Mulai Ada Industri Jasa Membantu Influencer Kelihatan Tajir Padahal Semua Sewaan

Influencer ingin nampak bergaya hidup mewah supaya menarik follower. Dari temuan terbaru, "kekayaan" sebagian influencer naik jet pribadi atau dapat kiriman sneaker mahal cuma polesan.
Nana Baah
London, GB
Industri Jasa Membantu Influencer Kelihatan Tajir Padahal Semua Sewaan
Kolase foto oleh Marta Parszeniew/VICE

Influencer atau selebgram menjadi profesi yang sangat diminati. Kalian bisa cepat kaya hanya dengan bikin konten. Laporan yang dilansir Telegraph awal tahun ini menemukan seorang influencer bisa mendapatkan gaji di atas rata-rata gaji Inggris bermodalkan puluhan ribu pengikut, tawaran sponsor dan pendapatan iklan.

Iklan

Industri pemasaran influencer secara keseluruhan diproyeksikan bernilai $15 miliar (Rp213 triliun) pada 2022. “Influencer virtual” Lil Miquela yang bukan manusia beneran saja diperkirakan meraup keuntungan lebih dari 10 juta Dolar (Rp142 miliar) setahun.

Meski menggiurkan, menjadi influencer sukses sama sekali tidak gampang. Humoris, tampang kece atau bisa “relatable” saja belum cukup untuk mengantarkan kalian pada ketenaran. Kalian memerlukan keberuntungan, tawaran endorse rutin, atau kalau perlu teman selebgram agar kecipratan hoki. Bagi sebagian influencer yang merintis karir, mereka bahkan membutuhkan “kekayaan palsu”.

Belakangan ini, kita sering melihat konten viral orang sedang jalan-jalan padahal sebenarnya cuma editan. Contohnya seperti vlogger yang menipu para pengikutnya tentang kekayaan mereka, atau selebgram yang pura-pura nonton Coachella.

Inti dari postingan seperti ini adalah mereka ingin dianggap tajir dan pantas diikuti kesehariannya oleh penggemar—bahwa hidup mereka jauh dari kata membosankan. Dan sebagai follower, kalian bisa membayangkan rasanya jadi orang kaya hanya dengan melihat konten mereka.

Iklan

Masih ada cara lain untuk terlihat kaya jika kalian enggak jago Photoshop.

Awal tahun ini, twit yang sudah dihapus mengekspos para influencer yang menyewa studio foto dengan desain bak bagian dalam jet pribadi. Dengan membayar $64 (Rp914 ribu) per jam, selebgram dan teman-temannya bisa akting selfie di jet dan mengunggahnya dengan caption macam “catching flights not feelings x” atau “head in the clouds”.

Jasa menempelkan suara ke video stok juga digandrungi di Tiongkok. Hanya dengan 6 Yuan (Rp13 ribu), influencer bisa bertingkah seolah-olah punya uang segepok atau sedang liburan di pulau tropis.

Apabila dua pilihan tadi masih tidak memungkinkan, kalian dapat mengikuti trik satu ini. Buka aplikasi e-commerce andalanmu, lalu ketik “kardus sepatu (merek X)” atau “paperbag (merk X)”. Orang-orang akan mengira kalian habis belanja barang mahal ketika melihat fotonya di IG. Yang tidak mereka ketahui, kantong belanjaan dan kardus sepatu itu tidak ada isinya.

Ketika diwawancarai oleh Input Mag, reseller anonim yang sebagian besar pelanggannya adalah influencer mengungkapkan peningkatan permintaan kotak kosong bermerek — Hermes, Pandora dan Tiffany. “Saya awalnya mengira mereka beli untuk menyimpan barang atau membungkus hadiah,” katanya kepada Input. “Saya tidak sadar buat foto-foto Instagram.”

Iklan

Ada sejumlah pedagang di aplikasi Depop yang hanya menjual kotak dan kantong belanjaan kosong. Total benda yang dijual sampai 600 lebih, dengan merek seperti Chanel, Tiffany, Pandora hingga Selfridges. Bahkan dust bag Gucci, Louis Vuitton dan Dior juga dijual. Harganya tidak murah, walau itu cuma kotak kosong. Kotak topi Gucci dijual seharga £35 (Rp670 ribu); empat pita Hermes seharga £20 (Rp376 ribu); kotak sepatu dan tas hadiah Louboutin seharga £55 atau setara Rp1,05 juta.

Menariknya, ada influencer langganan reseller anonim yang diendorse barang mewah, padahal dia pernah beli kotak kosong Pandora darinya.

Walaupun begitu, bukan berarti kalian pasti akan dapat sponsor dengan berpura-pura jadi orang kaya. “Kalian bisa melihat kepalsuannya — ada yang aneh dalam gambarnya,” tutur Scott Guthrie, konsultan pemasaran influencer independen. “Aksesorinya tidak cocok dengan pakaian, atau tanda kekayaannya terlalu berlebihan.”

Selain itu, Guthrie mengatakan kebohongan tersebut hanya akan merusak reputasi merek mewah tertentu. “Konten kreator justru menodai nama suatu merek jika berpura-pura menjadi duta besarnya,” lanjutnya.

Guthrie menyarankan influencer untuk bertindak apa adanya. Dengan begini, mereka bisa dapat sponsor dengan cara yang lebih realistis. “Kalian bisa melakukan sesuatu yang mendukung nilai-nilai merek itu jika ingin bekerja sama dengan mereka,” ujarnya. “Menciptakan konten yang kreatif dan inovatif sangat penting.”

Lagi pula, berpura-pura kaya hanya akan bikin malu dirimu sendiri dan para pengikut. Kalian mungkin bakal terlihat keren jika nge-@ merek mewah pada foto kotak kosong, tapi cara ini malah berpotensi besar menutup kesempatan diendorse sama mereka.