Naomi Pollock membuka bukunya dengan kalimat yang amat menarik. "Di negara yang warganya sudah lazim menyaksikan berbagai bentuk rancang bangun, ternyata makin banyak arsitek di Jepang yang menghasilkan desain-desain tak lazim. Sesuatu yang tak lazim sudah menjadi norma di negara ini," tulis Pollock. Kutipan ini membuka buku Jutaku: Japanese Houses—sebuah buku arsitektur yang menelaah tren rumah-rumah bergaya modernis di Negeri Matahari Terbit.
Berbagai pendekatan yang lazim tadi tentu dari kacamata Barat. Logika menyusun hierarki lantai hingga meletakkan jendela diterabas. Semua eksperimentasi ini tentu datang dari kondisi hidup faktual warga Jepang. Sebagian besar populasi negara itu hidup di kota besar macam Tokyo, Osaka, atau kota-kota lain di Pulau Honshu—pulau terbesar dan terpadat di Jepang. Mengingat kepadatannya, alhasil tanah jadi terbatas. Makanya bangunan rata-rata vertikal. Manuver aneh-aneh sulit dilakukan. Berbeda halnya dengan lokasi yang tidak favorit, misalnya dekat kuburan atau samping rel. Tanah lebih murah. Nah, di lokasi macam ini kalian bisa menemukan rumah-rumah dengan desain ajaib. Para arsitek pun bereksperimen segila-gilanya.
Tak ada lagi obsesi pada efisiensi ruang. Memang masih ada disiplin pemanfaatan ruang, tapi semua dilakukan dengan sentuhan-sentuhan unik. Tiap arsitek berlomba membubuhkan karakternya di bangunan macam itu. Kami memilih 10 desain rumah paling luar biasa dari Tokyo hingga Fukuoka untuk pembaca sekalian.
KHT House IRA, Kahoku, Prefektur Yamagata
House Snapped, Naf Architect, Saitama, Prefektur Saitama
Villa SSK, Takeshi Hirobe, Minami Bouso, Prefektur Chiba
Lotus House, Kengo Kuma, Prefektur Kanagawa
House NA, Sou Fujimoto, Prefektur Tokyo
S – House, Yuusuke Karasawa, Oomiya, Prefektur Saitama
Nasu Tepee, NAP, Nasu, Prefektur Tochigi
Zinc House, Terunobu Fujimori, Kokubunji, Prefektur Tokyo
Crescent House, Shigeru Ban, Takata, Prefektur Shizuoka
Juul House, NKS Architects, Yukuhashi, Prefektur Fukuoka
Buku ‘Jutaku: Japanese Houses’ karya Naomi Pollock diterbitkan oleh Phaidon
Artikel ini pertama kali tayang di AMUSE