FYI.

This story is over 5 years old.

Bitcoin

Mau Beli Bitcoin Gak Usah Sampe Ngutanglah

Seorang profesor menjelaskan konsep cryptocurrency dan kenapa mungkin sudah terlambat apabila kita berusaha mencari keuntungan dari situ.

Artikel ini awalnya muncul di VICE US

Mengingat-ingat pertama kali kamu mendengar istilah Bitcoin mungkin menyakitkan—atau malah gak ngaruh apa-apa, karena baru denger juga. Mungkin ada seorang teman dari dunia finansial yang pernah menyebutkan beberapa tahun lalu. Tapi yang paling ngeselin tentang cryptocurrency ini adalah bagaimana tajirnya kamu sekarang apabila kamu sadar tentang eksistensinya dari dulu. Dalam satu tahun terakhir saja, nilai BTC meningkat dalam dua angka; minggu lalu harganya melunjak dari $11.000 menjadi $17.000. Ilustrasinya begini, inget gak dulu di 2010 ada seorang lelaki yang masuk berita gara-gara membeli dua loyang pizza dengan Bitcoin? Kalau misalnya itu Bitcoin dia simpen, sekarang dia udah $100 juta lebih kaya.

Iklan

Seperti yang sudah diduga, berita ini dan implikasi bahwa Bitcoin bisa membuat seseorang tajir cepat membuat banyak orang menggila. CNBC melaporkan bahwa menurut seorang regulator surat-surat berharga Alabama, masyarakat sampai meminjam kredit bank demi berinvestasi Bitcoin, berharap uang $20.000 (Rp271 juta) mereka bisa menjadi dana pensiun hari tua. Frase “buy Bitcoin with credit card” juga sempat trending di Google. Ini adalah perjudian yang menggiurkan mengingat generasi tanpa dana pensiun (alias millennial) merisikon semua tabungan hidupnya sebelum meninggal kelak. Tapi apa iya risiko ini sepadan ditanggung?

Pastinya tergantung siapa yang kamu tanya. Mereka yang sudah membeli Bitcoin dari lama mungkin sudah menjadi miliuner sekarang. CEO JP Morgan, Jamie Dimon, yang sempat disebut oleh New York Times Magazine sebagai bankir Amerika yang paling tidak dibenci, menyebut Bitcoin sebagai “penipuan” September lalu. Untuk mengetahui siapa sebetulnya yang benar, saya menghubungi Angela Walch, profesor hukum di Universitas St.Mary di Texas yang mempelajari cryptocurrency dan stabilitas finansial. Berikut rangkuman percakapan kami.

VICE: Kenapa sih harga Bitcoin meledak gila-gilaan setahun terakhir, terutama beberapa minggu terakhir?
Angela Walch: Saya tidak yakin ada yang tahu jawabannya. Menurut perspektif saya, ada banyak permainan spekulasi. Kan dulu daya tarik awal Bitcoin adalah sebagai aplikasi pembayaran mudah di mana kamu bisa membayar siapapun di dunia langsung tanpa pihak perantara. Dan seiring nilai mereka naik, dan jaringan mereka tersendat karena terlalu banyak transaksi, aplikasi pembayaran itu sepertinya sudah tidak berfungsi lagi. Jadi orang mengubah cara mereka membahasnya dan menyebutnya sebagai aset crypto. Dan orang-orang mulai membelinya karena mereka mengira nilainya akan tinggi di masa depan. Jadi ini sebetulnya hanya siklus orang-orang berpikir apabila mereka membelinya sekarang, nantinya ada orang-orang yang bersedia membayar lebih untuknya. Buat saya ini seperti semacam spekulasi saja, tapi memang ada orang-orang yang meyakini bahwa nantinya Bitcoin akan digunakan untuk membayar segalanya—ini disebut “hyperbitcoinization.”

Iklan

Dari penjelasanmu, kok kedengarannya orang memperlakukan Bitcoin kayak komik langka dibanding mata uang?
Bener Banget. Menarik buat saya ketika orang justru menghabiskan Bitcoin dan bukan menjualnya. Kan gak masuk akal menghabiskannya sekarang kalau kamu memang yakin nilainya akan naik?

