Ingin Punya ‘Kembaran’? Jual Wajahmu ke Toko Topeng Realistis di Jepang

가면 마스크숍 복면 3D프린터

Bayangkan kalian sedang di jalan dan tiba-tiba melihat orang yang sangat mirip denganmu. Bagaimana perasaanmu? Apakah takut atau takjub karena punya “kembaran”? Konon kita takkan sadar telah dikloning.

Kamenya Omote adalah toko topeng di Jepang yang ingin memberikan kesempatan kepada semua orang untuk merasakan sensasi berwajah sama dengan orang lain. Pemilik toko bahkan bersedia “membeli” wajah orang untuk dijadikan topeng.

Videos by VICE

Shuhei Okawara, 30 tahun, membuka toko topeng ini pada 2014, dengan tujuan menciptakan budaya baru dalam seni pertopengan. Untuk proyek terbarunya “That Face”, Kamenya Omote menggunakan teknologi khusus untuk meniru wajah manusia dan mengubahnya jadi topeng realistis.

Setiap topeng berukuran 105 persen dari wajah asli supaya muat dipakai orang lain. Menariknya, proyek ini disambut dengan baik di Jepang. Begitu sampel topeng wajah Shuhei laku terjual, Kamenya Omote menawarkan imbalan sebesar 40.000 yen (Rp5,4 juta) kepada setiap warga Tokyo yang mau menjual wajah mereka.

Kami berbincang dengan Shuhei dan menanyakan dari mana dia terinspirasi memulai proyek ini. Dia juga mengungkapkan alasan orang Jepang tertarik dengan bisnis mereka, serta apa yang terjadi jika pembeli memakai topeng wajah seseorang untuk melakukan kejahatan.

写真 2020-10-18 15 18 43.jpg

VICE: Boleh diceritakan ide awal proyek ini?
Shuhei Okawara: Saya tertarik menciptakan dan mengubah persepsi orang terhadap “toko topeng”. Namanya juga toko topeng, jadi kemungkinan saya membeli dan menjual wajah manusia tidak dapat dielakkan.

Topengnya kok bisa semirip itu dengan aslinya?
Kami menggunakan teknologi khusus untuk mencetak foto berpresisi tinggi pada dasar plastik yang terbuat dari data wajah yang dipindai secara tiga dimensi. Saya tidak bisa menjelaskan prosesnya karena rahasia.

写真 2020-11-14 16 37 48.jpg

Berapa harga topengnya? Seperti apa biasanya orang-orang yang membeli topeng ini?
Saya menghargai topeng pertama 78.000 yen (Rp10,5 juta) karena memakai wajahku. Topeng selanjutnya akan dijual seharga 98.000 yen (Rp13 juta). Topeng ini menggunakan wajah seorang warga Tokyo. Saya percaya wajah tanpa nama memiliki nilai tersendiri, dan saya tertarik dengan perubahan nilai. Hal ini sangat bervariasi.

Menurut saya, pembeli yang berbelanja di toko kami tidak memiliki karakteristik yang sama. Mereka hanyalah orang biasa. Memang sih, ada yang beli untuk pesta topeng, tapi jumlahnya tidak banyak. Sisanya beli karena memang kepengin saja.

Di situsmu tertera pemakai topeng akan kesulitan melihat dan bernapas. Menurutmu, kenapa masih ada saja orang yang beli padahal sudah tahu topengnya tidak nyaman dipakai?
Saya berprofesi sebagai guru teater topeng. Struktur dasar topeng mempersempit penglihatan dan menghambat pernapasan. Namun, dari kesulitan itu dapat menghasilkan gerakan dan karakter baru. Orang cenderung tidak suka dengan wajahnya sendiri. Mereka menginginkan transformasi. Orang rela mengalami kesakitan untuk mencapai transformasi itu. Sederhananya kayak bikin tato.

Topeng bisa membuatmu merasa lebih bebas. Tapi seperti dalam film The Mask, orang pakai topeng bukan hanya untuk melakukan apa yang tidak bisa mereka lakukan sebelumnya. Saya bahkan berani menggambarkan topeng sebagai kutukan.

写真 2020-10-18 15 21 50.jpg

Memangnya ada orang yang tertarik menjual wajahnya? Kenapa mereka melakukan itu?
Menariknya, sudah ada 100 orang lebih yang mendaftar sejauh ini. Pernahkah kamu membayangkan seperti apa rasanya punya kembaran? Manusia tidak bisa melihat wajahnya sendiri tanpa cermin. Ini tentang kemungkinan ada orang yang mirip dengan kita di luar sana dan kehidupannya sangat berbeda dengan kita. Cerita “doppelganger” lahir dari keinginan manusia seperti itu.

Kami tidak akan membeli semua wajahnya. Saya sebenarnya tidak mau menjual wajah mereka, tapi mau tak mau ini harus dilakukan supaya saya bisa membeli wajah orang lain. Asal tahu saja, banyak orang yang tertarik menyumbangkan wajah mereka secara cuma-cuma, tapi saya tetap membelinya karena memang suka.

写真 2020-10-31 19 50 01.jpg

Apa maksudmu hanya ingin membeli wajah mereka dan tidak mau menjualnya?
Membeli lebih seru daripada menjual. Sebagai art dealer, saya menghargai karya seniman dalam berbagai cara, tapi tujuan saya adalah untuk membantu orang “membeli” karyanya. Pembeli lah yang menciptakan pasar, bukan penjual. Dibandingkan dengan menjual, saya rasa lebih kreatif ketika membeli sesuatu yang memang kalian sukai atau peduli.



Seperti yang sudah saya bilang tadi, setiap wajah tanpa nama memiliki nilainya sendiri. Akan tetapi, nilainya berfluktuasi. Nilai tersebut ditentukan sendiri oleh pembeli, bukan penjual. Jika saya harus mencari alasan, saya akan bilang bahwa itu tidak menarik. Cuma saya yakin banyak wajah presiden yang dijadikan topeng dan dijual di seluruh dunia.

Inikah alasannya kenapa sistem pengenalan wajah semakin merajalela dan digunakan untuk hal menakutkan?
Teknologi peniruan wajah sudah ada dari dulu. Teknologi kami bahkan digunakan untuk meningkatkan akurasi sistem pengenalan wajah. Ada developer yang menguji topeng kami untuk melihat apakah bisa lolos dari autentikasi. Itu terjadi beberapa tahun lalu, tapi sistem pengenalan wajahnya dibobol peretas.

Screen Shot 2020-12-01 at 7.00.29 PM.png

Kalau begitu, apakah Kamenya Omote patut dipertanggungjawabkan jika ada penjahat yang memakai topeng buatan kalian?
Saya yakin kalian akan segera ditangkap jika menyalahgunakannya. Aksi kejahatan di dunia nyata tidak kreatif seperti di film. Apakah penjualan balaclava harus diatur hanya karena perampok sering digambarkan mengenakan itu?

Tanggung jawab sosial pencipta balaclava mungkin berkaitan dengan masalah polusi lingkungan. Oleh karena itu, tidak masuk akal jika produsen pakaian ikut disalahkan ketika ada orang yang mengenakannya untuk melakukan kejahatan.

Screen Shot 2020-12-01 at 6.58.28 PM.png

Melihat permintaan yang tinggi, adakah rencana memperluas bisnis topeng ke luar Tokyo?
Tentu saja, kalau proyek yang di Tokyo bisa sukses.

Follow Snigdha di Twitter.