Kamu Kemungkinan Orang Jahat Kalau Punya Kepribadian Seperti Berikut

Dr. Michael H Stone meraih popularitas pada 2005, ketika the New York Times mengutip 22 susunan heirarki kepribadian jahat yang dia ciptakan. Bagan itu menjabarkan klasifikasi yang dia sebut sebagai “Perubahan Tingkatan Kejahatan” biasa dialami setiap kriminal kelas kakap. Delapan tahun lalu, Stone mengelilingi Amerika Serikat dalam rangka mewawancarai berbagai pembunuh berantai, pelaku penembakan massal, serta suami atau istri para pesakitan yang sering dicap psikopat itu. Hasil wawancara tersebut dia bukukan dengan judul The Anatomy of Evil. Buku itu mengungkap bermacam sifat kejahatan, hasil kerja keras Stone memetakan perangai manusia paling keji, beringas, dan tak berperikemanusiaan sepanjang sejarah.

Sebagai professor dan spesialis bidang psikiater klinis di University of Columbia , Dr. Stone selama bertahun-tahun biasa mendiagnosa dan mengobati pasien yang mengidap gangguan kepribadian impulsif. Kondisi tersebut merupakan kelainan jiwa serius yang kadang diperburuk oleh gangguan makan, penyalahgunaan obat-obatan, dan depresi.

Stone juga kadang diminta beberapa pengacara menjadi saksi ahli sidang, untuk memeriksa apakah pelaku kejahatan memang berada dalam spektrum gangguan kepribadian. Dia biasa berurusan dengan manusia antisosial hingga psikopat tulen, sosok yang oleh sebagian besar masyarakat dianggap jahat.

Videos by VICE

Tanpa diketahui orang awam, Mereka menunjukan sedikit rasa bersalah atas melakukan tindakan-tindakan mengerikan seperti menyiksa dan memutilasi korban-korbannya.

Berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan kepribadian parah yang menyebabkan kengerian-kengerian yang tidak dapat dijelaskan, Stone mengidentifikasi narsisme dan agresi sebagai dua sifat kepribadian utama memicu seseorang bisa melakukan kejahatan keji. Dia menyusun arketipe menyeluruh identifikasi sifat-sifat itu, meliputi hirarkinya.

The Anatomy of Evil kembali dicetak ulang tahun ini, diiringi epilog baru. Setelah sewindu, Stone menemukan fenomena baru yang ia sebut sebagai “New Evil”. VICE mewawancarai Stone, mencari tahu apakah dia berpikir orang-orang dapat dilahirkan dengan sifat jahat. Dia juga menjelaskan siapa saja orang orang paling jahat yang pernah dia pelajari sepanjang karirnya. Tak lupa, Stone menjabarkan pentingnya memahami cara kerja otak penjahat, sehingga sistem hukum dan pengadilan modern tetap bisa menjatuhkan putusan paling adil terhadap pelaku kejahatan paling biadab.

VICE: Apakah sebagian orang memang sudah jahat sejak lahir?
Michael H. Stone: Saya pikir nyaris mustahil orang dilahirkan dengan kecenderungan melakukan hal-hal jahat. Kita tidak bisa menganggap mereka “jahat sejak lahir,” seakan mereka ditakdirkan secara mutlak melakukan perbuatan yang oleh masyarakat dianggap jahat. Tapi, faktanya, kebanyakan lelaki—dipanding perempuan—memang lahir dengan kekurangan terhadap rasa empati dan kasih sayang. Ada sebagian kecil lelaki memiliki ketidakmampuan untuk benar-benar menciptakan rasa sayang dan ikatan kuat dengan orang-orang lain. [Walaupun] mereka berperasaan, mereka melakukan hal-hal buruk dan tidak merasa bersalah. Baik lelaki maupun perempuan bisa tumbuh dewasa dengan sifat psikopat, sehingga berisiko melakukan hal-hal yang dapat membangkitkan emosi yang memicu tindakan jahat.

Apa saja kesamaan karakter orang jahat dari hasil penelitian anda?
Sebagian besar persentasi dari lelaki dan wanita yang akhirnya melakukan tindakan jahat seringkali dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang keras, susah, dan kasar. Walaupun mereka tidak dilahirkan dengan kecenderungan untuk menjadi seorang psikopat dan tidak bisa merasakan belas kasihan untuk orang lain, perasaan baik mereka akhirnya ditenggelamkan dalam semua kesengsaraan yang harus dilalui pada masa muda. Mereka akhirnya melakukan hal-hal yang bersifat jahat setelah dewasa.

Pelaku pembunuhan berantai Ian Brady dan Myra Hindley, dari arsip kepolisian. Sumber foto Press Association via AP Images

Bisakah anda menjelaskan ulang konseps tentang ‘tingkatan kejahatan’ dalam buku ini?
Saya mulai mengembangkan dan mengerjakan peta susunan kepribadian tersebut 30 tahun lalu, tepatnya pada 1987. Saat itu saya diminta menjadi saksi ahli untuk kasus suami membunuh istri dan anaknya. Pelaku bernama Jeffrey MacDonald, oleh media, kasus tersebut dijuluki sebagai pembunuhan Fatal Vision. Saya ingin menjelaskan pada juri tentang kejahatan MacDonald dari sudut pandang spektrum karakter kejahatan yang lebih luas. Apa yang dilakukan MacDonald lebih parah dari tindakan Jean Harris, perempuan yang menembak mati mantan kekasih yang menkhianatinya. Ketika dia mengetahui bahwa pria tersebut selingkuh, Harris jadi sangat tertekan dan sangat marah, sehingga dia terpicu menembak kekasihnya. Tindakan Harris bisa disebut sebagai “kejahatan akibat gairah”, tingkatan kejahatan yang paling tidak terlalu jahat dalam skala susunan saya.

Di ujung lain spektrum lainnya, ada jenis kejahatan seperti dilakukan Ian Brady di Inggris . Dia sengaja mencari teman perempuan, membujuk anak kecil pergi dengan mereka ke tempat terpencil di pelosok Inggris. Bersama teman perempuannya, Brady menyeret korban ke sebuah pondok. Brady kemudian akan mencekik anak tersebut dan merekam suara jeritannya dengan tape recorder. Rekaman itu diputar ulang kali lain sebagai alat perangsang seksual untuk dia dan pacarnya saat berhubungan seksual. Dulu saya sempat berpikir, tidak ada kejahatan lain bisa lebih buruk dari tindakan Brady. Ternyata pandangan saya keliru. Banyak kejahatan di berbagai negara yang kualitas kesadisannya jauh lebih buruk. Setidaknya, pada 1987, kasus Brady merupakan yang terburuk yang pernah saya tahu. Makanya saya menempatkan Brady di ujung sisi lain dari skala kejahatan. Dari berbagai kasus tadi, ada perubahan bertahap yang bisa diamati dari tindakan para kriminal. Saya mulai mengembangkan skala “Peningkatan Bertahap Kejahatan” yang memiliki hampir dua lusin tingkatan di dalamnya. Dengan skala tersebut, kita bisa memilah apakah kejahatan seseorang dipicu emosi sesaat atau memang melibatkan gejala-gejala psikotik maupun penyimpangan lain.

David Parker Ray bersama pengacaranya saat sidang banding pada 1999. Sumber foto: AP Photo/Adolphe Pierre-Louis, Pool

Anda bertahun-tahun mempelajari profil lebih dari 600 kriminal kejam untuk buku ini. Siapa orang paling jahat yang pernah anda pelajari?
Menurut saya, sebutan itu paling pas diberikan pada David Parker Ray. Dia memodifikasi truk trailer besar menjadi ruang penyiksaan korban-korbannya di New Mexico. Dia akan mengikat dan menggantung para perempuan, korban-korbannya, sehingga mereka tidak dapat bergerak. Selama penyiksaan dilakukan, dia melakukan hal-hal yang amat buruk kepada mereka sambil membacakan tulisan sepanjang 17 lembar tentang hal buruk apa saja yang akan dia lakukan kepada mereka. Sosok paling jahat lain saya temukan dari Wisconsin, namanya John Ray Weber. Dia tega melakukan hal menyeramkan seperti memotong alat kelamin para korbannya ketika mereka masih hidup.

Bagi saya, dua nama tadi sangat mengejutkan karena tingkat kejahatan, penyiksaan, dan hal menyakitkan yang sanggup mereka lakukan terhadap manusia lain benar-benar tak terbayangkan. Dalam epilog untuk edisi cetak ulang ini, saya juga menampilkan contoh baru kejahatan yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Ada sekelompok perempuan, jumlah mereka 21 orang, pada 1987 sengaja mencelakai seorang wanita hamil yang akan melahirkan. Mereka membunuh si perempuan korban itu, mengoperasi paksa perut korban, lalu mencuri janin hidup-hidup. Tindakan kelompok ini bisa dibilang jenis kejahatan yang baru. Aku tidak pernah menemukan jejak kejahatan serupa sebelum 1987.

