Dari segala macam binatang mematikan yang hidup di Australia, Irukandji mungkin salah satu yang paling patut diwaspadai. Ubur-ubur yang besarnya tak lebih besar dari koin lima sen ini ditakuti karena bisa menyebabkan kondisi fatal bernama “ Irukandji Syndrome.” Tak heran, Irukandji dinggap sebagai salah satu ubur-ubur paling kecil sekaligus paling mematikan di seluruh penjuru dunia.
Habitat asli Irukandji sebenarnya terletak kawasan pantai utara Austalia. Makanya, penduduk kawasan di sekitarnya, seperti Cairns, Port Douglas dan Bundaberg gemar berenang di pantai menggunakan “stinger suit” alias baju renang yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka.
Videos by VICE
Namun, baru-baru ini beredar sebuah berita yang meresahkan: ubur-ubur kecil mematikan ini mulai bermigrasi ke arah selatan Australia.
Sejumlah pakar sudah mengemukakan kekhawatiran mereka menyangkut persebaran hewan kecil mematikan ini sejak seekor Irukandji tertangkap di kawasan pantai Fraser Island awal tahun ini. Dalam sebuah laporan menyangkut penemuan ubur-ubur berbahaya ini dikeluarkan oleh Climate Council of Australia—judulnya Icons at Risk: Climate Change Threatening Australian Tourism—turis yang mengunjungi pantai timur Australia diminta mewaspadai serangan Irukandji.
“Ubur-ubur Irukandji tengah bermigrasi ke arah selatan dan musim penyebaran mereka makin panjang,” seperti yang dikutip dari laporan tersebut. “Irukandji sudah ditemukan menyebar jauh ke selatan seperti kawasan Hervey Bay dan Fraser Island. Bahkan, migrasi Irukandji diperkirakan bisa mencapai kawasan Gold Coast.”
Penyebab perpindahan Irukandji ke arah selatan disebabkan oleh perubahan iklim. Meningkatnya suhu permukaan lain menyebabkan ubur-ubur semakin bergerak meninggalkan kawasan ekuator. Jelas, ini jadi kabar menyeramkan bagi siapapun yang ingin plesiran ke daerah pesisir timur Australia.
Irukandji menyerang mangsanya dengan menembakkan alat penyengat. Jika berhasil mendarat di tubuh musuhnya, penyengat ini akan menyuntikkan racun yang bisa memicu pendarahan otak yang fatal. Belum lagi, racun tersebut juga menyebabkan mangsa Irukandji merasa ingin cepat mati, seperti yang pernah dijelaskan oleh Lisa-Ann Gershwin, pakar biologi kelautan dan ubur-ubur kepada VICE pada 2015 lalu.
“Racunnya tidak membuat korbannya takut. Sebaliknya, korban tahu dia akan mati dan ingin segera menuntaskan penderitaannya,” ujar Gershwin. “Beberapa orang menjelaskan gejala racun Irukandji sebagai ketakutan kalau mereka justru tak akan mati (dan terus menderita).”