Artikel ini pertama kali tayang di Tonic.
Midi-chlorians merupakan aspek paling kontroversial dalam semesta Star Wars, mungkin cuma kalah dari pertanyaan abadi "Siapa yang nembak duluan Han Solo atau Greedo." Midi-Chlorian hidup dalam sel dan memberikan kekuatan bagi para Jedi untuk mengendalikan The Force—sebuah penjelasan yang oleh para penggemar Star Wars dianggap membosankan atau terlalu ilmiah. Midi-Chlorian, dengan demikian, bisa kita simpulkan sebagai entitas fiktif. Tapi, fakta ini ternyata tak bisa mencegah beberapa jurnal ilmuah terbuka menerbitkan makalah abal-abal tentang midi-chlorian.
Makalah abal-abal itu—judulnya "Mitochondria: Structure, Function, and Clinical Relevance"—sepintas mirip sebuah makalah ilmiah yang sahih. Sejatinya, makalah ini ditulis oleh Neuroskeptic, nama pena seorang pakar ilmu syaraf yang banyak menulis bindang keahliannya di majalah Discover. Sang penulis makalah dengan rajin lagi terampil mengumpulkan dan menulis ulang entry wikipedia tentang Star Wars. tak sampai di situ, dia dengan sangat woles memoles makalahnya dengan referensi-referensi khas Star Wars. Misalnya, makalah ini "konon" ditulis oleh Dr. Lucas McGeorge dan Dr. Annette Kin. (Kamu pasti tahulah, yang pertama mangacu pada pencipta franchise Star Wars, George Lucas. Sementara nama fiktif kedua jelas plesetan nama asli Darth Vader, Anakin Skywalker.)
"Tujuan saya sederhana saja. Saya ingin melihat apakah jurnal-jurnal ilmiah mau menerbitkan manuskrip yang jelas-jelas dibuat berdasarkan cerita fiksi (Star Wars misalnya). Menurutku, hal ini belum pernah dicoba sebelummnya. Saya menggunakan folder spam saya untuk menemukan target. Prinsipnya kalau ada penerbit mengirimi email spam, saya pasti mengincar mereka," kata pemilik akun Neuroskeptic pada Tonic. "Mengirim email spam berisi ajakan untuk mengirim manuskrip dan menjadi anggota editorial hampir dipastikan sebagai salah satu pertanda jurnal yang jelek. Jurnal ilmiah sejati tak perlu melakukan hal sekonyol ini karena biasanya justru sudah kewalahan menerima naskah. Kalau orang lain pernah mencibir fenomena in dengan mengirim naskah yang kelihatannya ilmiah tapi sebenarnya tak masuk akal atau makalah parodi, saya cuma ingin menggunakan sudut pandang yang baru."
"Cibiran" yang dilakukan oleh Neuroskeptic digagas untuk menyigi sisi gelap dari penerbitan terbuka dan fenomena jurnal predator yang mengesalkan. Jurnal terbuka, seperti namanya, sebenarnya punya tujuan luhur: membuka akses selebar-lebarnya terhadap karya-karya akademik bagi publik dengan menjungkirbalikan model penerbitan tradisional. Dalam skema jurnal tradisional, penulis tak harus membayar sepeser pun agar karya mereka bisa diterbitkan, namun pelanggan diwajibkan membayar dalam jumlah yang lumayan tinggi agar bisa mendapatkan jurnal. Jurnal terbuka, sebaliknya, mewajibkan para penulis makalah membayar sejumlah uang agar karyanya masuk dalam proses peer-review dan akhirnya bisa diterbitkan.
Jurnal-jurnal seperti PLoS ONE menerapkan mekanisme sepeti ini. Sayangnya, mekanisme tersebut seakan gampang diakali. Ujung-ujungnya, dalam beberapa kasus beberapa jurnal mencuri karya akademik seseorang, menggondol uang penulis atau menerbitkan sebuah makalah tanpa izin. Neuroskeptic mengirim makalah tentang midi-chlorian ke lima jurnal predator seperti itu. Empat di antaranya menerima makalah abal-abal itu. Salah satu jurnal bahkan berani meminta Neuroskeptic membayar $360 (sekitar Rp4,8 juta) sementara tiga lainnya menerbitkan begitu saja makalah itu tanpa menarik bayaran (dua jurnal diam-diam sudah menghapus makalah Neuroskeptic dari database mereka.)
Hebatnya, makalah tersebut tetap diterbitkan meski mengandung omong kosong macam "Midi-Chlorian adalah satu bentuk kehidupan mikroskopis yang ada dalam setiap sel hidup—tanpa midi-chlorian, kehidupan mustahil ada dan kita tak akan bisa merasakan The Force. Gangguan pada midi-chlorian bisa mewujud dalam bentuk gangguan otak seperti autisme."
Tiga jurnal mentah-mentah menolak makalah buatan Neuroskeptic. Lucunya, dua jurnal lainnya meminta makalah tersebut diperbaiki dan dikirim ulang. Ini setidaknya menunjukkan bahwa makalah tersebut dianggap "punya isi" tapi perlu sedikit polesan. Dua orang peer reviewer juga terkena jebakan batman makalah ini dan keukeuh minta Neuroskeptic merevisi karyanya.
Sepintas, semua ini seperti kedengaran seperti kelakar yang lumayan lucu. Kelakar Neuroskeptic sejatinya adalah episode terbaru dari sejarah panjang penggunaan karya-karya abal-abal guna menyibak ketidakberesan kancah penerbitan akademis. Namun, bagaimana pun, apa yang diungkap oleh Neuskeptic sangat penting: "penerbit karya akademis tetaplah sebuah perusahaan yang menjajakan produk dan produknya adalah peer review." Jurnal terbuka seharusnya tak lantas jadi padanan akademis dari majalah gosip.
Namun yang paling bikin kita bergidik dari tindakan Neuroskeptic adalah satu aspek ini: kalau jurnal yang konon memakai proses peer review saja bisa dikelabui makalah abal-abal bermodal wikipedia, buat apa dong uang yang selama ini dibayar penulis pada jurnal terbuka yang menerbitkankan karya mereka?