Bagaimana dengan pembunuh berantai terkenal seperti Charles Manson atau John Wayne Gacy dalam skala anda?
Saya akan menempatkan Manson dalam posisi yang agak rendah, karena dia sebenarnya cuma menginspirasi orang-orang lain untuk berani membunuh. Okelah, dia membunuh dua orang di peternakan dijadikan tempat berkumpul oleh sekte yang dia pimpin. Tapi, Manson [lebih merupakan] tipe yang menginspirasi anggotanya melakukan tindakan kejahatan. Dia menginspirasi para pengikut sektenya membunuh aktris Sharon Tate ketika sedang hamil sembilan bulan sambil berteriak “Mati kau jalang!” Perilakunya cukup jahat, tapi memotivasi orang agar berani melakukan kejahatan posisinya agak di ujung skala saya yang terhitung ringan. Tindakan Manson tidak menunjukan semacam penyiksaan atau tidak adanya rasa kasihan yang ditunjukan sebagian pengikutnya. Dia agak susah ditempatkan dalam skala tersebut.

Gacy, di sisi lain, menculik anak-anak laki dari stasiun bis Greyhound. Dia membawa korban ke rumahnya untuk diperkosa, dibunuh, lalu dia bakal membuang mayatnya di bawah beranda rumah. Pembunuh berantai terkenal seperti Gacy sebenarnya sudah mendekati posisi paling atas dari skala saya. Tapi dia secara personal tidak sengaja menyiksa korbannya seperti cara David Parker Ray yang saya tempatkan di posisi paling puncak, posisi paling jahat. Orang di puncak skala saya benar-benar sengaja membangun kamar penyiksaan di rumah masing-masing, serta menginginkan korban mengalami rasa sakit yang tak tertahankan dan tak terbayangkan sebelum dihabisi. Tindakan itu membuat Parker Ray lebih buruk dari Manson atau Gacy sekaligus.

Mengapa anda merasa penting untuk memperbaharui isi buku anda di cetakan ulang ini?
Saya mulai berpikir ada perubahan kebudayaan di Amerika Serikat selama 50 tahun belakangan. Walaupun tingkat pembunuhan menurun, beberapa kasus pembunuhan yang terjadi belakangan sifatnya benar-benar keji. Saya merasa sebagian motif dan modus operandi pembunuhan gaya baru ini tidak pernah terjadi sebelum tahun 1960. Makanya, saya membuat kriteria baru bernama “New Evil” sebagai tindak kejahatan yang spektakuler dan tidak lazim.

Menurut pandangan pribadi anda, apakah penelitian soal sifat para penjahat bisa mempengaruhi sistem peradilan?
Dalam hukum pidana, juri dan hakim harus yakin 100 persen bahwa pelaku bertindak jahat. Jika tindakan pelaku mencapai penyiksaan ekstrem seperti yang dilakukan David Parker Ray, maka menurut saya pemenjaraan seumur hidup tanpa ada pembebaskan bersyarat atau hukuman mati tidak menjadi masalah. Faktanya di AS sepanjang kurun 30 hingga 40 tahun terakhir tidak banyak lagi kasus kejahatan kejam yang dijatuhi hukuman tertinggi. Menurut saya sistem peradilan pidana kita belum banyak memperhatikan adanya aspek diagnosis sifat kriminal.

Bagaimana dengan orang yang menunjukan kecenderungan kejahatan sejak usia dini?
Pengadilan biasanya menganggap ketika pelaku masih dibawah usia 18 tahun dan masih remaja, maka dia tidak seharusnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Ada anggapan bagaimanapun pelaku masih anak-anak, sehingga masih ada harapan untuk penebusan dosa. Namun, tidak selalu demikian sebenarnya. Ada beberapa anak yang tidak berperasaan, yang kemampuan emosionalnya sangat buruk, sehingga mereka mampu melakukan hal keji kepada orang lain. Ketika mereka mencapai 17 atau 18 tahun dan memasuki umur 20-an, mereka akan menjadi psikopat yang tidak bisa disembuhkan dan tidak bisa hidup normal di tengah masyarakat. Juri ataupun hakim seharusnya mempertimbangkan hal tersebut. Ada orang yang setelah menginjak usia remaja memang tak bisa kita rehabilitasi lagi.

Lalu bagaimana sebaiknya kita menghukum atau menangani kriminal keji yang usianya masih muda?
Walaupun sebagian besar dari mereka memiliki peluang berubah dan membaur lagi di masyarakat, kita harus lebih tegas dalam menghukum anak-anak yang sudah menunjukkan gejala psikopat akut. Jika anda melakukan kejahatan yang mengerikan dengan tidak berperasaan dan menunjukan tanda-tanda pra-psikopat, kemungkinannya sembuh tidak akan sebesar anak-anak lain yang masih memiliki kualitas pribadi menjadi lebih baik. Pengadilan seharusnya lebih memperhatikan diagnosa klinis kejiwaan mereka. Jangan hanya terpaku pada usia pelaku kejahatan.