Sains

Arkeolog Menemukan Lingkaran Tulang Mammoth Misterius

Lingkaran kuno berupa susunan tulang 60 gajah purba itu mungkin saja dijadikan tempat berlindung atau ritual.
Lingkaran tulang mammoth di Kostenki 11.
Lingkaran tulang mammoth di Kostenki 11. Foto: Alex Pryor

Sekitar 25.000 tahun lalu, entah karena alasan apa manusia purba menyusun puluhan tulang mammoth dari stepa Rusia hingga membentuk lingkaran raksasa.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Antiquity menyebut “lingkaran tulang mammoth itu ciptaan tertua manusia yang pernah diketahui di Dataran Russia.” Ada kemungkinan susunannya memberikan perlindungan dan kehangatan, atau berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan ritual manusia Zaman Es.

Iklan

Ini hanyalah penemuan terbaru dalam serangkaian struktur lingkaran tulang yang pernah dibangun manusia purba. Sejak 1950-an, ada setidaknya 70 susunan yang berhasil ditemukan di sekitar Ukraina dan Rusia. Namun, situs yang terungkap pada 2014 berusia 3.000 tahun lebih tua daripada lingkaran terdekat di Kostenki 11, hotspot utama bagi para arkeolog yang berjarak 482 kilometer dari selatan Moskow.

“Lingkaran tulang mammoth besar ini berdiameter 12,5 meter dan berada di lereng menghadap timur dengan kemiringan sekitar enam derajat,” tulis peneliti yang dipimpin oleh Alexander Pryor, arkeolog dari Universitas Exeter. “Susunannya berbentuk lingkaran bersambung yang tidak memiliki pintu masuk.”

Alexander menjelaskan dalam email, mereka belum bisa memperkirakan seberapa banyak manusia yang tinggal di dalamnya. Lingkaran itu kemungkinan bukan tempat tempat tinggal permanen.

“Kami baru memasuki tahap kedua penelitian yang bertujuan menjelaskan kegiatan seperti apa yang terjadi di dalam lingkaran, terutama peran penyimpanan makanan di sana,” terangnya.

“Satu ekor mammoth yang diburu bisa menghasilkan banyak sekali makanan. Karenanya, mungkin saja manusia pada zaman itu menyimpan dan mengawetkan makanan mereka di sana.”

1584463783710-226933_web

Tampak lain situsnya. Foto: Alex Pryor

Pada masa sekarang, Dataran Rusia ini terkenal akan musim dinginnya yang ekstrem, sehingga sangat mengejutkan manusia bisa bertahan di sana “pada periode dingin hebat ketika garis lintang serupa di Eropa punah di Maksimum Es Terakhir,” menurut studi.

Iklan

Tim Alexander menemukan petunjuk tentang taktik bertahan hidup kelompok ketika mereka mengamati lubang api di dalam lingkaran. Manusia purba diduga berkumpul di sana untuk memasak dan mencari kehangatan dengan membakar tulang dan kayu. Itu memang lingkaran pertama yang menjalani “program flotasi” sistematis, yang merupakan teknik arkeologis yang dapat mengungkapkan detail halus dari bahan-bahan yang ditinggalkan peradaban kuno.

Strukturnya terbentuk dari 100 tulang lebih yang berasal dari 60 ekor mammoth, serta bangkai rusa, rubah, kuda dan beruang. Alexander dan rekan juga menemukan tanda-tanda knapping, proses yang mengubah batu jadi alat perkakas—mengindikasikan aktivitas manusia berada di sekitar lubang api.

Teknik flotasi menunjukkan akar dan umbi-umbian dimasak di situs itu menggunakan kayu bakar dari pohon pinus dan cemara. "Pohon konifer di dekat Kostenki—yang mungkin terletak di dataran rendah, lembab, dan terlindungi di jurang dekat situs—bisa saja menjadi sumber penting sehingga mereka berkumpul di sana selama periode glasial," demikian kesimpulan sementara para peneliti.

"Pohon-pohon tersebut mungkin berperan penting bagi kegigihan manusia di wilayah ini, sementara daerah lain seperti Eropa Utara ditinggalkan," ujar tim Alexander.

Berbagai riset perlu dilakukan para arkeolog di lapangan dan lab untuk memecahkan misterinya. Yang jelas, kelompok kuno ini sangat ulet dan berakal sehingga mereka dapat membangun struktur tulang yang sangat detail di antara stepa Zaman Es yang sangat dingin.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.