Pada Sabtu 14 Juli 2019, India hendak meluncurkan wahana antariksa tanpa awak Chandrayaan 2 ke Bulan. Roket paling canggih buatan insinyur India, GSLV Mk III, akan menerbangkan robot jenis rover itu dari Pusat Antariksa Satish Dhawan, di Negara Bagian Andhra Pradesh. Di Hari H ternyata ambisi itu dibatalkan mendadak. Tragisnya lagi, pembatalan tersebut diumumkan kurang dari satu jam sebelum jadwal peluncuran roket.
Lembaga Antariksa India (ISRO) menyatakan pengiriman wahana itu terpaksa ditunda karena ada faktor kesulitan teknis. “Ada beberapa peringatan yang tidak bisa kami abaikan,” demikian keterangan resmi ISRO saat dikonfirmasi media. Negeri Sungai Gangga tetap berniat meluncurkan wahana itu, tapi jadwal susulan masih dikaji kembali.
Videos by VICE
Andai pengiriman akhir pekan lalu berjalan lancar, India akan menjadi negara keempat yang berhasil mendaratkan wahana antariksa mereka di Bulan, mengikuti jejak Rusia, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Tidak hanya itu, India juga berhasil melakukannya dengan hanya modal US$140 juta (setara Rp 1,95 triliun). Anggaran tersebut jauh lebih kecil dibandingkan program misi ke bulan dari negara-negara lainnya, menurut Gulf News.
India, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, sangat terobsesi jadi negara maju di bidang teknologi ataupun ekonomi. Makanya sempat ada slogan ‘Superpower 2022″, salah satu penandanya adalah kemampuan mengirim wahana antariksa.
Berdasarkan Departemen Antariksa di Organisasi Penelitian Antariksa India, Chandrayaan 2 biatnya menjadi misi penjelajahan Bulan pertama yang mencapai kawasan kutub selatan satelit bumi tersebut. Itu wilayah yang belum pernah dijelajahi negara-negara lain.
Pada misi ISRO pertama mempelajari Bulan pada 2008, wahana buatan mereka berhasil mengorbit di sekitar bulan selama setahun. Dari misi tersebut India menemukan molekul air di permukaan. Kesempatan mendalami pengetahuan tersebut sangat memotivasi misi berikutnya, dengan cara mendaratkan rover di atas Bulan.
Chandrayaan 2 dikatakan jauh lebih maju daripada pendahulunya, lengkap dengan fungsi orbiter, lander, dan robot penjelajah kecil. Lander dan penjelajah diciptakan sedemikian rupa agar bertahan selama satu hari bulan (sekitar 14 hari di bumi) sebelum baterainya mati.
Tujuan ekspedisi terbaru ini adalah memahami struktur bulan secara lebih mendetail. Menurut situs web ISRO, jika berhasil, maka misi mereka “menguntungkan India dan seluruh kemanusiaan.”
Tapi India tentu saja tidak sendiri. Negara yang secara tradisional peduli pada penjelajahan luar angkasa sedang bergerak. Amerika akan mengirim kembali manusia ke Bulan pada 2024. Cina sedang membangun stasiun luar angkasa, sementara Rusia ingin memfasilitas wisata luar angkasa dalam waktu dekat.
Follow Meera di Twitter dan Instagram .
Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.