Pada Jumat pekan lalu, sekitar 80 pengunjuk rasa berkumpul di depan kantor kedutaan besar Tiongkok di Marylebone, London untuk memprotes kekejaman yang dilakukan Tiongkok terhadap etnis minoritas Uighur. Aksi ini berawal dari twit viral yang disampaikan oleh pengguna Twitter @SadeJonelle.
Hati Sade Sawyers tersentuh setelah menonton video tentang jutaan masyarakat Uighur yang mendekam di kamp konsentrasi di wilayah Xinjiang. Dia lalu menggerakkan massa melalui media sosial Twitter, yang postingannya kini telah di-retweet 34.000 kali.
Videos by VICE
Dia terkejut saat melihat postingannya cepat viral, padahal jumlah pengikutnya saat itu tidak banyak. “Saya nge-DM teman Instagram, ‘Sudah tahu ini belum? Parah banget, ya. Kayaknya aku kepengin gelar demo.’ Dari situ, twitnya viral dan orang-orang mulai me-retweetnya… Padahal saya cuma punya 30 pengikut minggu lalu!”
“Saya benar-benar baru tahu soal ini minggu lalu, padahal kasusnya telah beberapa tahun berlangsung. Motto saya, kalian harus berani menyuarakan kebenaran jika merasa ada isu yang mesti diselesaikan.”
VICE UK menanyakan pendapat sejumlah orang yang menghadiri aksi ini.
RUHANA, 22, BARU LULUS KULIAH
VICE: Halo Ruhana. Kenapa kamu ikut demo?
Ruhana: Saya ingin memprotes kamp penahanan Uighur. “Pusat pendidikan ulang” hanyalah alasan belaka. Yang sebenarnya terjadi adalah budaya Uighur dimusnahkan. Mereka dicuci otak dan dipaksa mengadopsi budaya Han. Belum banyak orang mengetahui ini jadi saya ikut demo untuk meningkatkan kesadaran [soal Uighur].
Menurutmu, apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah berbagai negara terkait isu ini?
Semua pemerintahan harus membahasnya, lalu menekan Tiongkok untuk segera bertindak dan menghentikan pusat penahanan.
Apa yang ingin kamu katakan kepada orang-orang yang baru mengetahui masalahnya sekarang?
Ikuti beritanya dan cari tahu apa yang sedang terjadi. Isu Uighur sudah berlangsung sejak 2014. Saya mendorong orang-orang untuk menghadiri demo jika memang ada. Dukung juga gerakan online yang memperjuangkan hak-hak orang Muslim Uighur.
Sebagai orang Islam, apakah situasi ini berdampak padamu?
Saya memang orang Muslim, tapi ini bukan isu agama. Ini masalah genosida dan kemanusiaan.
LAURA, 21, MAHASISWI
VICE: Apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah Inggris terkait isu ini?
Laura: Tak banyak orang di Barat yang mengetahui isu Uighur, jadi media harus lebih sering memberitakannya supaya orang-orang bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi di sana. Perbanyak aksi protes untuk memperjuangkan hak mereka.
Kapan kamu mulai mengetahui masyarakat Uighur di Tiongkok diperlakukan [secara diskriminatif]?
Beberapa minggu lalu. Saya rasa orang-orang lebih sibuk membicarakan pandemi […] jadi hal lain dianggap kurang penting. Rupanya wajib bermasker di luar rumah tidak seburuk dianiaya hanya karena agamanya.
Apa saranmu untuk orang-orang yang baru tahu masalahnya sekarang?
Mengedukasi diri dari sumber tepercaya itu penting karena banyak pemberitaan salah belakangan ini. Dengarkan aktivis karena biasanya mereka memiliki informasi terbaik. Kalian juga bisa aktif menyuarakannya secara langsung atau lewat media sosial.
MUSTAFA, 21, MAHASISWA
VICE: Apa yang membuatmu tertarik ikut demo?
Mustafa: Saya ingin membela warga Uighur dan meningkatkan kesadaran terhadap penderitaan yang dialami oleh mereka. Saya ingin orang-orang tahu bahwa pemerintah Tiongkok telah melakukan pembersihan etnis.
Sejak kapan kamu tahu tentang kondisi etnis Uighur?
Sekitar satu atau dua tahun lalu. Dosen kampus mulai mengajarkan hak-hak masyarakat Uighur. Saya rasa situasinya semakin memburuk sejak itu, dan saya pribadi kepengin melakukan sesuatu dan meningkatkan kesadaran tentang isu ini.
Apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah Inggris?
Saya tahu pemerintah enggan menjatuhkan sanksi pada Tiongkok karena negara ini sangat bergantung pada mereka. Tapi itulah masalahnya. Kita perlu menemukan cara untuk menghukum Tiongkok dan memastikan mereka bisa menjadi lebih baik.
SACHA, 40, AKTIVIS KAMPANYE SOLIDARITAS UIGHUR
VICE: Apa alasanmu menghadiri demo ini?
Sacha: Ada ketidakadilan yang sangat besar di sini. Penindasan terhadap masyarakat Uighur bisa dibilang menjadi yang terburuk, tapi belum banyak yang memprotes ketidakadilannya.
Lalu ada masalah yang jauh lebih luas di kelompok kiri. Pada gerakan serikat buruh, misalnya, masih ada semacam kesadaran selektif tentang penindasan dan eksploitasi. Jika penindasan ini dilakukan Barat, masalahnya pasti akan dianggap besar. Tapi lain halnya jika dilakukan oleh Tiongkok.
Di luar hal mendesak untuk menunjukkan solidaritas kepada kelompok yang tertindas, saya rasa ada yang perlu diperbaiki dari gerakan kiri supaya pendekatannya benar-benar konsisten.
Kalau kita bisa mendukung mereka yang tertindas kebijakan Trump, itu artinya kita juga bisa mendukung kelompok tertindas di Tiongkok dong?
Organisasi kami dibentuk untuk mengampanyekan dan membela hak-hak orang Uighur di Inggris dan meningkat kesadaran akan situasi yang terjadi di sana. Kami memiliki kesempatan untuk memanfaatkan gerakan serikat buruh dan kekuatannya. Jika gerakan serikat buruh internasional dapat memobilisasi massa untuk menuntut perusahaan-perusahaan yang mencari keuntungan dari pekerja paksa Uighur, saya yakin perubahannya bisa lebih cepat dilakukan.
OMER, 20, MAHASISWA
VICE: Halo Omer, Kenapa kamu ikut demo?
Omer: Saya harap aksi ini bisa menghasilkan gerakan yang dapat menciptakan perubahan. Saya sendiri tidak tahu apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghentikan ini, tapi kami berharap bisa secara perlahan mengirimkan efek kejut ke seluruh dunia dan meningkatkan perhatian terhadap isu ini. Kayaknya belum banyak orang yang tahu tentang Uighur.
Menurutmu, apa yang sebaiknya dilakukan orang-orang jika mereka baru mengetahui situasi Uighur?
Jangan diam saja. Hal pertama yang bisa dilakukan yaitu mempelajari apa yang terjadi di sana, baik itu soal penindasan, pemerkosaan, pembunuhan maupun ketidakadilannya […] Ini adalah kasus genosida. Saya tidak paham kenapa orang-orang jarang membicarakannya. Aksi ini termasuk bagus, tapi saya berharap yang datang bisa lebih banyak.
SALIA, 18, MAHASISWI
VICE: Apa alasanmu menghadiri aksi ini?
Salia: Apa yang terjadi kepada warga Uighur sangat mengejutkan, tapi sayangnya jarang diberitakan dengan tepat. Saya sampai kehabisan kata-kata. Sekarang sudah 2020, tindakan seperti ini seharusnya tak lagi terjadi. Ditambah lagi, hampir tidak ada pemimpin negara dan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mempermasalahkannya. Hal ini menunjukkan kitalah yang harus menekan mereka. Warga Inggris perlu mendesak pemerintah untuk segera turun tangan.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK.