The VICE Guide to Right Now

Ilmuwan AS Mengembangkan Pil yang Bisa Hentikan Kebiasaan Ngorok Kencang

Mendengkur bukan sekadar perkara mengganggu orang di sekitar, tapi juga indikasi gangguan tidur yang bisa membahayakan kesehatan.
Tips Mengurangi Mendengkur Saat Tidur Pil untuk Berhenti Ngorok
Foto ilustrasi oleh Vladislav Muslakov via Unsplash 

Kalian pernah kesulitan tidur karena orang di kasur atau kamar sebelah ngoroknya kenceng banget? Suara dengkuran adalah problem banyak orang. Tapi, kita bisa mulai berharap penelitian di Amerika Serikat ini bisa membuahkan hasil. Sebab, tim ilmuwan di sana sedang mengembangkan pil yang diharapkan bisa mengurangi, bahkan menghilangkan, intensitas dengkuran seseorang.

Tim peneliti tersebut dibiayai oleh perusahaan farmasi Apnimed, secara spesifik mengembangkan pil yang diberi kode AD109. Fungsi pil tersebut mengatasi gejala gangguan tidur, atau oleh dokter biasa dijuluki OSA. Gejala OSA yang paling sering terjadi adalah hambatan udara keluar masuk hidung dan mulut kita selama tidur.

Iklan

OSA adalah penyebab utama seseorang kesulitan bernapas saat terlelap, yang berujung pada dengkuran. Berdasar uji coba selama setengah tahun terakhir, pil yang dikembangkan Apnimed mampu mengurangi kebiasaan ngorok secara signifikan. Pil tersebut perlu diminum saban hari, tapi baru lolos uji tahap pertama, sehingga butuh waktu lebih lama sebelum bisa dikonsumsi publik.

Tim berbeda meneliti metode mengurangi dengkuran di Boston, Amerika Serikat, pada 2018 lalu. Para ilmuwan meneliti 20 pasien, memberi beragam terapi, kemudian menyimpulkan kalau pemberian resep atomoxetine dan oxybutynin efektif mengurangi dengkuran hingga 50 persen. Bahan yang dipakai tak jauh berbeda dengan pil yang dikaji Apnimed.

Atomoxetine biasanya digunakan untuk penderita ADHD dan autisme, fungsinya meningkatkan kelenjar kimia norepinephrine di otak. Meningkatnya norepinephrine akan membuat otot lebih rileks, sehingga pernapasan kita tak terganggu selama tidur.

Sementara dari temuan tim Apnimed, oxybutynin efektif melemaskan otot lidah, yang sering menghambat aliran udara dari mulut masuk ke paru-paru selama kita terlelap. Sejauh ini, dari catatan Apnimed, tidak ada efek samping yang dirasakan oleh responden

“Sejak awal kami berharap obatnya bisa dikonsumi secara aman, nyaman, dan efektif untuk mengatasi persoalan dengkuran,” kata juru bicara Apnimed lewat keterangan tertulis.

Di banyak negara, angka orang yang mengalami gangguan tidur cukup tinggi, di antara rentang 2 persen hingga 9 persen populasi penduduk dewasa. Persoalannya, gangguan tidur sering diremehkan, dan orang jadi mengalami persoalan kesehatan karenanya. Kalau mau terapi tanpa obat, pakar kesehatan menyarankan tukang ngorok lebih rajin berolahraga dan tak lagi merokok.