FYI.

This story is over 5 years old.

polusi

Polusi Menjadi Pemicu Kematian Satu dari Empat Balita di Seluruh Dunia

WHO merekomendasikan beberapa langkah yang bisa diambil pemerintah seluruh dunia, agar angka kematian akibat polusi turun.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Setiap tahun, lebih dari satu dari empat balita meninggal karena polusi lingkungan—kebanyakan karena air dan udara yang tak bersih serta limbah lingkungan. Fakta tersebut terungkap dalam dua penelitian yang dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awal pekan ini. Temuan itu menunjukkan sekitar 1,7 Juta anak meregang nyawa karena lingkungan yang dipenuhi udara kotor.

"Berinvestasi dalam bentuk usaha-usaha menghilangkan hal-hal yang beresiko membahayakan kesehatan dalam lingkungan seperti meningkatkan kualitas atau menggunakan bahan bakar yang lebih ramah. Tindakan-tindakan ini bakal sangat menguntungkan kondisi kesehatan kita," kata Maria Neira, selaku Direktur Departemen Kesehatan Masyarakat, Lingkungan, dan Situasi Sosial Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melalui keterangan tertulis.

Berikut beberapa data dan fakta yang perlu kalian perlu tahu tentang polusi udara di Planet Bumi:

  • Tiga penyebab kematian anak paling umum di muka bumi adalah infeksi saluran pernafasan—pnemonia—diare dan malaria. Sebenarnya, sebagian besar kematian ini bisa dicegah jika anak penderita ketiga penyakit hidup di rumah yang bersih, memiliki akses ke kebutuhan pokok seperti ari bersih, sabun dan bakar bakar yang ramah lingkungan untuk memasak (saat  ini, masih banyak rumah yang menggunakan batu bara dan kotoran hewan sebagai bahan bakar. Penggunaan keduanya asap yang sangat berbahaya).
  • Meski seorang anak selamat dari paparan polusi udara atau asap rokok, efeknya bakal terasa seumur hidup. Balita dan anak di bawah usia sekolah yang terpapar kedunya memiliki peluang yang lebih tinggi menjadi penderita kanker, asma, stroke dan serangan jantung.
  • Tak semua kematian balita disebabkan oleh polusi udara. Sekitar 200.000 balita meninggal karena sebab yang disebut WHO sebagai "cedera yang tak disengaja disebabkan oleh lingkungan." Contohnya meninggal karena jatuh dan keracunan.
  • Tetap saja, angka kematian anak karena polusi lingkungan kemungkinan besar akan terus bertambah. Jumlah limbah elektronik seperti komponen komputer yang tidak didaur ulang secara sempurna atau sampah bekas telepon seluler, diramalkan akan naik sebanyak 19 persen sepanjang kurun 2014 dan 2018. Artinya lebih banyak anak yang terpapar senyawa kimia berbahaya tak hanya menyebabkan turunnya kecerdasan dan kemampuan berkonsentrasi. Risiko kerusakan paru-paru dan kanker pada anak juga akan meningkat.
  • Semua prediksi buruk tadi bakal makin parah akibat perubahan iklim yang makin ekstrem. Seiring meningkatnya temperatur dan kadar karbondioksida dalam udara, tentunya risiko anak menderita asma makin besar.