FYI.

This story is over 5 years old.

Lingkungan

China Membangun ‘Hutan Vertikal’ Untuk Atasi Polusi Udara

Mungkin wacana ini tak akan bisa mengatasi masalah polusi yang terlanjur parah di Tiongkok, tapi setidaknya mereka sudah berusaha.

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic.

Sebuah "hutan vertikal" segera dibangun untuk menyerap karbon dioksida kawasan Nanjing, sebuah kota yang paling parah terdampak polusi udara di Cina. Stefano Boeri, seorang arsitek asal Italia mengumumkan renacana membangun sebuah kompleks berisi dua menara yang akan menampung 1.000 buah pohon dan 2.500 tanaman merambat serta semak belukar yang dibiarkan tumbuh dari puncak gedung hingga balkon menara-menara tersebut. Menara yang dibangun di ibu kota provinsi dihuni delapan juta orang itu, rencananya memiliki ketinggian 200 dan 108 meter. Layaknya bangunan tinggi lain, menara Nanjing ini akan memiliki lantai-lantai perkantoran, sebuah museum, sekolah arsitektur hijau, klub di rooftop dan hotel mewah bintang lima.

Iklan

Ini adalah proyek menara hijau ketiga Boeri. Sebelumnya, sang arsitek merancang Bosco Verticale di Milan yang menuai banyak sanjungan dan  hutan vertical kedua  yang rencananya akan dibangun di Lausanne, Swiss.

Keberadaan Hutan vertikal sepertinya sangat diperlukan di Nanjing. Kondisi udara daerah perindustrian di kawasan timur Cina itu adalah salah satu yang terparah di dunia. Dalam ranking kondisi udara di Cina, Nanjing menduduki posisi ke-27 dari 28 kota di Cina. Menurut website Boeri, proyek yang tengah ditanganinya diharapkan mampu menyerap 25 ton CO2, serta menghasilkan 60 kilogram oksigen tiap harinya,

Ironisnya, sebelum gedung ini dapat menguntungkan kualitas udara Nanjing, proses pembangunannya mesti menciptakan banyak, ujar Lloyd Alter, arsitek dan penyunting desain dari situs bangunan ramah lingkungan TreeHugger.

"[Boeri] menceritakan kisah besar mengenai karbon dioksida yang dikonsumsi bangunan-bangunan ini, tapi ada banyak carbon footprint dari konstruksi gedung baru di manapun," ujar Alter. "Setiap orang mesti memperhitungkan waktu yang diperlukan hingga sampai pohon-pohon itu tumbuh sempurna." Alter menambahkan bahwa pepohonan yang tumbuh di lahan buatan tidak bersemi seluas pepohonan yang tumbuh secara bebas di tanah, sehingga tidak mempunyai manfaat lingkungan yang sama. Itu berarti menara Nanjing boleh jadi tidak terlihat seperti kanopi rimbun pada gambaran-gambaran konsep Boeri.

Bangunan-bangunannya bisa memiliki manfaat lingkungan lainnya, jika mereka berisi apartemen, ujar Alter. Unit-unit tempat tinggal dapat mempersingkat perjalanan keluarga Nanjing dan mengurangi polusi udara dari mobil. Masalahnya, menara-menara 'hijau' ini tidak ditujukan sebagai tempat tinggal, tapi lebih untuk melayani keinginan para turis, serta memberi ruang bagi hotel Hyatt sebagai pusat wisata. Tetap saja, bangunan-bangunan ini lebih baik dibandingkan taman atap gedung yang ngetren di daerah kota-kota Barat. Taman-taman ini membutuhkan perawatan dan pasokan air terus menerus, yang berujung pada penggunaan energi yang melampaui manfaat tanaman yang jumlahnya tak seberapa.

Alter juga mengintip manfaat kesehatan mental dari pepohonan dan tumbuhan di tengah kota yang sibuk dan padat. "Saya rasa mereka akan terlihat manis," ujarnya. "Gedung penuh pohon akan memperbaiki kehidupan orang-orang dan lingkungan di sekitarnya.