Akhir pekan lalu, ribuan aktivis lingkungan dari seluruh Eropa beramai-ramai menuju Rhineland di Jerman Barat dan menerobos masuk ke dalam Garzweiler II — tambang batu bara cokelat atau lignit terbesar di dunia.
Lubang terbuka seluas 50 kilometer persegi itu mengandung setidaknya 1,3 miliar ton lignit, yang memiliki dampak lebih berbahaya daripada batu bara biasa karena tidak dapat dibakar secara efisien.
Proses pembakarannya melepas emisi gas rumah kaca hingga 30 persen lebih tinggi. 12 desa di Jerman terpaksa digusur agar tambang Garzweiler II bisa terus memperluas lahannya. Kemungkinan relokasi masih sangat besar di masa mendatang. Pertambangan batu bara ini tak hanya merusak lingkungan di sekitarnya saja, tetapi juga bisa menghasilkan karbon dioksida terbesar di benua Eropa apabila digabungkan dengan PLTU Batu Bara.
Para aktivis dari kelompok peduli lingkungan Jerman Ende Gelände menyerbu tambang dalam balutan baju terusan putih dan masker antipolusi. Mereka menghalangi jalan dan aktivitas penambang, serta menuntut penghentian pertambangan batu bara.
"Pengunjuk rasa krisis iklim meminta agar pertambangan batu bara segera dihentikan," Ende Gelände menyatakan dalam siaran pers. "Kami sendiri yang menghentikan aktivitas penambang karena politikus tak becus melakukannya."
Polisi ternyata sudah mengantisipasi kedatangan mereka. Menurut juru bicara Ende Gelände, banyak demonstran yang ditangkap dan ditahan selama lebih dari 10 jam hampir tanpa makanan dan minuman. Sejumlah pengunjuk rasa dan personel polisi dikabarkan terluka dalam kampanye ini.
Sementara aktivis Ende Gelände menyerang Garzweiler II, 8.000 orang melancarkan aksi damai di jalanan Aachen untuk menentang aktivitas penambangan batu bara. Sehari sebelumnya, 40.000 orang terlibat dalam pawai perubahan iklim yang diselenggarakan Fridays for Future di tempat sama.
Fotografer David Tesinsky bertugas mengabadikan aksi protes pekan lalu.
Simak momen menegangkan yang berhasil ditangkap Tesinsky di bawah ini.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE Belanda