Kurang lebih 40 tahun setelah mendokumentasikan kelahiran kancah punk di Inggris, Derek Ridgers masih bersedia ngobrol tentang foto-foto yang terlalu sering ditanyakan orang kepadanya ratusan kali atau mungkin lebih.
Fotografer terkemuka ini baru saja merilis buku kumpulan foto baru. Jika kalian familiar sama foto-foto ikon punk yang diambil oleh Derek pada awal dekade 1970-an, buku terbarunya ini—judulnya sederhana banget, Derek Ridgers: Photographs—didominasi arsip foto para ikon rock n roll miliknya yang tak sempat dipamerkan atau dikenal penggemar fotografi musik.
Videos by VICE
Kebanyakan foto ini diambil semasa Derek keliling dunia, memotret sosok-sosok penting dalam kancah rock mulai dari Frank Zappa, The Rolling Stones, Michael Stipe, Jarvis Cocker, Kylie Minogue, hingga Robbie Williams untuk diterbitkan di i-D, The Face, dan Majalah NME. Sebuah capaian yang tak buruk-buruk amat untuk lelaki memulai karir fotografinya dengan mengabadikan konser punk kecil-kecilan di Hammersmith Palais dengan kamera Nikkormat bekas.
“Saya sih enggak akan bosen ngobrol tentang subyek foto favorit saya,” katanya.
Derek mulai mendalami fotografi setelah dianjurkan membawa pulang sebuah kamera dari kantor periklanan tempatnya bekerja. Waktu itu usianya baru saja menginjak kepala dua. “Saya memotret apapun selagi saya bisa,” kenangnya. “Jika sedang pergi ke klub, saya menunggu di toilet atau anak tangga. Saya tak akan berada di tengah kumpulan penonton. Yang saya lakukan cuma mengamati. Toh pada akhirnya, orang yang ingin masuk potret buatan saya akan datang dengan sendirinya.”
Dia lantas menjelaskan bahwa kadang dari 500 orang pengunjung klub, cuma sepuluh orang yang pantas dipotret.
“Saya akan memotret ke sepuluh orang tersebut dan mereka jadi orang yang akan dikenang orang,” katanya. “Kesepuluh orang itu boro-boro akan ingat saya—fotografer dengan kerah baju yang terbuka dan memakai celana jins. Tapi, ya orang-orang macam ini jumlahnya juga sedikit.”
Seiring makin populernya nama Derek, bertambah banyak proyek yang harus dia tangani. Derek merambah kancah musik yang lebih luas. Subyek fotonya mencakup pula sosok di luar punk dan rock, macam Damon Albarn, Shane MacGowan, Neneh Cherry, Nick Cave, hingga Snoop Dogg.
Derek sendiri menyebut era tersebut sebagai “pengembaraan fotografi keduanya,” sebuah karir memotret sepanjang 20 tahun yang mengubah profesinya dari tukang potret klub malam London yang gelap, menjadi juru foto musisi kelas dunia yang karynya banyak diputar di klub-klub itu.
Akan tetapi, transformasi tersebut tak selalu berjalan seperti yang diinginkan Derek.
“Hal paling buruk apa sih yang bisa menimpa kalian jika kamu menghampiri orang lain dan meminta izin untuk memotret mereka?” ungkapnya. “Ya mereka bisa menendang biji pelirmu, menyerang atau mengancammu. Tapi, jika kamu punya izin untuk memotret musisi, mereka justru seringkali malas dipotret. Mereka punya kesibukan lain. Mereka malas nongkrong dengan saya. Imbasnya, foto yang kamu ambil pertama harus sempurna karena kamu mungkin tak punya kesempatan kedua.”
Nah, perkara mengambil foto sempurna pada kesempatan pertama, Derek memegang teguh prinsipnya. “Saya enggak mau sok-sok mengintip jiwa mereka dan membedahnya dengan pisau analisis psikoanalisa,” katanya. “Saya cuma mengarahkan kamera. Itu tok.”
“Kamera itu jujur kok,” lanjutnya. “Setengah perjuangan ketika mendapatkan foto yang bagus adalah berusaha menyingkirkan egomu. Jangan terlalu saklek sama rumus-rumus tertentu. Biarkan kameramu bekerja.”
Semua foto diunggah seizin Derek Ridgers. Buku koleksi foto terbarunya diterbitkan oleh Carpet Bombing.
Artikel ini pertama kali tayang di i-D UK