Bahkan diktator kejam yang terobsesi menimbun senjata nuklir dibanding memberi makan rakyatnya punya hobi fanatik. Bagi Kim Jong-un, hobi itu adalah olahraga basket. Namun, Kim mengungkapkan antusiasme main basket dengan cara yang cukup ganjil. Kim meminta “pemain basket terkenal” agar diterbangkan ke Korea Utara sebagai bagian dari negosiasi pelucutan nuklir dengan Amerika Serikat.
Mengutip dua pejabat utusan Pyongyang yang namanya tidak disebut, ABC News menyatakan bahwa petinggi Korut “bersikeras syarat [nongkrong bersama pemain basket] disertakan di dalam bagian dari pelucutan nuklir negara mereka.”
Videos by VICE
Permintaan ini diumumkan selepas konferensi yang digelar Februari 2019 antara Kim Jong-un dan Donald Trump di Kota Hanoi. Dialog kedua negara buntu, setelah Trump meninggalkan ruangan karena Kim tidak sepenuhnya menyetujui denuklirisasi. Suasananya semakin tegang setelah Kim meluncurkan tiga misil beberapa saat kemudian.
Permintaan bertemu pemain basket terkenal mungkin terdengar aneh, tetapi masuk akal mengingat riwayat Kim.
Seperti penggemar olahraga lainnya, Kim diwarisi semangat main basket dari ayahnya. Kim Jong-II, sang ayah, ternyata terobsesi dengan basket dan mengagumi Michael Jordan pada dekade 90-an. Ayam Kim Jong-un itu dan dikabarkan memiliki perpustakaan film setiap pertandingan Chicago Bulls. Kim senior bahkan dihadiahkan bola basket yang ditandatangani Jordan oleh Menteri Luar Negeri AS, Madeleine Albright.
“Awalnya dia kaget, tapi dia jelas senang sekali. Saya rasa dia sama sekali tidak mengharapkan itu. Tindakan itu sangat intim,” ujar Albright kepada Washington Post pada 2013. “Kami menunjukkan Kim bahwa kami benar-benar berupaya memperoleh tanda tangan Michael Jordan. Mereka sadar itu bukan sekadar bola.”
Kim muda yang kini menguasai Korut juga mengagumi Jordan. Artikel NK News dari 2013 menyatakan bila Kim Jong II membangun lapangan basket di tempat tinggal pribadinya untuk dipakai main anak-anaknya. Ada juga laporan bahwa Kim Jong-un memajang poster Michael Jordan di dinding asramanya saat menempuh kuliah di Swiss. Teman-teman sekolah Kim di Swiss mengatakan kepada NK News, bila Kim sering memakai sepatu Nike selagi latihan basket. Meskipun dia tidak terlalu berbakat, dia rajin main dan cukup kompetitif.
“Dia sangat bergairah saat main basket. Dia selalu bergerak. Dialah yang menentukan gerakan tim berikutnya,” kata teman sekelas Kim Jong-un saat kuliah, Nikola Kovacevic, ketika diwawancarai NK News pada 2013.
Kedekatan Kim Jong-un dengan basket yang paling kentara adalah persahabatannya dengan mantan pemain Chicago Bulls, Dennis Rodman. Keduanya bertemu (bersama beberapa jurnalis, termausk dari VICE) di Ibu Kota Pyongyang enam tahun lalu.
Sejak itu, Kim dan Dennis berteman sangat akrab. Rodman sendiri mempromosikan gagasan “diplomasi basket” meskipun hubungannya dengan Kim diklaim tidak menyinggung politik sama sekali.
Dengan hobi yang sangat kentara tersebut, ternyata opsi memakai diplomasi basket tak terpikirkan oleh para diplomat di meja perundingan Korut-AS.
ABC News melaporkan, “meskipun pertukaran budaya itu tipikal, beberapa negosiator terkejut oleh antusiasme Kim” mengenai permintaannya agar bisa lebih mengenal beberapa atlet basket kenamaan AS, termasuk mantan bintang-bintang NBA.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE News