Janda ‘Black Widow’ di Jepang Akui Bunuh Pasangan Demi Harta

Kasus Chisako Kakehi sedang menggemparkan Jepang. Di negara yang memiliki tingkat pembunuhan dan kejahatan rendah itu, mendadak muncul pengakuan dari Kakehi bahwa dia membunuh pasangannya demi harta. Bukan cuma satu, namun kemungkinan mencapai 10 lelaki yang jadi korbannya. Itulah mengapa Kakehi sekarang dijuluki ‘black widow’, jenis laba-laba yang membunuh pejantan setelah pembuahan.

Sang janda pembunuh berantai itu disidang sejak 26 Juni lalu, setelah pertama kali ditahan pada 2014. Sejauh ini, jaksa baru memperoleh bukti kalau dia meracuni dua suaminya, serta sekali mencoba membunuh salah satu kekasih. Awalnya Kakehi menolak semua tudingan jaksa. Namun ketika dicecar pertanyaan mengenai penyebab tewasnya sang suami keempat—Isao Kakehi—perempuan 70 tahun itu mulai sulit mengendalikan emosi.

Videos by VICE

“Aku membunuh suamiku,” ujarnya dari kursi pesakitan, seperti dilaporkan surat kabar the Japan Times. “Aku sama sekali tidak menyesal. Aku akan tertawa seandainya besok dihukum mati sekalipun.”

Kakehi bilang dia nekat meracuni suami terakhirnya karena dia merasa tidak dinafkahi secara layak. Suaminya yang kesekian itu cenderung pelit dibanding pasangan-pasangannya yang lain. Dia pun merencanakan upaya meracuni pakai sianida, lalul menjual harta milik mendiang suami untuk membayar utang-utangnya.

Berdasarkan laporan BBC, Kakehi bertemu suami keempatnya lewat situs kontak jodoh. Isao tewas pada Desember 2013, hanya sebulan setelah keduanya menikah. Hasil otopsi menunjukkan bila pria 75 tahun itu tewas akibat tingginya dosis sianida dalam tubuhnya. Dari sana polisi mencurigai bila Isao tewas diracun oleh orang dekat. Kakehi pun kemudian dicokok setahun berikutnya.

Berdasarkan investigasi polisi dan jaksa, sang ‘black widow’ pernah dekat dengan 10 lelaki, yang semuanya sekarang telah meninggal. Tepatnya, empat suami dan enam kekasih. Harta-harta pasangannya semua diwariskan kepada Kakehi. Perempuaan ini diperkirakan memiliki warisan 1 Miliar Yen (setara Rp117,3 miliar).

Kasus Kakehi sangat menarik perhatian masyarakat Jepang, mengingat pembunuhan berantai seperti ini jarang terjadi. Juli 2016, penduduk Negeri Tirai Bambu terkejut mendengar kabar ada lelaki menusuk mati 19 orang di panti jompo. Kejahatan itu menjadi pemberitaan utama berminggu-minggu karena menjadi pembunuhan massal terburuk di Jepang sejak Perang Dunia II.

Ada kesamaan antara penusukan berantai tahun lalu dan kasus ‘Black Widow’. Semua korbannya rata-rata adalah manula. Kekasih Kakehi jangan dibayangkan anak muda, mereka kebanyakan berusia 70 hingga 80 tahun. Penduduk berusia lanjut adalah demografi besar di Jepang, sehingga rasa syok itu bertambah. Pemerintah Jepang sampai sekarang berusaha mengatasi penuaan penduduk di negara mereka yang tak kunjung berakhir.

Uniknya, setelah pengakuan mengejutkan di hadapan majelis hakim, Kakehi tiba-tiba kemarin menarik ucapannya sendiri. Dia kembali membantah sudah membunuh suaminya. Dia tidak ingat sudah mengatakan apa dalam persidangan sebelumnya. Sidang Kakehi akan berlanjut November mendatang. Selama menanti persidangan, sang janda black widow bakal ditahan.

Persidangan menggemparkan ini akan menghadirkan lebih dari 50 orang sebagai saksi. Jaksa sejauh ini belum punya bukti fisik kalau sudah terjadi upaya meracuni (persis seperti skandal kasus Jessica di Indonesia), dan pengacara kakehi berkukuh kalau kliennya mengidap dementia sehingga mustahil melakukan tindak kejahatan.

Follow Allie Conti di Twitter.