Afghanistan

Taliban Capek-Capek Rampas Pesawat Militer AS, Semuanya Sudah Tidak Berfungsi

“Saya terkejut kalau pesawat yang dirampas di Kabul masih bisa terbang,” ujar mantan tentara yang pernah bertempur di Afghanistan. Total ada 27 Humvees dan 73 pesawat ditinggal militer AS.
Anggota Taliban memfoto helikopter Angkatan Udara Afghanistan
Anggota Taliban memfoto helikopter Angkatan Udara Afghanistan yang sudah rusak di Bandara Kabul. Foto oleh Wakil Kohsar/AFP via Getty Images

Perang terlama Amerika yang berlangsung hampir 20 tahun resmi berakhir dengan hengkangnya pasukan militer AS dari Afghanistan. Pasukan khusus Taliban mendatangi bandara Kabul tak lama setelah pesawat terakhir AS lepas landas pada Senin 30 Agustus 2021. Rekaman video menampilkan anggota tengah melihat-lihat persenjataan AS dan Afghanistan bernilai miliaran dolar yang terbengkalai.

Namun, tampaknya tak ada satu pun dari pesawat buatan AS yang masih berfungsi karena tentara Amerika telah memastikan semua yang tersisa di bandara tidak dapat dioperasikan lagi.

Iklan

“Persenjataan yang dirampas di pangkalan Mazar dan Kandahar jatuh sebelum ada yang bisa menghancurkannya,” kata mantan prajurit pasukan khusus Inggris, yang bertempur di Afghanistan dan kembali sebagai tentara bayaran, ketika dihubungi VICE World News. 

“Tapi di Kabul, orang Amerika tahu sebentar lagi mereka akan pergi dan punya banyak waktu untuk memastikan tak ada satu pun yang berfungsi. Mereka memberi kami [di Spesial Air Service] pelatihan penuh memastikan perlengkapan militer yang terbengkalai tidak dapat digunakan lagi. Pasukan AS juga mendapat pelatihan yang sama. Saya akan sangat terkejut kalau pesawat yang dirampas di Kabul masih bisa terbang.”

“Pesawat-pesawat itu sudah tidak bisa terbang,” tandas Jenderal Kenneth F. McKenzie Jr. selaku kepala Komando Pusat AS saat diwawancarai Washington Post. Menurutnya, pasukan AS telah “mendemiliterisasi” 70 MRAP (kendaraan taktis), 27 Humvees dan 73 pesawat. “Pesawatnya takkan pernah bisa dijalankan.”

Pesawat serang Angkatan Udara Afghanistan diistirahatkan di hanggar bandara Kabul. Tumpukan rompi militer tersebar di sekitarnya. Foto oleh Wakil Kohsar/AFP via Getty Images

Pesawat serang Angkatan Udara Afghanistan diistirahatkan di hanggar bandara Kabul. Tumpukan rompi militer tersebar di sekitarnya. Foto oleh Wakil Kohsar/AFP via Getty Images

Selama dua minggu terakhir, pasukan militer Barat hanya bisa mengakses bandara Kabul untuk proses evakuasi ketika Taliban menguasai Ibu Kota Kabul. Pasukan khusus Taliban baru merangsek ke bandara setelah pesawat C-17 yang mengangkut komandan tertinggi AS dari Divisi Lintas Udara ke-82 pulang ke negaranya.

Pada Senin, beredar rekaman pasukan Taliban menguji coba helikopter Blackhawk milik AS. Namun, menurut mantan prajurit yang tidak mau disebutkan namanya karena masalah keamanan operasional, helikopter yang dirampas di Afghanistan akan dikandangkan karena kurangnya perawatan dan suku cadang dari Amerika. Meskipun begitu, pesawat Mi-17 masih bisa diterbangkan tanpa batas waktu.

“Mereka bisa merawat dan menerbangkan pesawat buatan Rusia tanpa masalah,” katanya. “Tapi pesawat dan helikopter yang lebih canggih hanya bisa terbang beberapa kali, lalu kehabisan suku cadang.”

Tak ada yang bisa menebak apa yang akan dilakukan Taliban selanjutnya begitu pasukan Barat pergi dari Afghanistan. Akan tetapi, selama dua minggu terakhir, kelompok itu sibuk merampas perlengkapan militer yang dipasok AS mulai dari persenjataan individu hingga pesawat serang darat.

Taliban merampas sedikitnya 200 pesawat mulai dari helikopter angkut Mi-17 Rusia — yang mudah dirawat dan diterbangkan — hingga helikopter Blackhawk dan pesawat serang A29 Tucano — yang pemeliharaannya sulit. Perkiraan ada 32 pesawat Mi-17 yang tersedia di Afghanistan dan masih bisa diterbangkan. Ini akan menjadi transportasi penting bagi kelompok yang berusaha mengendalikan negara besar dengan jalanan seadanya.