Korut Bela Siti Aisyah, Kasus Pembunuhan Kim Jong-nam Bertambah Aneh dan Pelik

FYI.

This story is over 5 years old.

Berita Dunia

Korut Bela Siti Aisyah, Kasus Pembunuhan Kim Jong-nam Bertambah Aneh dan Pelik

Rangkuman perkembangan baru mulai dari adanya pihak mencoba mencuri jasad Kim Jong-nam, sampai Siti Aisyah disebut tahu akan meracun seseorang.

Kasus pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri diktator Korea Utara Kim Jong-un, semakin bertambah aneh saja. Polis Diraja Malaysia sudah mengumumkan nama-nama tersangka baru. Totalnya kini mencapai 11 orang, termasuk satu warga negara Indonesia.

Skandal ini melebar menjadi ketegangan politik antara Malaysia vs Korut. Polis Diraja menyatakan satu diplomat Korut terlibat langsung mengkoordinasikan aksi para tersangka lain untuk menghabisi Kim Jong-nam dengan racun di area bandara.

Iklan

Indonesia ikut terseret, karena salah satu tersangka utama, Siti Aisyah, baru saja dinyatakan polisi mengetahui tugas membunuh Kim Jong-nam. Sebelumnya Siti, perempuan 25 tahun asal Serang, Banten, mengaku hanya dibayar oleh televisi Jepang untuk melakukan syuting acara mengisengi pengunjung Bandara Internasional Kuala Lumpur.

Seakan masih kurang aneh, pembunuhan Kim Jong-nam diwarnai pula insiden ganjil. Misalnya saja, ucapan Kepala Polis Diraja Malaysia tentang upaya beberapa orang menerobos kamar mayat lalu mencuri jasad Kim Jong-nam.

Baiklah, setidaknya ini detail-detail perkembangan terbaru yang kita perlu tahu:

  • Kepala Polis Diraja Malaysia Khalid Abu Bakar menyatakan satu diplomat, bernama Hyon Kwang-song menjadi buron. Pria 44 tahun yang menjabat sebagai Sekretaris Dua Kedubes Korut di Malaysia ini hendak dimintai keterangan namun mangkir. Satu pejabat tinggi Malaysia yang menolak disebut namanya menjelaskan bila Hyon adalah "otak dari semua plot pembunuhan ini."
  • Tak hanya Hyon, Polis Diraja Malaysia kini memanggil Kim Uk-il, seorang pegawai maskapai penerbangan Air Koryo yang dipunyai Pemerintah Korut. Empat tersangka yang menjadi agen lapangan pembunuhan itu sudah langsung terbang ke Pyongyang beberapa jam setelah insiden. Sejauh ini, Polis Diraja baru menahan dua perempuan—termasuk Siti Aisyah—serta dua lelaki. Satu lelaki adalah WN Korut bernama Ri Jong-chol (46).
  • Dua buronan Polis Diraja yang disebutkan sebelumnya, muncul spekulasi mereka berlindung di komplek Kedubes Korut di Kuala Lumpur. Khalid belum bisa memastikan apakah benar Hyon dan Kim ada di Kedubes, tapi yang jelas mereka masih di wilayah Negeri Jiran.  "Kami berharap pihak kedutaan bersedia bekerja sama dengan kami, agar keduanya bisa segera kami mintai keterangan. Jika tidak, maka kami terpaksa membawa mereka secara paksa," kata Khalid.
  • Siti Aisyah dan satu tersangka asal Vietnam, Doan Thi Huong, awalnya mengaku diajak syuting acara komedi dan tidak mengira akan membunuh seseorang. Rekaman CCTV membuktikan sebaliknya. Mereka terlihat sangat terlatih dan beraksi secara rapi. Satu perempuan mengalihkan perhatian Kim Jong-nam sedangkan satu lagi menyemprotkan cairan diduga racun ke wajah korban. Khalid juga memastikan mereka sudah berlatih di salah satu mal Kuala Lumpur pagi, sebelum kejadian. Hal itu menjadi alasan Polis Diraja mencurigai alasan Siti Aisyah tertipu hanyalah alibi yang dibuat-buat. Siti dan Doan membersihkan tangan setelah beraksi serta disebut oleh Khalid memahami jika cairan tersebut berisi racun. "Tapi kami belum tahu jenis racunnya," ujarnya.
  • Duta Besar Korut untuk Malaysia, Kang Chol, menuntut seluruh tersangka yang ditahan segera dibebaskan. Melalui keterangan tertulis, dia menyatakan para tersangka, termasuk Siti Aisyah, "tidak bersalah."

  • Hasil otopsi awal belum menunjukkan jenis racun yang menyebabkan Kim Jong-nam tewas. Aparat Malaysia akan melakukan otopsi kedua. Keputusan itu membuat berang Pyongyang. Hubungan diplomatik Korut dan Malaysia semakin memanas. Dubes Kang Chol menyatakan pemerintah Negeri Jiran sudah melakukan pelanggaran HAM. "Mereka berkolusi untuk memfitnah," ujarnya. Kang Chol lantas dipanggil Kementerian Luar Negeri Malaysia untuk menjelaskan maksud ucapannya.
  • Malaysia berulang kali menolak permintaan pemerintah Korut untuk segera menyerahkan jasad Kim Jong-nam. Tim forensik Polis Diraja hanya bersedia memberi akses pada keluarga yang bisa menyediakan data DNA. Kim Han-sol, anak kandung Kim Jong-nam, kabarnya kini sudah berada di Kuala Lumpur. Dubes Kang Chol sempat berusaha masuk Institut Forensik Malaysia, lokasi otopsi. Tapi dia ditolak masuk.  
  • Jenderal Khalid menyatakan perkembangan baru pada konferensi pers Rabu (22/2), bahwa ada upaya beberapa orang menerobos lokasi kamar mayat. Mereka ingin mencuri jasad Kim Jong-nam. Khalid tidak bersedia menjawab apakah orang-orang yang dimaksud adalah warga negara Korut. "Intinya kami tahu siapa yang berusaha masuk," ujarnya. "Kami tidak perlu mengungkapkannya pada wartawan." Pemerintah Korut menyatakan akan menolak semua kesimpulan otopsi karena merasa dizalimi dalam kasus ini