Kemungkinan, kalian pernah melihat pernah melihat karya Reuben Dangoor sewaktu Piala Dunia kemarin tanpa benar-benar tahu siapa pembuatnya. Selama Piala Dunia lalu, Reuben—yang namanya kondang setelah menggambar legenda grime dengan gaya lukisan Rococo—mengunggah ilustrasi yang dengan tepat menangkap mood timnas Inggris dan pendukung, entah lewat ilustrasi Harry Kane yang menghambur-hamburkan sausage roll Greggs atau ilustrasi Gareth Southgate yang kini menjadi pelatih Inggris menenangkan versi dirinya sendiri pada Euro 96.
Sehari setelah mengunggah salah satu ilustrasi Reuben di Twitter, saya berkesempatan ngobrol dengan Reuben. Berikut ringkasan obrolan pendek kami bulan lalu.
Videos by VICE
VICE: Hi Reuben, bagaimana pengalamanmu nonton Piala Dunia tahun ini?
Reuben Dangoor: Asik banget! Sepakbola yang dimainkan keren-keren. Cuacanya benar-benar cuaca musim panas. Dan menurutku, menjadi pendukung timnas Inggris tak pernah semenyenangkan ini seumur hidupku.
Menurutmu, apa sih yang bikin Inggris beda tahun ini?
Pelatih baru dan tim yang masih muda. Tahun ini, kamu bisa menonton timnas Inggris yang enggak dibayangi tragedi-tragedi di Piala Dunia sebelumnya. Gampangnya, kamu bisa pede nonton mereka bertanding tanpa harus berkeringat di sela-sela jarimu.
Bagaimana tanggapan yang kamu terima atas ilustrasimu?
Aku sampai kewalahan karena begitu besarnya respon positif yang aku dapatkan. Benar-benar menyenangkan. Aku pikir ini membuktikan seberapa besar arti Piala Dunia dan timnas Inggris bagi semua orang.
Kalau dibandingkan ilustrasi di zaman digital, ilustrasimu itu terasa analog banget—kamu sengaja membuatnya seperti itu ya?
Aku masih banyak pakai peralatan digital kok. Misalnya, aku punya tablet untuk mengerjakan banyak ilustrasiku. Sering sih, aku mulai dengan pensil. Hasilnya langsung dipindai. Aku juga memindai tekstur organik untuk memberikan sensasi dan corak yang spesifik. Nah, kalau masalah corak ini, aku memilihnya dengan sadar. Aku suka warna-warna dan corak-corak komik tahun ‘70an. Kesan hangat dari komik-komik itu timbul justru karena warna-warnanya enggak nyambung dengan gaya komik dan tekstur kertas yang digunakan.
Apakah menurutmu pilihan itu bikin karyamu lebih mencolok? Orang-orang sepertinya lebih mencari seni rupa yang lebih “tulus” karena semuanya sudah jadi meme?
Bagiku, yang penting idenya keren. Aku pernah lihat beberapa meme yang hebat kok. Meme favoritku biasa justru cuma punya sedikit punchline visual. Aku sih enggak tahu apa orang-orang benar-benar peduli dengan debat seni vs meme. Yang jelas, selama kamu bisa menggabungkan ide yang kuat dan eksekusi yang menarik, karyamu pantas dinikmati banyak orang.
Bagaimana pendapatmu tentang orang memakai ilustrasimu untuk bikin meme? Apa kamu frustrasi karena atau kamu malah menikmatinya?
Aku enggak terlalu peduli dengan hal itu. Dulu, aku enggak menandatangani ilustrasi buatanku dan beberapa di antaranya jadi viral. Kadang aku bete sih. Sekarang sih, aku enggak peduli (kalau karyaku dijadikan meme atau viral) selama ada tanda tanganku.
Kamu cepat sekali bikin meme untuk merespon apa yang terjadi di Piala Dunia 2018. Sebenarnya, kamu butuh berapa lama untuk membereskan satu ilustrasi?
Kalau idenya sudah ada di kepalaku, paling-paling cuma butuh 45 menit sampai satu jam. Aku sudah berlatih mengerjakan ilustrasi dengan cepat lumayan lama—itu membantu jika kamu ingin merespon perhelatan seintens Piala Dunia.
Boleh tahu mana ilustrasi favoritmu dan apa momen Piala Dunia favoritmu?
Ilustrasi favoritku sih yang gambar Southgate masa kini yang menenangkan Southgate yang lebih muda (yang gagal mengeksekusi penalti pada Euro ‘96)—ini ilustrasi yang mengharukan karena Southgate yang membawa Inggris menang penalti lawan Kolombia. Itu mungkin momen favoritku di Piala Dunia 2018.
Terimakasih , Reuben.