Banyak orang bilang Pulau Great Barrier memiliki bentang alam yang paling indah dan murni di Selandia Baru. Belum pernah ke sana? Saya juga kok. Banyak orang sama aja nasibnya. Mungkin karena tempatnya susah dijangkau.
Soalnya, untuk ke sana kamu harus naik feri dari Kota Auckland selama lima jam, yang pasti terasanya panjang banget. Apalagi kalau kamu gampang mabuk, dan akhirnya terpaksa memuntahkan makan siang yang dilahap buru-buru demi ngejar kapal.
Videos by VICE
Kadang saking tinggi gelombang lautnya, feri ini harus putar balik. Penumpang enggak bisa protes. Itulah realitas transportasi di Selandia Baru. Kalau cuaca buruk, miliarder sekalipun tak boleh mengeluh.
Kalau kamu enggak suka perjalanan lewat laut, kamu bisa naik pesawat paling kecil yang pernah kulihat. Saat menaiki pesawat yang cuma muat delapan penumpang ini, kamu pasti bingung gimana hukum fisika mengizinkan pesawat ini terbang. Intinya, penerbangan pesawat perintis ini bukan buat penakut.
Membawa mobil naik ke feri juga ribet dan mahal, walaupun bisa jadi pilihan lain. Sebelum memutuskan sok kaya dan pelesir ke Pulau Great Barrier, kamu harus hati-hati melewati jalanan terpencil di pulau. Jalannya peninggalan abad lalu, sempit, dan bisa sangat berbahaya bagi pengunjung yang terbiasa menyetir di jalan yang muat dua mobil sekaligus.
Jangan lupa, pulau ini sangat kecil dan terpencil. Karenanya tidak ada supermarket kecuali minimarket yang harganya agak kemahalan dan beberapa restoran. Kamu harus membuat rencana sebelum kamu sampai di sana, dan membawa bekal makanan yang memadai. Lupa bawa cemilan? Pasrah aja deh. Beli jajanan di sana mahal banget.
Tidak ada listrik di pulau ini, jadi semuanya serba jadul. Penduduk setempat terpaksa menggunakan genset yang berisik. Saking berisiknya, Dewan Kota Auckland terpaksa menerapkan aturan tingkat kebisingan maksimum bagi siapapun yang menyalakan genset pada pagi hari karena banyak warga mengeluh.
Tonton dokumenter VICE saat mendatangi lomba menunggangi kerbau liar dengan risiko kematian membayangi pesertanya:
Karena listrik mengandalkan genset, dampaknya sering mati lampu di pulau ini, enggak perlu kaget. Oh ya, di bagian utara pulau ini, tidak ada sinyal seluler—kalian para vlogger bakal kesulitan nge-livestream semua yang kalian lakukan.
Dengan semua kekurangan yang sudah dijelaskan di atas, nyatanya fotografer asal Selandia Baru Lola Wright sangat yakin dia mau pensiun di pulau ini. Mau bagaimana lagi. Ini memang pulau surga.
Foto-foto yang dia dapatkan setelah tetirah di Pulau Great Barrier menjelaskan kenapa lokasi tersebut punya julukan surga di muka bumi.
Ikuti Lola di Instagram dan lihat foto-fotonya yang lain di sini.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE Selandia Baru