Apakah kalian masih percaya keajaiban?
Jika patokannya adalah dunia yang kita tinggali saat ini, berat rasanya mempercayai keajaiban. Kenyataan jauh lebih fantastis dan meneror sekaligus. Kita hidup dalam ancaman pemanasan global, ketimpangan ekonomi yang makin menganga, serta media sosial yang dibajak aktor politik demi menyebar kabar bohong.
Videos by VICE
Tapi, akui saja, dalam hati kita terus berharap keajaiban benar-benar ada. Terlebih bagi penduduk Indonesia yang sedang dikepung suasana pemilihan umum. Betapa memuaskan andai kita mampu menghentikan hoax atay pertengkaran buzzer dengan kekuatan pikiran, lalu membuang seluruh anggota oligarki politik ke satu pulau terpencil di ujung dunia sana.
Bagaimanapun, kenyataan memang terasa lebih aneh dibanding fiksi. Gabriel García Márquez, penulis besar Kolombia yang mempopulerkan langgam ‘realisme magis’, menyadari betul persepsi macam itu. Dalam salah satu wawancaranya, Márquez agak enggan bila novel dan cerpennya dianggap sebagai fiksi imajinatif. “Tidak ada satu barispun di semua karya saya yang tidak berdasarkan realita. Masalahnya, realitas kehidupan di Karibia menyerupai khayalan paling liar.”
Amerika Latin tentu terpisah jarak yang sedemikian lebar dengan Asia Tenggara. Jarak tadi, rupanya, tidak otomatis membuat pengalaman batin kita dengan Márquez berbeda. Kehidupan yang amat absurd, fantastis, ajaib—yang “menyerupai khayalan paling liar”—amat dekat dengan keseharian warga Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, sampai Vietnam. Tak perlu heran ketika Márquez memutuskan kembali menekuni jurnalisme, dia memilih Asia Tenggara untuk mencari berita, dan akhirnya menulis tentang Vietnam.
VICE Indonesia bersama VICE Asia—yang mencakup biro kami dari enam negara lain—menyadari posisi penting hal-hal yang ajaib mewarnai berbagai hal di benua ini. Berangkat dari semangat itu, sebelumnya kami bersama menggarap seri cerita hantu saat Halloween. Biro Indonesia bahkan menyediakan ruang untuk berbagai liputan tentang fenomena di luar nalar.
Di minggu ketiga Februari 2019, VICE Asia dan Indonesia bersepakat menghadirkan kembali Pekan Fiksi VICE. Tahun lalu, kami meminta sepilihan penulis-penulis Indonesia menyuguhkan cerpen menggambarkan seperti apa jadinya negara ini pada 2038. Sekarang, kami memperlebar cakupan medium fiksinya: kolaborasi antara teks dan visual. Selain itu, mereka yang terlibat tak hanya dari Indonesia, namun juga dari dua negara Asia Tenggara lain.
Maka, lebih tepat menyebut yang kami hadirkan pada 2019 sebagai Pekan Komik VICE. Eksperimen ini amat menarik, karena kami tidak memberi patokan tentang apa itu ‘keajaiban’. Penulis dan komikus bebas menginterpretasikan tema ini. Komikus tidak harus mengadaptasi naskah penulis sebangsanya. Dalam proyek ini, dapat kalian jumpai kolaborasi lintas negara. Naskah penulis Singapura diadaptasi komikus Tanah Air, atau sebaliknya.
Buat kami, proses kolaborasi penulis dan komikus itu yang paling menarik. Ada alih wahana, benturan tafsir, siasat mengakali keterbatasan medium masing-masing. Hasilnya membuktikan keajaiban memang ada: betapa gagasan sanggup melintasi kendala bahasa, bentuk, dan saling memperkaya.
Ada cerita tentang keajaiban kecil di Garut, ondel-ondel yang bernuansa mistis, kasim dan telur rebus, perjumpaan dengan maut, kisah cinta di pulau terasing, dan banyak lagi lainnya.
Redaksi amat gembira, karena nama-nama yang sudah kesohor bersedia berkolaborasi dengan mereka yang sedang merintis karir. Penulis dari Tanah Air, di antaranya adalah Yusi Avianto Pareanom, Dea Anugrah, Edo Wallad, hingga Gratiagusti Chananya Rompas. Sementara, komikus yang bersedia terlibat proyek kolaborasi ini adalah Sweta Kartika, Kurnia Harta Winata, Sheila Rooswitha Putri, Sanchia Hamidjaja, Azam Raharjo, dan masih banyak lagi.
Keikutsertaan penulis maupun komikus dari Filipina dan Singapura dalam proyek ini tentu kami apresiasi. Beberapa nama yang bisa disebut adalah Joshua Ip, Xiao Yan Ng, hingga Marguerite Alcazaren De Leon. Kisah-kisah mereka dapat dibaca pula oleh pembaca Indonesia dalam Bahasa Inggris.
Semua karya tersebut tayang bergiliran sampai 25 Februari 2019, dan bisa kalian baca lewat tautan berikut.
Kami berharap pembaca VICE menyukainya, sebab redaksi menikmati proses menyiapkannya untuk kalian semua. Semoga ada keajaiban yang kalian temukan dari komik-komik tersebut; keajaiban yang membangkitkan harapan.