FYI.

This story is over 5 years old.

Psikologi Anak

Belajar Alat Musik Bisa Membuat Anak Jadi Pembaca yang Baik

Para murid yang bisa memainkan alat musik menunjukkan peningkatan kesadaran fonologis—kesadaran membedakan struktur suara kata-kata—yang sangat penting saat belajar membaca.

Sepuluh tahun yang lalu, Gubernur Georgia mengalokasikan lebih dari $100.000 (Rp1,4 miliar) anggaran tahunannya untuk menyediakan CD musik klasik yang akan diberikan kepada para ibu yang baru melahirkan di rumah sakit. Usulannya didasarkan pada teori Efek Mozart, yang menyebutkan bahwa musik klasik bisa membuat anak menjadi lebih cerdas kalau mendengarkannya.

Teori ini sudah lama dibantah, dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa bermain musik punya dampak yang lebih positif pada otak. Mungkin memang tidak membuat kita lebih pintar, tetapi bermain musik dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, terutama pada anak-anak yang sedang belajar membaca. Penelitian ini, yang dilakukan oleh sejumlah peneliti di Beijing Normal University dan McGovern Institute for Brain Research MIT, mendukung bukti-bukti yang mengatakan bahwa belajar alat musik memiliki dampak positif pada fungsi otak dan kemampuan berbahasa.

Iklan

“Semakin bagus kemampuan berbahasanya, maka semakin meningkat juga prestasinya di sekolah. Peluangnya untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi juga semakin besar,” kata John Gabrieli, peneliti dan dosen di Department of Brain and Cognitive Sciences di MIT.

Selama penelitian, anak-anak berusia 4-5 tahun diharuskan mengikuti les piano tiga kali seminggu dengan durasi 45 menit. Setelah enam bulan, mereka menunjukkan peningkatan kesadaran fonologis—atau kesadaran akan struktur suara kata-kata—yang sangat penting saat belajar membaca.

“Saya tidak tahu kalau hal yang sama juga terjadi pada anak yang sudah bisa membaca,” tutur Gabrieli, “tetapi pada tahap awal anak belajar baca, belajar piano tampaknya sangat membantu meningkatkan kemampuan berbahasanya.”

Saran bermain musik untuk meningkatkan kemampuan membaca bisa dijadikan pilihan bagi sekolah yang ingin menentukan program apa yang sebaiknya diambil dengan dana terbatas. Akan tetapi, bukankah sebaiknya menambah durasi belajar membaca saja supaya lebih hemat?

Para peneliti sudah mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan ini. Mereka juga menguji kelompok murid yang menerima pelajaran tambahan membaca selama enam bulan, dan yang tidak dapat pelajaran tambahan sama sekali. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang belajar piano mampu mendengar perbedaan suara kata lebih baik daripada mereka yang hanya mendapat kelas membaca tambahan. Kedua kelompok ini mengungguli kelompok yang tidak menerima pelajaran tambahan.

Iklan

“Sekolah cenderung mementingkan membaca dan matematika sebagai keterampilan utama, dan banyak yang meragukan manfaat pendidikan musik. Penelitian kami menemukan bahwa belajar musik sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak,” kata Gabrieli.

Semakin banyak bukti yang mendukung pentingnya fondasi musik di sekolah juga menimbulkan pertanyaan penting tentang siapa yang memiliki akses kepada manfaat yang cukup signifikan ini. Sekolah yang melayani komunitas miskin cenderung tidak menawarkan program musik, dan tidak setiap keluarga dapat membayar kursus musik privat jika tidak tersedia di sekolah. Gabrieli mengatakan bahwa bidang penelitian di masa depan harus mencari cara untuk meniru hal-hal yang sama seperti yang ditawarkan piano dengan cara yang lebih mudah diakses seperti dengan aplikasi, atau instrumen yang lebih murah dan lebih mobile. “Instruksi piano adalah format pendidikan yang inheren terbatas untuk sistem keluarga dan sekolah,” kata Gabrieli, “jadi temukan apakah ada pendekatan yang lebih memungkinkan yang dibangun di atas pengalaman yang sama.”

Skalabilitas semacam ini akan membutuhkan pemahaman yang kuat tentang apa sebenarnya yang terlibat dalam suatu instrumen, dan mengapa itu bermanfaat. “Memainkan instrumen adalah melakukan tindakan pada alat yang menghasilkan umpan balik visual, auditori, dan taktil,” kata Simon Landry, peneliti yang menulis sebuah studi pada 2017 yang menemukan bahwa musisi memiliki waktu reaksi yang lebih cepat dan lebih baik dalam mengintegrasikan informasi dari berbagai indra sekaligus. Menurut Landry, ini karena memainkan alat musik pada dasarnya menciptakan lingkungan bagi otak kita untuk belajar bagaimana menerima dan menemukan hubungan antara berbagai jenis informasi sensorik.

Iklan

Dan mungkin ini bukan tentang memainkan instrumen apapun: “Ini soal melakukan sesuatu yang menstimulasi otakmu dengan cara-cara yang tepat, dan sesuatu yang kamu ingin lakukan,” ujar Landry. “Ada banyak sekali manfaat dari bermain musik, tapi itu semua berhubungan dengan stimulasi sensor.”

Langkah selanjutnya mungkin adalah mengidentifikasi pengalaman serupa—Landry bilang bisa saja dengan merajut—yang menawarkan stimulasi sensorik sebagaimana musik, dan mengujinya supaya yakin alternatif ini bisa memberikan manfaat yang sama.

Karena teori-teori seperti Mozart Effect memiliki kecenderungan untuk disalahpahami—bahkan menginspirasi beberapa peneliti untuk mendedikasikan karir mereka untuk membantah teori itu, ujar Gabrieli—penting untuk tidak mendahului sains.

“Sampai kamu tahu bahwa versi-versi ini berhasil, sulit untuk menginspirasi penelitian soal apakah sesuatu yang lebih skalabel bisa berhasil,” ujarnya.