Pelecehan Seksual

Gerakan Pramuka di AS Tersandung Skandal, Muncul Laporan 82 Ribu Anggota Dilecehkan

Korban di rentang usia 8 hingga 93 tahun, karena sekian dekade dibiarkan. Laporan pelecehan seksual mencuat di 50 negara bagian, termasuk ranting pramuka di Jerman dan Jepang.
Gerakan Pramuka di AS Tersandung Skandal Pelecehan Seksual, 82 Ribu Anggota Dilecehkan
Peserta gerakan pramuka di Amerika Serikat dari tingkatan sekolah dasar. Foto oleh John J. Kim/Chicago Tribune/Tribune News Service via Getty Images

Menurut laporan yang pertama kali diterbitkan the New York Times, organisasi pramuka (boy scouts) di Amerika Serikat tersandung skandal pelecehan seksual. Petinggi gerakan kepanduan itu disinyalir membiarkan beberapa pembina yang bersifat predator melecehkan anggota. Korban pelecehan yang melaporkan pengalaman tragis mereka lebih dari 82 ribu orang, tersebar di 50 negara bagian, termasuk ranting kepramukaan AS di pangkalan militer Jerman dan Jepang.

Iklan

Total, sudah ada 82.663 korban yang membuat laporan resmi ke pengadilan. Rentang usia mereka antara 8 tahun hingga 93 tahun, mengingat skandal ini selama sekian dekade ditutup-tutupi. Skandal pelecehan tersebut akhirnya terungkap, setelah organisasi pramuka di Delaware mengajukan klaim kebangkrutan pada Februari 2020.

Bangkrutnya cabang pramuka di Delaware memicu beberapa korban untuk berani menyuarakan pengalaman mereka dilecehkan. Pengadilan lantas meminta korban-korban lain melapor ke pengadilan terdekat untuk diselidiki lebih lanjut.

“Pengakuan para penyintas ini benar-benar menyedihkan,” kata juru bicara Pramuka AS lewat keterangan tertulis. “Kami minta maaf sebagai organisasi karena gagal mencegah kejadian semacam ini.”

Organisasi pramuka di Amerika Serikat adalah badan non-profit swasta, tapi cukup populer sehingga memiliki aset senilai US$5 miliar merujuk laporan the Wall Street Journal. Dalam sidang kebangkrutan tempo hari, pengurus nasional mengklaim masih memiliki aset lain untuk membayar utang-utang organisasi senilai US$1 miliar.

Dari pengadilan kebangkrutan tersebut, kasus ini berubah menjadi investigasi pelecehan seksual besar-besaran. Setidaknya ada 26 kepengurusan pramuka di Amerika Serikat yang dituding melindungi para pembina yang menjadi predator seksual.

Di Negeri Paman Sam, pamor pramuka belum terlalu redup memasuki Abad 21. Menurut data terkini, ada 2,2 juta anggota pramuka di semua tingkatan, dengan 800 ribu orang menjadi relawan kepengurusan.

Dengan potensi korban pelecehan seksual terus bertambah, skandal Pramuka disinyalir lebih besar dibanding kasus serupa di tubuh Gereja Katolik. Di Amerika Serikat sendiri, korban yang sudah melaporkan pelecehan dan pemerkosaan oleh petinggi gereja katolik sebanyak 9.000 orang. Alhasil, skandal pelecehan seksual di pramuka AS adalah pembiaran organisasi paling sistemik pernah tercatat di negara tersebut.

“Kami menemukan pola di organisasi kepramukaan, yang menunjukkan pembina bermasalah bisa keluar begitu saja, lalu gabung kembali beberapa tahun kemudian,” kata Michael Pfau, kuasa hukum mewakili 1.000 korban pelecehan di Boy Scouts, saat diwawancarai the Seattle Times. “Petinggi organisasi jelas sudah meremehkan kronisnya kasus pelecehan seksual terhadap anggota selama ini.”