Bisakah kita sebut fenomena Bitcoin sebagai definisi klasik dari ‘gelembung investsi spekulatif’?
Sepertinya ini berhubungan dengan gagasan FOMO—takut kelewatan sesuatu yang bagus. Orang melihat orang lain menghasilkan banyak uang dari BitCoin dan mereka ingin ikutan. Gelembung biaya rumah itu contoh yang bagus. Orang selalu berpikir orang lain bersedia membeli rumah mereka dengan nilai yang lebih tinggi, padahal belum tentu.

Faktor lain yang membuat saya meyakini ini hanya sekadar gelembung adalah cara orang membicarakannya. Di semua berita, orang terus mengatakan, “Wow, bisa setinggi apa nih nilainya!” Media terus melebih-lebihkan, dan akibatnya banyak orang melakukan hal yang sama. Menarik bagi saya bahwa manusia terus terpengaruh oleh mania. Banyak orang mengatakan, “Bitcoin itu beda, ini bukan sekadar gelembung.”

Saya skeptis bahwa Bitcoin itu berbeda. Salah satu fitur lain dari sebuah gelembung adalah kegagalan orang untuk mengerti sebetulnya mereka berinvestasi apa. Mereka lupa. Karena banyak orang menghasilkan uang, mereka semata ingin ikutan. Mereka tidak tahu sejarah BitCoin, atau masalah-masalah yang mungkin timbul. Mereka tidak mengerti isu sentralisasi mining. Mereka hanya ikut-ikutan saja.

Iklan

Ini mirip dengan fenomena dot.com ya? Banyak orang tidak berhati-hati dan mencoba mengerti apa investasi mereka, mereka termakan dengan idenya?
Iya gelembung dot com itu serupa karena dulu semua perusahaan tinggal melempar “dot com” di belakang nama perusahaan tanpa rencana bisnis, dan orang-orang akan tetap berinvestasi. Banyak cryptocurrency lain mencoba memanfaatkan ketenaran Bitcoin, dan orang-orang mulai termakan. Selama ada kata “crypto,” pasti manajer hedge fund akan ikut berinvestasi. Ini semacam tren.

Gimana sih komoditas tertentu bisa diperdagangkan di bursa berjangka? Apakah seseorang membuat keputusan seenaknya, ataukah sebuah aset harus mencapai nilai tertentu terlebih dahulu?
Karena nilai Bitcoin meningkat pesat dalam setahun terakhir, ada permintaan dari pemain sektor finansial tradisional agar bisa mengaksesnya sebagai investasi. Semenjak krisis finansial, sulit untuk mendapatkan keuntungan besar. Sementara Cryptocurrency menjadi area yang menghasilkan banyak keuntungan, tapi untuk bisa meraup keuntungan, kamu harus bersedia menggunakan interface pengguna yang buruk, dan menanggung risiko yang besar. Ini tidak mudah. Maka dari itu banyak pemain finansial tradisional ingin sanggup mengakses cryptocurrency lewat pihak penengah. Jadi sepertinya bursa berjangka melihat peluang menghasilkan uang dengan cara menawarkan produk mereka ke klien. Saya skeptis mereka sadar betapa berisikonya ini.

Risiko apa yang kamu maksud di sini? Perubahan pasar? Atau kerentanan cryptocurrency terhadap peretas?
Ada banyak. Perubahan pasar, jelas. Peretas juga tentunya. Ini adalah aset berbasis-software, jadi bugs dalam software merupakan sesuatu yang bisa sangat menganggu.

Kabarnya orang-orang mulai meminjam kredit ke bank demi membeli Bitcoin. Bisa jelasin gak sih kenapa tindakan mungkin ide yang buruk?
Saya melihat berita ini, dan langsung ketakukan, karena berhutang demi investasi adalah awal dari banyak masalah. Ini adalah sebab dari banyak krisis finansial. Orang mengira nilai investasi mereka akan naik, tapi ketika turun, mereka tidak bisa membayar utangnya. Kalau cukup banyak orang melakukan hal ini, dan mereka tidak bisa membayar utang uang yang mereka gunakan untuk membeli Bitcoin, pihak pemberi pinjaman akan terpengaruh oleh ini, dan bisa menimbulkan efek spiral dalam sistem.

Kamu bisa memperingatkan orang tentang risiko sistematis, tapi kamu tidak bisa membuat orang mengubah perilaku mereka. Terutama ketika setiap individu berpikir merekalah yang akan menghasilkan uang, dan tidak peduli terhadap orang lain.