kuliner mahal

Mustahil Didatangi Orang Biasa, Bintang Michelin Restoran Sushi Kondang Jiro Ono Dicabut

Jiro adalah sosok koki dalam dokumenter kuliner terkenal 'Jiro Dreams of Sushi'. Antrean pesan tempat di restorannya berbulan-bulan, dan seringnya cuma orang tajir doang bisa makan di sana.
Bettina Makalintal
Brooklyn, US
Bintang Michelin Restoran Sushi Kondang Jiro Ono Dicabut
Screenshot sosok Jiro Ono sang maestro sushi via YouTube 

Pecinta kuliner pasti pernah nonton dokumenter Jiro Dreams of Sushi yang tayang pada 2011 lalu, disutradarai David Gelb. Film itu bikin penonton dari negara manapun kepengin mampir dan mencicipi sushi buatan keluarga Jiro Ono yang legendaris.

Sayangnya, karena terlalu terkenal—mungkin juga dampak dari popularitas dokumenter yang mengangkat profilnya—restoran Jiro di Jepang justru sekarang kehilangan bintang Michelin. Lembaga pemeringkat restoran terbaik di seluruh dunia dengan format bintang itu tak lagi memasukkan Jiro dalam daftar terbarunya, seperti dilaporkan The Guardian. Sebelumnya, restoran sushi Sukiyabashi Jiro di kawasan elit Tokyo mendapat tiga bintang—rating terbaik yang bisa diberikan oleh Michelin.

Iklan

Keputusan Michelin itu bukan karena mutu restoran yang dikelola koki berusia 94 tahun itu menurun. Masakannya masih sangat enak, pelayanannya juga tetap oke. Masalahnya, restoran ini belakangan terlalu eksklusif bahkan untuk standar Michelin. Sangat eksklusif malah.

"Kami menyadari Sukiyabashi Jiro tak lagi menerima pesanan dari masyarakat umum, sehingga sistem penilaian kami tak bisa lagi mengikutsertakan mereka," kata juru bicara Michelin saat dikonfirmasi The Guardian. "Michelin hanya menyusun peringkat restoran yang bisa disambangi oleh orang dari latar belakang apapun."

Mayoritas tamu sekarang hanya pelanggan tetap, selebritas, orang-orang supertajir, atau kepala negara.

Kehilangan tiga bintang dari Michelin tentu bukan akhir dunia bagi restoran sekelas Sukiyabashi Jiro. Salah satu pelanggan sushi buatan Jiro, di antaranya, adalah Barack Obama. Malah, kebijakan pemesanan tempat eksklusif itu kayaknya malah menambah gengsi buat pengunjung restoran tersebut.

Tapi, sejatinya dengan atau tanpa bintang Michelin, orang biasa memang agak mustahil makan di restoran tersebut. Ongkos menikmati sajian omakase (mencicip berbagai jenis sushi sesuai bahan yang tersedia di malam kalian mampir) bisa mencapai 40 ribu Yen, setara Rp5,1 juta per orang. Itu belum termasuk pajak dan ongkos ke Jepang (ya iyalah).

Kalau kalian memang setajir itu buat makan sushi, dan merasa harus banget mampir ke restoran Jiro, kalian akan dihadapkan satu tantangan lain: sainganmu adalah sesama orang kaya. Sekali buka, restoran itu membatasi tamu cuma 10 orang. Antreannya untuk pesan tempat di sana bisa lebih dari sebulan.

Iklan

Malah, di berbagai situs travel guide di Jepang, ada banyak forum yang menyinggung berbagai trik supaya kita bisa pesan tempat di restorannya Jiro. Mulai dari menginap di hotel yang kenal orang dalam, sampai minta tolong penutur bahasa Jepang untuk memesankan tempat buatmu. Sukiyabashi Jiro saat ini juga sudah menolak reservasi tempat lewat telepon.

"Kami ingin sekali menerima semua peminat masakan kami, sayangnya karena keterbatasan tempat, hal itu tak bisa kami lakukan," demikian keterangan di situs resmi Sukiyabashi Jiro.

Terlepas dari hilangnya Bintang Michelin karena strategi bisnis menjadi eksklusif, Jiro harus selalu kita akui sebagai guru besar sajian sushi. Dia tetaplah seorang maestro kuliner. Palingan, sekarang mimpi makan di restorannya makin sulit digapai aja sih.

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES