FYI.

This story is over 5 years old.

Seni Rupa

Karya Seni Mengajak Kita Meresapi Fetish Manusia Modern Sama Teknologi Gawai

Seniman Faith Holland mengingatkan kenikmatan mengelus layar ponsel, menatap layar laptop, hingga senyum-senyum sendiri saat texting sama gebetan yang tak kalian sadari.

Artikel ini pertama kali tayang di Broadly.

Seniman Faith Holland ingin manusia merasa nyaman. Saat kita menyaksikan acaranya, Speculative Fetish, di Transfer Gallery New York, pengunjung pameran segera melihat stiker besar berbunyi: “Best Viewed Without Underwear” alias “Mending Dilihat Tanpa Pakaian Dalam.” Di bawahnya ada sebuah akuarium bundar berisi berbagai celana dalam—dari orang-orang yang datang ke acara tersebut. Hal itu juga menjadi taktik supaya audiens ke kamar mandi, di mana mereka akan melihat sebuah video menampilkan Holland di dalam bak mandi penuh kabel Ethernet. Karya Holland pada intinya membahas topik keintiman terutama saat hal tersebut mewujud sebagai persinggungan antara seks dan teknologi. Acaranya saat ini merupakan bagian dari sebuah rangkaian bernama “The Fetishes”. Topik utamanya membahas sisi erotis dari hubungan manusia dengan perangkat digital. Dia ingin kita semua membayangkan rasanya nge-scroll layar ponsel; rasa panas yang menjalar pada paha dari MacBook yang dipangku; dan senyuman centil di hadapan layar saat membaca chat dari gebetan. “[Perangkat digital] sudah menjadi semacam pelekat tubuh,” ujar Holland pada Broadly. Seniman berbasis New York City ini tak hanya tertarik pada hubungan-hubungan fisik tersebut, tapi juga aspek emosionalnya: “Ini soal keintiman yang berkembang dengan perangkat digital yang memberikanmu tubuh yang kamu taksir; mereka ngasih likes pada selfie seksi yang kamu unggah,” ujarnya. “Ada sejenis kasih sayang yang timbul dari perangkat-perangkat ini, dan perasaan saya adalah kamu mengembalikannya.”

Iklan

Salah satu GIF dari seri instalasi seni "Body Devices" dalam pameran Holland.

Bagi Holland, ketertarikan tak lazim pada teknologi ini muncul lewat sebuah kekaguman atas bokep saat dia masih kuliah di Vassar. Dia bahkan tertarik meneliti pornografi dari sisi akademis. “Saya selalu mikirin gimana pornografi sebetulnya memajukan teknologi, tapi juga bagaimana porno memajukan proses komersial situsweb,” ujarnya. “Situsweb pertama yang memiliki konten gambar yang bergerak adalah porno (GIFs lalu streaming video; situsweb pertama yang menerima kartu kredit dan juga ngurusin e-commerce, Pop-up, ya juga porno. Semua hal itu muncul dari industri ini.”

Berniat memainkan ide bahwa porno adalah inti dari Internet, Holland menciptakan situs menampung apa yang dia bilang “pornografi abstrak." Situs itu memberinya gelar master pada 2013. Isi situs yang dia kelola adalah memiliki galeri berisi GIFs yaitu imagery dari film-film Hollywood, seperti tampilan cyberspace yang bisa membantu pengunjung situs yang berniat merancap saling mengenal lewat dunia maya. Untuk karya itu, Holland menganggap lorong-lorong laser dan cahaya itu sebagai “memek cyber” dan mengklaim bahwa itulah bahan dasar internet. Sebagai bagian dari proyeknya, dia mengeluarkan sebuah iklan menarik di situs porno kecil yang bisa mengarahkan pengunjung ke karya seninya.

Sejak itu, dia terkesima dengan ide merusak alur nonton bokep dengan memasukkan karyanya ke konteks NSFW. “Saat karyamu dipajang di galeri, ada bagian dari itu yang seakan-akan ceramah ke paduan suara, kamu punya peonton tetap yang udah sepakat denganmu,” ujar Holland. Dia ingin melampaui hal itu. Pada 2014, Holland memulai sebuah series berjudul “ Porn Interventions,” di mana dia melakukan banyak performans merangsang di depan kamera—membuka baju atau mencukur bulu kakinya—namun pada akhirnya berhenti di titik sebelum hal tersebut menjadi pornografi. Dalam salah satu perfromansnya, dia mengelus lensa kamera menggunakan cairan mirip pelumas, menjilatnya, dan menghentikan video tersebut. Dia mengunggah potongan-potongan ini ke situs bokep amatir seperti RedTube.com dan melabelinya dengan tag populer dengan harapan agar bisa muncul di layar pengunjung situs. Dia menjadikan situsweb sebagai ruang galeri gerilya. Meski “Porn Interventions” berangkat dari klise berbahaya dalam setiap bokep, seni yang digagas Holland tidak tampak seperti anti-bokep atau berbeda dari konten lainnya di situsweb tersebut. Alih-alih, konten Holland cukup subtil untuk menyarankan konseputalisasi yang lebih luas soal erotisisme—yang tidak berakhir, seperti kebanyakan porno, yaitu dengan ejakulasi laki-laki.

Dengan keintiman instalasi dalam Speculative Fetish, kita bisa melihat Holland juga tertarik akan kemungkinan galeri seni di masa mendatang. Holland membayangkan, suatu saat pengunjung pameran seni dibuat merasa seperti duduk di kasur nonton bokep. Bagi Holland, energi erotis dan kreatif seringkali ditemukan dalam medium yang sama. Gagasan ini menarik banget sih.