Produsen alat elektronik Casio melayangkan tuntutan penghapusan konten kepada YouTuber Neutrino, yang mengubah kalkulator jadul Casio menjadi perangkat cerdas tersambung ke WiFi. Perusahaan Jepang ini mengklaim Neutrino tanpa izin menyalin kode milik perusahaan.
Hackaday membeberkan kronologinya. Neutrino memasang antarmuka pengguna ke dalam kalkulator Casio FX-991MS—model yang pertama kali diperkenalkan ke pasar awal 2000’an—dengan menempatkan magnet di dekat layar rahasia. YouTuber konten-konten teknologi dan hacking ini sekalian memasang program chat sederhana yang dapat dijalankan dengan WiFi.
Videos by VICE
Modifikasi ini sangat keren karena memberi fungsi baru terkoneksi internet pada alat elektronik jadul. Sayangnya, Casio tidak senang melihat upaya modifikasi tersebut. Mereka memaksa Neutrino menghapus kreasinya dengan dalih hak cipta.
“Saya padahal cuma ingin menyibukkan diri dan melakukan hal menyenangkan selama lockdown,” kata Neutrino saat dikonfirmasi Torrent Freak. “Saya tidak punya banyak komponen elektronik di rumah, jadi kalkulator ini saja sudah cukup. Paman yang menghadiahkan kalkulatornya lebih dari lima tahun lalu.”
Surat tuntuntan Casio itu (bisa dibaca lengkap di sini) mengklaim kode dalam repositori modifikasi yang dibagikan Neutrino berisi informasi hak cipta ekslusif milik mereka. “Konten yang di-host merupakan salinan langsung produk klien kami,” tulis perusahaan anti-bajakan REACT atas nama Casio. Intinya, Casio tidak suka Neutrino mengajari orang lain cara memodifikasi kalkulator jadi piranti cerdas.
Github menghapus repositorinya, dan YouTube menghapus video proses perakitannya. Kepada Torrent Freak, Neutrino mengungkapkan telah melayangkan pemberitahuan balasan dengan Github agar bisa mengembalikan repositorinya.
“Mereka menuduhku menggunakan kode sumber yang dilindungi hak cipta untuk memodifikasi program CASIO. Padahal, kode milik saya tidak ada hubungannya sama sekali,” ujarnya. Neutrino menjelaskan dalam file readme yang sekarang sudah dihapus, dia menulis sendiri kodenya.
“Mereka juga mengklaim ‘seluruh repositorinya melanggar hak cipta’, tapi pada kenyataannya konten asli apapun yang mereka tunjukkan tidak ada hubungannya dengan kode saya,” lanjutnya.
Hackaday dan Gizmodo menilai modifikasi kalkulator tersebut berpotensi dijadikan alat menyontek selama ujian. Namun, Neutrino menegaskan kepada Torrent Freak tidak memiliki niatan seperti itu sama sekali. Dia cuma ingin menginspirasi orang untuk berkarya dan bereksperimen menggunakan piranti jadul.
Pemberitahuan penghapusan DMCA bisa sangat membantu kreator melindungi konten mereka di internet jika digunakan dengan benar. Akan tetapi, produsen elektronik yang sudah 74 tahun berdiri itu memanfaatkannya untuk menyerang individu yang memodifikasi produk mereka jadi sesuatu yang lebih menarik dan canggih.
Tindakan perusahaan macam ini tidak menguntungkan ekosistem penggemar utak-atik teknologi. Sebab kreator akan mengurungkan niat mengunggah karya modifikasi mereka secara terbuka karena takut dituntut.
“Tindakan hukum semacam itu dapat mematikan kreativitas dan inovasi pengembang di masa depan,” merujuk keterangan tertulis organisasi kebebasan berpendapat online Reclaim the Net. “Tak ada satupun orang yang mau diseret ke jalur hukum hanya karena berbagi ide.”
Artikel ini pertama kali tayang di VICE US