The VICE Guide to Right Now

Korea Utara Masih 'Bebas Corona', Menurut Klaim Pejabat Korut Sendiri

Pakar kesehatan khawatir kenyataan di lapangan lebih kelam daripada yang dilaporkan pemerintahan otoriter tersebut.
Gavin Butler
Melbourne, AU
Dua orang maskeran berjalan di depan poster propaganda yang terpasang di jalanan Pyongyang pada 9 April 2020. Kim Won Jin / AFP
Dua orang memakai masker berjalan di depan poster propaganda di jalanan Pyongyang pada 9 April 2020. Foto oleh Kim Won Jin / AFP

Korea Utara mengklaim tidak ada satupun kasus penularan Covid-19 di negaranya sampai pertengahan April 2020. Padahal negara tersebut berbatasan dengan Korea Selatan dan Tiongkok—yang telah diserang pandemi corona sejak Desember tahun lalu, dengan 83.000 kasus positif dan total kematian sebanyak 3.342 jiwa.

Perbatasan Korut ditutup sepenuhnya sejak Januari. ABC melansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hanya bisa mencatat laporan versi pemerintah, sehingga di data mereka kasus positif di Korut masih nol. Anehnya, negara yang dipimpin Diktator Kim Jong-un tersebut dikabarkan tetap melakukan tes corona dan telah mengarantina 500 orang lebih pekan lalu.

Iklan

Tak ada yang bisa memastikan kebenaran data apapun dari Korut. Tetapi pejabat setempat dikhawatirkan pakar kesehatan kurang transparan soal tingkat infeksi di negara mereka. Adapun akademisi spesialis Korut juga khawatir rezim otoriter tersebut sebenarnya tidak menyadari ada wabah yang menyebar di dalam lingkup perbatasan, atau kurang melakukan persiapan.

"Kita semua cuma bisa menebak-nebak situasi sebenarnya di dalam Korea Utara,” kata Zhiqun Zhu, guru besar ilmu politik Universitas Bucknell, kepada ABC. "Atau mungkin pemerintah tidak tahu seberapa besar kasusnya di Korea Utara. Pyongyang telah meminta bantuan dari negara lain, dan banyak penduduknya mulai mengenakan masker tiap keluar rumah. Itu bisa berarti virusnya telah menyebar."

"Virus corona mungkin saja menyebar dalam skala terbatas di sana, tapi pemerintah menutup-nutupinya karena tidak mau membuat rakyat khawatir," imbuh Zhu.

Jean H Lee, pakar Korea dan mantan kepala biro kantor berita Associated Press di Pyongyang, berasumsi sistem kesehatan setempat tak akan mampu menangani pandemi Covid-19.

"Sistem kesehatan Korea Utara sangat lemah dan tidak siap menangani pandemi apapun," ujarnya. "Saya masih ingat ada klinik [di Pyongyang] yang tidak punya obat diare… [jadi] kita bisa membayangkan sendiri betapa sulitnya mereka mengatasi epidemi seperti Covid-19."

Kendati demikian, Pyongyang kali ini tak ragu meminta bantuan ke negara lain. Minimal, tak ada tanda-tanda Korut meremahkan Corona. Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, mereka sudah mengirim 1.500 alat tes Covid-19 ke Korea Utara pada Februari lalu. Zhu tak kaget kalau Tiongkok juga mengirimkan alat kesehatan ke Korut.

"[Korea Utara] menjadi yang pertama mengambil tindakan drastis seperti menutup perbatasannya dengan Tiongkok akhir Januari lalu … [dan] meminta bantuan … Ini semua menunjukkan Pemerintah Korea Utara tetap serius menanggapi pandemik dan bertekad mengendalikan virus sebelum menyebar luas ke seantero negeri."

Follow Gavin di Twitter atau Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Asia