FYI.

This story is over 5 years old.

Fashion

Desain Kostum 'The Matrix' Masih Berpengaruh dalam Dunia Fashion

Mahakarya cyberpunk Wachowski bersaudara ini dirilis 18 tahun lalu. Untuk merayakannya, kami mengungkap alasan gaya fashion distopia ala Matrix digemari perancang busana kekinian.

Artikel ini pertama kali tayang di i-D Magazine.

Tepat 18 tahun sejak kita menyecap semesta The Matrix, gaya berpakaian khas film itu—powersuit kaku, jubah panjang bisnis semi formal dan kacamata hitam oval—bisa ditemukan di mana pun, dari jalanan Bushwick hingga catwalk di Paris. Tema penindasan film itu pun makin relevan setelah Trump berjaya dalam pilpres AS awal tahun ini (awal minggu ini, Partai Republican memperkuat desakan atas usulan undang-undang yang memperkenankan penyedia layanan internet untuk menjual history browsing pelanggannya.) lagipula, Fashion—seperti kata Bill Cunningham—hanyalah refleksi suatu masa.

Iklan

Dan nyatanya, semua tercermin pada apa yang dipamerkan di catwalk. Sweater paska apokaliptik dan boot perang yang dikenaakan Kanye West di album Yeezy diambil langsung dari pakaian penduduk koloni Zion. Kita juga tampaknya dilahirkan dengan kecenderungan fetish terhadap lateks dan kulit. Sementara itu, Demna Gvasalia, otak di balik Vetements/Balenciaga, kini makin sering diasosiasikan dengan gaya officecore distopia. Gvasalia jago merancang hoodie berwarna gelap serta jubah panjang yang mewah. Dalam karya-karyanya, Gvasalia selalu memamerkan paduan kiwari/kuno dan jelek/keren yang bernada post moderni. Insting untuk mengkomodifikasi kemuraman barangkal sudah tertanam dalam dirinya. Gvasalia dibesarkan di bekas negara soviet yang konon katanya menghabiskan $1miliar untuk membuat program serupa Matrix. Dalam gelaran Tbilisi Fashion Week musim gugur lalu, punggawa fashion Georgia lainnya George Keburia memamerkan koleksinya dalam sebuah ruang konferensi yang ditutupi karpet warna kelabu di sebuah Holiday Inn. Kini, Keburia tengah merancang kacamata hitam gaya baru yang tampangnya seperti ini.

Tak semua mata terpukau dengan busana distopia post industrial dalam The Matrix ketika pertama kali dirilis pada 1999 silam. Desainer interior Karim Rashid, yang dikenal sering mengenakan pakaian berwarna pink permen seperti warna blobject yang tengah ia kerjakan, mengaku tak begitu tertarik dengan selera estetik yang ditampilkan dalam trilogi The Matrix, entah itu kursi bersayang belakang yang kaku atau seragam kantor berwarna mirip arang. "Aku kok merasanya film itu kurang mutakhir, kuno malahan," ujar desainer ternama itu pada New York Times setelah anggota timnya memuji film itu. 'Begini deh, kita kan ceritanya diperlihatkan masa depan yang sepenuhnya dibuat oleh kecerdasan buatan—dunia itu penuh dengan setelah jas jelek, jubah kedodoran dan kacamata hitam murahan? Masa iya, mesin cuma sampai di sini kemampuan mesin?"

Iklan

Sebaliknya, dunia Fashion malah keranjingan jubah panjang kedodoran dan kacamata hitam aneh dalam film itu. John Galliano—yang dipercaya merancang busana untuk film sci-fi cyberpunk The Fifth Element dua tahun sebelum The Matrix dilepas—mempublikasikan 99 koleksi musim gugur/musim dingin futurisnya di Dior Haute Couture hanya empat bulan setelah The Matrix merajai bioskop di seluruh muka bumi. Dalam penyataannya pada Vogue, Galliano "mengaku berutang banyak" pada The Matrix. Pengaruh The Matrix sangat kentara pada penggunaan latex dan busana perempuan yang berwarna merah. Karya Hedi Slimane selama di Dior Homme juga banyak dipengaruhi oleh sosok Keanu Reeves—yang mukanya manis dan mulus tapi kerap sedih itu—dan penggunaan kulit yang telah dipilox. Louis Vuitton dan Givenchy menghiasi badan model mereka dengan busana yang plek-plekan mirip busana yang dikenakan pemain The Matrix di 2012 dan 2014. Bahkan cara kru The Matrix membuat kostum masih tergolong modern sampai sekarang "Kami kadang sering menggunakan 3D printing." ujar perancang busana The Matrix, Kym Barret, tentang cara mereka membuat jumpsuit trinity yang legendaris itu, Baju ketat Neo—dengan sedikit sapuan hijau—dan kemeja panjang bernuansa china. "Kami menggunakan semua teknologi tekstil terbaru waktu itu. Kami bahkan membuat mesin sendiri untuk membuat kostum." namun, produk tekstil yang dihasilkan sebenarnya tak jauh-jauh dari Polyvinyl chloride (PVC) murahan. Bahkan jubah kulit ikonik yang dikenakan oleh Neo sebenarnya hanyalah campuran wool yang dibeli Barret di New York. Harganya $5 dollar per satu yard.

Iklan

Koleksi Balenciaga spring/summer 17 oleh desainer Harley Weir.

Dalam sebuah essai yang dimuat di Vogue edisi 2015, Sarah Mower menjelaskan bahwa nostalgia fashion 90an bisa dijelaskan dengan persamaan matematika sederhana. "Yang kamu harus kamu lakukan cuma ambil tahun ini, 2015, lalu kurangi 25 (umur rata-rata generasi baru desainer). Hasilnya, tentu saja, 1990!" persamaan yang sama sebenarnya bisa digunakan untuk menjelaskan kegandrungan estetika Fashion The Matrix.

Namun, banyak yang telah berubah sejak 2015. Donald Trump kini menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam. "Mesin" yang digunakan Trump adalah sebuah perangkat yang teramat opresif yang bekerja dalam gelap dan terus mengontrol akses informasi kita. Hikayah Neo cs pada hakekatnya mengajak kita memerangi alternative fact dan pemerintahkan yang opresif. Bill Clinton tengah berkuasa ketika The Matrix pertama kali dirilis. Kala itu The Matrix tak dimaknai sesuram ini. Tapi di masa itu, ada ketakutan yang lebih besar. Apa lagi kalau bukan rasa takut akan bencana Y2K.

Rancangan Yeezy Season 2.

Tapi, ada alasan lain—kali ini tidak depresif sama sekali—untuk mengunjungi kembali The Matrix di 2017 . 18 tahun setelah The Matrix dinikmati publik, duo kreatornya telah melela sebagai sepasang perempuan transgender. Oleh keduanya, momentum ini dimanfaatkan keduanya untuk mengundang fans The Matrix mengkritisi film itu sudut pandang baru. Menurut keduanya, momentum ini juga penting untuk menyadari bahwa "seni tak statis." The Matrix sebagai sebuah film memiliki cara pandang gender sangat progresif bahkan dalam ukuran masa kini. Trinity memang kerap digambarkan menggunakan pakaian mirip Catwoman dan Neo digambarkan sebagai pria yang mengenakan celana panjang. Tapi kerap kali, sosok keduanya susah dibedakan. Switch, salah satu kru Nebuchadnezzar, pada awalnya dirancang untuk dimainkan dua pemain androgini, satu perempuan dan satu laki-laki. Produk Fashion yang melonggarkan sekat-sekat gender dan muncul pasca The Matrix meledak tak hanya sempat menonjol tapi malah mengubah industri Fashion selamanya. Merek mainstream Zara macam saja kini mengeluarkan koleksi gender-neutral yang diikuti oleh beberapa desainer kenamaan lainnya.

[Fashion] tahun 2017 mungkin makin mirip dengan gaya berbusana di koloni Zion. entah itu tampak dalam rok kulit Kanye West atau anak-anak sekolah yang pergi malam prom dengan setelan jas, kita toh masih bisa dengan mudah melihat pembangkangan di dalamnya.