Jokowi Bertaruh Pada Reshuffle Menteri untuk Bangkitkan Lagi Kepercayaan Masyarakat

Jokowi reshuffle kabinet indonesia maju Sandiaga Risma Budi gunadi jadi menteri

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan reshuffle kabinet Indonesia Maju pada Selasa sore (22/12) di Istana Kepresidenan, Jakarta. Sejak dua pekan terakhir, beredar enam nama di kalangan jurnalis yang disebut-sebut terdepak dari kursi menteri pada periode kedua kepemimpinan Jokowi. 

Nama-nama tersebut akhirnya terbukti digantikan oleh figur lain. Ditemani Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Jokowi mengumumkan siapa saja yang akan mengisi enam kursi kosong tersebut dalam pelantikan Rabu (23/12). Sosok pertama yang diumumkan Jokowi adalah Tri Rismaharini.

Videos by VICE

Dua kali menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, sekarang perempuan yang disapa Risma itu diberikan tanggung jawab sebagai Menteri Sosial. Posisi ini sebelumnya ditempati oleh Juliari Batubara, politikus PDI-P yang ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena tersangkut kasus suap bansos penanganan pandemi Covid-19.

Wajah berikutnya yang diperkenalkan Jokowi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah Sandiaga Salahudin Uno. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang sempat menjajal peruntungan sebagai RI-2 pada 2019 lalu itu menggantikan Wishnutama, mantan dirut Net TV. Sosok veteran di industri media tersebut ikhlas melepaskan jabatannya pada Sandiaga. Terbukti Wishnutama mengunggah potret bersama Sandiaga di Instagram dengan caption berisi ucapan selamat. Sektor pariwisata Indonesia sejauh ini belum bisa pulih, sejak pandemi merebak pada Maret 2020.

Selanjutnya, Jokowi mengumumkan Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan yang baru, menggantikan Terawan Agus Putranto, sosok kontroversial yang berkonflik dengan Ikatan Dokter Indonesia. Budi, yang banyak dijuluki BGS oleh orang-orang terdekatnya, merupakan sosok tanpa latar belakang ilmu kesehatan masyarakat atau kedokteran. Dia lebih lama menjadi bankir, sempat menjadi Dirut Bank Mandiri, Dirut Asahan Aluminium, lalu Wakil Menteri BUMN.

Budi Gunadi Sadikin menjadi menteri kesehatan kedua sepanjang sejarah indonesia tidak berlatar dokter atau lulusan ilmu kesehatan masyarakat. Sosok menkes seperti itu yang pertama adalah Mananti Sitompoel, insinyur lulusan teknik sipil ITB yang merangkap jabatan menkes dan menteri PU pada 1948-1949. Satu almamater dengan Mananti, Budi Gunadi meraih gelar sarjana jurusan fisika nuklir. Meski demikian, Budi Gunadi Sadikin sempat ditunjuk Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, untuk bidang ekonomi.

Jokowi mempercayakan posisi sebagai Menteri Agama kepada Yaqut Cholil Qoumas. Ketua GP Ansor itu didapuk mengisi kursi yang sebelumnya ditempati oleh Fachrul Razi. Kemudian, ada nama Sakti Wahyu Trenggono, pengusaha bisnis tower seluler yang pernah menjadi politikus Partai Amanat Nasional, diberi kepercayaan memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menteri KKP sebelumnya, Edhy Prabowo, diciduk komisi antirasuah karena diduga terlibat suap benur lobster. Wahyu Trenggono sejak 2014 aktif sebagai anggota tim pemenangan Jokowi.

Nama terakhir yang disebut Jokowi masuk ke dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju adalah Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan. Ini posisi yang sudah pernah disandang Lutfi semasa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Duta Besar Indonesia untuk Jepang, dan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat hingga September 2020. Lutfi bergabung ke kabinet bersama sobat karibnya Sandiaga dan Erick Thohir, yang kini menjadi Menteri BUMN.

Menurut Suko Widodo, pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga, keputusan Jokowi untuk melakukan reshuffle kabinet saat ini dilatarbelakangi keinginan untuk meraih kepercayaan publik di tengah situasi yang serba tidak menentu.

“Pak Jokowi kan pasti menghadapi situasi sulit karena pandemi ini. Maka, dia perlu mengorganisir kembali dengan harapan energi baru bisa menjawab persoalan mendatang,” kata Suko kepada VICE. “Jadi, ingin membangun, memperoleh kepercayaan dari masyarakat lagi.”

Menempatkan Risma di posisi Menteri Sosial saat kepercayaan publik sedang terpuruk, kata Suko, adalah salah satu caranya. “Di antara kepala daerah yang punya tingkat kepercayaan tinggi kan Bu Risma. Maka itu poin yang diambil Pak Jokowi sebagai mesin kabinet untuk membangun kepercayaan bagi masyarakat.”

Begitu pun dengan kehadiran Sandiaga untuk memimpin Kemenparekraf. “Kalau mau jujur, waktu Pilpres Pak Sandiaga kan secara elektabilitas cukup tinggi. Terus kemampuan akademik, intelektual, finansial, trust jaringan juga cukup tinggi. Dia pebisnis,” imbuhnya.

Hanya saja, ada keputusan berisiko yang diambil Jokowi dengan menunjuk Budi Gunadi untuk mengisi pos Menteri Kesehatan. Apalagi, muncul komentar di kalangan masyarakat bahwa pemerintah memperlakukan wabah ini seperti bisnis. Menempatkan orang dengan latar belakang non-medis berpeluang kontradiktif bila tujuan presiden adalah meraih kembali kepercayaan publik.

”Sebenarnya ini agak berisiko juga mengambil pilihan [nondokter di posisi menkes]. Saya kira ini berkaitan dengan manajemen kesehatan kita,” kata Suko. Artinya, yang tampaknya ingin ditata oleh Jokowi bukan sekadar memperkuat level fungsional dan teknis kementerian kesehatan menghadapi pandemi.

“Mungkin dianggap selama ini menteri kesehatan dianggap tidak bisa membawa perubahan signifikan, maka dicoba dicarikan orang dari background lain,” imbuhnya.