Jika sampai tulisan ini diturunkan kamu belum nonton video “Baby Shark,” dengan berat hati kami harus bilang: kamu melewatkan fenonema budaya paling penting dalam satu dekade terakhir.
Hingga kini, Video “Baby Shark”—berisi animasi sederhana yang menampilkan satu keluarga hiu yang lucu—sudah ditonton lebih dari dua miliar kali di YouTube. Bahkan, lagu bocah yang catchy banget ini nyaris menjungkalkan single milik Lady Gaga “Shallow” dari puncak tangga lagu Billboards.
Videos by VICE
Popularitas lagu ini juga tergambar dari ratusan ribu video yang mencatut lagu tersebut di dalamnya. Bahkan, penggemar fanatik Baby Shark bisa menonton pertunjukan live tentang keluarga hiu dalam video tersebut. Mau cari merchandise Baby Shark? Gampang. Kamu cukup pergi Seoul. Sudah banyak toko di ibukota Korea Selatan itu yang menyediakan pernak-pernik Baby Shark.
“Baby Shark” tak langsung meledak, tapi terus berkembang jumlah penontonnya berkat riset produk serius. Pinkfong, perusahaan konten edukasi yang menciptakan “Baby Shark,” sekarang sukses menjadi raksasa dalam bisnis musik khusus balita, berkat sokongan musisi-musisi bertalenta yang memahami cara bikin lagu yang nempel di otak. Para musisi tadi juga mampu berpikir selaiknya anak usia tiga tahun.
“Saat kamu merancang koreografi untuk video kami, kami harus menciptakan gerakan yang gampang diikuti anak kecil,” ujar Paik So-young, salah satu pencipta konten di Pinkfong. “Kami benar-benar mengkaji gerakan tangan atau kaki apa yang menyenangkan bagi anak-anak.”
Baru-baru ini VICE News baru-baru ini mengunjungi markas Pinkfong di Seoul. Di sana, kami menelisik kiat-kiat apa saja yang mereka pakai saat menciptakan lagu yang bisa menarik balita dari seluruh dunia.
Tonton dokumenter kunjungan kami di tautan awal artikel ini.
Artikel dan video ini pertama kali tayang di VICE News