Tawuran Pelajar

Pelecehan Seorang Pelajar Perempuan Memicu Tawuran Dua SMA di Gorontalo

Jadi bingung nih. Alasannya tawuran perlu kita dukung atau enggak ya?
Pelecehan Seorang Pelajar Perempuan Memicu Tawuran Dua SMA di Gorontalo
Foto hanya ilustrasi bentrokan pelajar. Foto oleh Adek Berry/AFP

Pelecehan seksual yang dialami seorang siswi memicu tawuran besar dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Gorontalo, Sabtu (29/2) pekan lalu, sekitar jam 12 siang waktu setempat. Penyebabnya, seorang siswi SMK 5 ditarik tali behanya sampai putus oleh seorang siswa satu sekolahnya. Ia lantas mengadu ke pacarnya yang bersekolah di SMK 3. Dari situ, sang kekasih mendatangi SMK 5 untuk meminta pertanggungjawaban.

Iklan

"Kejadiannya dua minggu lalu. Pacarnya mendatangi SMK 5 Kota Gorontalo untuk melakukan pembelaan, dan akhirnya dirinya sendiri dikeroyok oleh siswa SMK 5 Kota Gorontalo," kata Staf Kesiswaan SMK 5 Kota Gorontalo Andri Muda kepada Liputan6.

Enggak terima kawannya dikeroyok, siswa-siswa SMK 3 lainnya berencana membuat perhitungan lanjutan dengan SMK 5. Diduga kuat motif tawuran terjadi karena rasa dendam dari pengeroyokan itu. Kata Andri, sebenarnya kasus pengeroyokan satu lawan banyak tadi ini sudah ditangani kepolisian. Bahkan, sudah dibuat perjanjian damai yang disepakati di depan polisi dan orang tua masing-masing. Sayang, tidak ada kabar siswa pelaku pelecehan narik beha yang enggak lucu banget itu dihukum gimana.

Karena perjanjian itulah, pihak sekolah menduga si pacar yang dikeroyok tidak ikut tawuran, melainkan cuma teman-temannya yang masih enggak terima.

"Tapi untuk siswa yang merupakan pacar dari siswi SMK 5 Kota Gorontalo adalah siswa yang berprestasi, jadi siswa itu tidak mungkin melakukan itu, tapi teman-temannya yang mungkin saja tidak senang dengan kejadian itu," ungkap Andri. Bentar deh, logika siswa berprestasi enggak mungkin tawuran bukannya sama kayak nganggep Anies Baswedan enggak mungkin salah menangani banjir hanya karena doi adalah mantan rektor alias enggak relevan banget ya.

Kepala SMK 3 Kota Gorontalo Ishak Piu mengonfirmasi kebenaran siswa sekolahnya yang menyerang SMK 5 untuk tawuran. Dirinya mengaku mendapat informasi dari Kepala SMK 5 bahwa ada penyerangan dan pelemparan batu ke sekolah. Pihak sekolah yang mendapat informasi waktu dan tempat terkait adu kekuatan ini segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

Iklan

Berkat kerja sama kepolisian dan guru, mereka mengamankan satu siswa yang diduga dalang tawuran. Di samping itu, koalisi guru-polisi mendapati bahwa selain siswa, ada juga orang-orang berpakaian preman ikut campur dengan membawa senjata tajam. Sampai hari ini, polisi masih melakukan pendalaman motif. Ishak menjanjikan seluruh anak didiknya yang terlibat tawuran akan dikeluarkan dari sekolah.

Tawuran akibat hubungan asmara antarsiswa, meski sebabnya berbeda, juga terjadi di Jambi seminggu lalu. SMK 3 Kota Jambi bentrok dengan SMKN 1 Kota Jambi di jalan A. Thalib, Telainaipura, Senin minggu kemarin (24/2) sekitar jam 3 sore.

"Awalnya tuh mereka gara-gara cewek. Anak STM tu datang ke sini betinju depan gerbang. Sayo pisahin lah, Bang," ujar Hendra, salah satu pedagang yang mangkal di depan gerbang sekolah. Tawuran yang melibatkan puluhan pelajar ini akhirnya diamankan Polsek Telainaipura.

Tapi kalau perkara cinta, tawuran antar-SD di Makassar ini lumayan bikin geleng-geleng. Pada Desember 2017, sekelompok siswa SD saling berteriak, berkejaran, dan mencoba menyerang menggunakan balok kayu di depan SD Negeri Sudirman, Makassar.

Kepala SD Sudirman III Muchtar mengatakan kejadian itu terjadi saat kelompok SD Negeri Gaddong mendatangi SD Negeri Sudirman III. Tujuannya, mau menemui siswa yang membuat cinta seorang siswa SD Gaddong bertepuk sebelah tangan.

"Siswa SDN Gaddong itu menaruh hati kepada salah seorang siswi di SDN Sudirman. Dia pun ditolak cintanya, kabarnya ditolak karena siswi itu suka sama teman sekolahnya sendiri di SDN Sudirman," kata Muchtar.

Cinta monyet bisa menyeramkan gini yak.