik mengoleksi cangkang karena warna dan bentuknya yang indah. “Rasanya jadi ingin mengoleksi terus,” kata perempuan itu.
Kebanyakan pencinta cangkang menghadiri pameran ini untuk keperluan riset, meski tak sedikit juga yang datang sekadar untuk mengagumi keindahannya. Beberapa anggota asosiasi conchology begitu memahami dunia per-kerang-an sampai-sampai mereka mampu menemukan jenis cangkang baru. Banyak cangkang diberi nama sesuai nama penemunya.
David dan Kevin Monsecour, alias “Shell Brothers”, memberi diskon besar-besaran untuk barang dagangannya. Orang cukup membayar 1 Euro (Rp15 ribu) untuk lima buah cangkang. Keduanya mengaku senang melihat betapa sukses pameran tahun ini. Menurut mereka, biasanya hanya anggota dan orang-orang terdekat yang mendatangi konvensi tersebut. Tapi tahun ini, semakin banyak anak muda yang menunjukkan ketertarikan mereka pada koleksi cangkang.
Setelah itu, para pengunjung diminta memilih cangkang favorit mereka. Aku memilih cangkang nomor empat yang ukurannya paling kecil daripada cangkang lainnya. Seseorang memberitahuku cangkang itu termasuk langka. Jumlahnya kurang dari 50 di seluruh dunia.
Penghargaan cangkang kerang tercantik diberikan kepada David Monsecour, ketua Asosisasi Conchology Kerajaan Belgia yang mengoleksi cangkang super langka Morum (Oniscidia) veleroae. Ada juga penghargaan pengunjung terbaik, yang diserahkan kepada Ronald Bienfet dan cangkang Tridacna miliknya.
Lalu bagaimana dengan diriku? Hmm, sepertinya ini akhir pekan paling luar biasa yang pernah kulewati.