Tahta Suci Vatikan setahun terakhir kewalahan menerima laporan tentang orang-orang yang kerasukan setan di berbagai negara. Pasalnya, jumlah pastor Katolik yang bisa dikirim melakukan eksorsisme di seluruh penjuru dunia sangat terbatas sekali.
Berdasar laporan yang dilansir surat kabar USA Today, sepanjang 2017 kasus kerasukan setan meningkat tiga kali lipat. Artinya, Vatikan menerima panggilan eksorsime lebih dari setengah juta kali selama setahun. Ironisnya, otoritas tertinggi Gereja Katolik sedunia ini membutuhkan lebih banyak pendeta untuk melakukan tugas suci mengusir setan.
Videos by VICE
Guna mengatasi kondisi yan genting ini, pekan lalu, Tahta Suci mengungkapkan rencana baru yang terbilang cukup berani: menggelar kursus eksorsime (teknik pengusiran setan/kuasa jahat) intensif kilat selama seminggu bagi para pendeta. Harapannya, jumlah tenaga pengusir setan gereja Katolik bakal melonjak dalam sekejap.
Kardinal sekaligus eksorsis asal Italia, Beningo Palila mengumumkan rencana kursus kilat itu lewat Vatican Radio. Menurut Palila, kursus ini bakal menawarakan “refleksi sekaligus artikulasi mendalam terkait topik yang kontroversial dan tak dibicarakan itu.” Sudah pasti yang dimaksud topik kontroversial versi Palila adalah fakta setan bisa masuk dan menguasai tubuh manusia kapanpun mereka mau. Serta fakta bila menjadi eksorsis di lingkungan Gereja Katolik itu sulit, karena harus ada perintah resmi Keuskupan sebelum seorang pastor memberanikan diri melawan kuasa jahat.
Omong-omong tentu kalian penasaran, apa sih biang kerok naiknya kasus kerasukan belakangan ini? Setidaknya khusus buat Italia, Palila punya jawabannya. Kepada Vatican Radio, Palila menuding penyebab semakin banyaknya penduduk Italia kerasukan roh jahat adalah akibat penggunaan tarot dan jasa ramalan. Seperti dikutip oleh USA Today, gereja mempercayai ramalan atau layanan gaib macam itu dapat, “membuka pintu bagi setan dan memicu kerasukan.” Sayang, Palila tak menjelaskan secara mendetail bagaimana keduanya bisa membuat jumlah laporan kerasukan meningkat, mengingat tarot dan ramalan sebenarnya tren yang tak baru-baru amat.
Di sisi lain, Tahta Suci mengakui tak semua kasus yang dilaporkan ke Vatikan adalah kerasukan betulan. Indikasi kerasukan setan seringkali cuma tanda-tanda masalah kesehatan. Makanya Palila menegaskan pentingnya penambahan pendeta terlatih untuk mendiagnosa laporan kerasukan setan dan mengambil langkah penanganan yang tepat. Lebih dari itu, dia mewanti-wanti agar pastor-pastor di berbagai negara tidak cepat-cepat mengiyakan permintaan pengusiran setan. Dia bilang, eksorsis otodidak, alias pastor yang bergerak sendiri tanpa izin resmi gereja dalam melakukan eksorsisme, umumnya sering membuat “kesalahan.”
Baca juga pengakuan pastor di Indonesia yang beberapa kali dimintai tolong mengusir kuasa jahat:
“Kami para pastor, sering kali, tak tahu cara menghadapi kasus-kasus kerasukan betulan yang kami temui,” ucapnya dalam bahasa Italia saat diwawancarai Vatican Radio. “Semasa dipersiapkan menjadi pelayan rohani di seminari, topik eksorsisme jujur tak dibicarakan.”
Kursus kilat eksorsisme Gereja Vatican bakal digelar April mendatang di Pontifical Athenaeum Regina Apostolorum, di Ibu Kota Roma. Pelatihan tersebut mencakup materi tentang satanisme dan cara membebaskan orang yang kerasukan setan.
Andai rencana ini berhasil sehingga pastor pemburu setan Vatikan bertambah banyak, mungkin buat kalian yang menganut Katolik, ada baiknya direm dulu hasrat bermain Ouija Board atau Jalangkung.