Gambar dari akun Facebook Nothing
Beberapa tahun terakhir, kita banyak melihat fenomena mantan anggota band hardcore/punk/metal memainkan musik 'pelan' mudah dicerna telinga. Contohnya Ceremony, band berbasis di California, kini memainkan Brit-pop yang dioplos pengaruh post-punk. Sementara album Hyperview dari Title Fight merupakan peralilhan dari fase sound penuh kericuhan depan panggung yang mewarnai dua album pertama mereka.Untungnya, peralihan ini kebanyakan sukses dan menghasilkan musik alternative catchy, tetap layak disebut rock, dan mudah memancing pendengar bernyanyi bersama. Dalam lanskap kancah musik semacam itu, Nothing asal Kota Philadelphia, Amerika Serikat, adalah salah satu band paling menarik pengusung musik 'shoegaze berotot' yang kini naik daun.Nothing memainkan gabungan alternative rock 90-an, shoegaze, grunge, dan hardcore punk. Pendiri band ini, Domenic Palermo dulu tergabung dalam band hardcore Horror Show, menghasilkan dua album keren yang pernah dirilis Deathwish Records. Nothing, setelah Palermo mengalami perubahan fase kehidupan, kini menyodorkan lirik-lirik yang tergolong sensitif dan personal, diwarnai kekhawatiran, paranoia, deskripsi penyakit mental, dan kecanduan.Album terbaru Nothing, Tired Of Tomorrow, dirilis tahun lalu oleh label metal Relapse Records—rumah bagi Mastodon, Dillinger Escape Plan, dan masih banyak lagi—membawa Nothing menyambangi tur Asia pertamanya awal 2017 ini.Pecinta musik Jakarta berkesempatan menyaksikan penampilan live Nothing pertama kalinya dalam rangkaian tur itu, 21 Januari mendatang. Nothing berbagi panggung bersama Barefood, Total Jerks, Modern Guns, dan Collapse dari Bandung.Nothing dijadwalkan manggung pada 21 Januari 2017 mendatang di Rossi Musik, Jalan Fatmawati No. 30, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Iklan