Kenal Lebih Dekat dengan Bos Mafia yang Menginspirasi Don Corleone Sang ‘Godfather’

Pada Mei 1957, anggota gangster New York, Frank Costello, merupakan korban percobaan pembunuhan yang direncanakan oleh Vito Genovese, saingannya yang memimpin keluarga mafia Lucky Luciano. Waktu itu, Luciano sedang diasingkan di Italia. Selain itu, Costello dan Genovese sudah lama bersaing sejak memiliki status sebagai mafia paling berpengaruh di dunia. Genovese jauh lebih serakah. Dia meyakinkan Vincent The Chin” Gigante untuk membunuh Costello. Namun, entah kenapa Don bisa selamat (peluru mengenai kepalanya tapi tidak menembus batok kepalanya). Setelah membaca sebuah tulisan yang ada di dinding, ia memutuskan untuk berhenti menjadi mafia dan pulang ke kampung halamannya di Sands Point, Long Island. Costello ingin hidup normal layaknya orang biasa dan meninggal dengan cara wajar, terlepas dari masa lalunya sebagai anggota Cosa Nostra.

Dalam buku yang segera terbit, Top Hoodlum: Frank Costello, Prime Minister of the Mafia, pemenang Pulitzer Prize dan sejarawan mafia Anthony M. DeStefano menceritakan kisah Costello, seorang pria yang koneksi politiknya membuat anggota Mafia bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan. VICE berbincang dengan DeStefano untuk mengetahui seberapa jauh Costello menginspirasi tokoh Don Corleone di The Godfather yang merupakan karya Mario Puzo, seberapa berpengaruh dirinya terhadap politikus ternama (termasuk presiden selanjutnya) yang pernah ia temui, dan seberapa dekat Costello dalam mencapai pengakuan yang diinginkannya.

Videos by VICE

VICE: Banyak yang bilang di forum penggemar mafia kalau Frank Costello menginspirasi Don Corleone karya Mario Puzo. Apakah Puzo pernah mengonfirmasikan hal ini?
Anthony M. DeStefano: Saya tidak tahu Puzo pernah mengatakan hal ini atau tidak, tapi memang ada kemiripan dengan citra Costello. Selain itu, ada campuran dua mafia lainnya juga. Don Joe Profaci, yang disebut sebagai rajanya minyak zaitun—ada hubungannya antara bisnis minyak zaitun Don Corleone dan kehidupan bisnisnya. Selain itu: Carlo Gambino. Costello tidak punya keluarga, sedangkan Gambino dan Profaci punya. Saya rasa tiga pemimpin mafia ini menginspirasi tokoh Don Corleone.

Mengapa citra Frank Costello tidak sepopuler mafia seperti John Gotti dan Al Capone dalam budaya pop, meskipun Costello jauh lebih berkuasa?
Costello bukan pembunuh, tidak seperti mafia-mafia yang biasa digambarkan di film. Dia jauh lebih mirip seperti politikus atau diplomat. Gotti dan Capone jauh lebih terkenal karena Capone pernah [dimainkan] di The Untouchables. Dia adalah gangster berpengaruh di pertengahan abad ke-20. Gotti ingin menjadi anggota gangster dan dia sangat memenuhi kriteria anggota gangster pada tahun 1980-an dan awal 90-an.

Menurutmu, mengapa Costello ingin menjadi orang penting seperti mafia?
Dia besar di keluarga imigran miskin. Dia ingin menjadi bagian dari orang kelas atas setelah melihat cara hidup mereka. Dia ingin dikenal sebagai orang terhormat, bukannya imigran miskin atau gangster. Tapi kenyataannya dia malah tidak bisa menyingkirkan citra itu. Ia harus bekerja sendiri dalam mencapai keinginannya. Costello bahkan harus melakukan hal-hal ilegal yang diimpikan orang-orang biasa seperti berjudi dan minum-minum.

Pada masa Costello, seberapa besar perbedaan mafia yang merupakan politikus New York dan polisi dibanding di daerah lainnya?
Anggota polisi terlibat dalam Prohibition di mana mereka akan menyelundupkan minuman keras untuk para mafia. Politikus menganggap para mafia sebagai sumber uang. Tapi kalau kamu perhatikan lagi, misalnya di kota lain seperti Kansas City atau Arkansas, gangster juga sangat berpengaruh di sana. Mereka memiliki pengaruh yang sama di daerah lain, tapi jauh lebih besar kalau di New York. Alasannya karena New York merupakan pusatnya media.

Orang-orang pasti pernah dengar soal Tammany Hall saat masa kejayaannya, tapi saya rasa mereka akan terkejut saat tahu kalau orang seperti Costello sangat berpengaruh pada kegiatan politik.
Pada 1932, Costello berpartisipasi sebagai delegasi di acara Democratic National Convention di Chicago dan bertugas memberikan nominasi presiden kepada Franklin D.Roosevelt. Dia datang ke konvensi bersama pemimpin Tammany Jimmy Hines, yang dihukum karena kasus korupsi beberapa tahun kemudian. Hines secara rutin menagih bayaran dari para penjudi, memaksa hakim kota untuk mengabaikan kasus kriminal, menyerang kantor Jaksa Manhattan, dan melindungi aktivitas perjudian Dutch Schultz.

Kamu tadi menyebutkan kalau New York merupakan pusat media dan perdagangan besar. Tapi kenapa New York tampaknya jadi tempat yang pas untuk para bootlegger, mafia, dan politikus keji yang bekerja sama dengannya, dibandingkan kota besar lainnya?
New York punya lima organisasi mafia yang dibentuk oleh Luciano. Waktu masa kejayaan Tammany pada abad ke-20, demokrasi sedang kacau dan mereka sangat butuh uang. Gangster jadi sumber pemasukan karena mereka punya banyak uang dari Prohibition. Politikus tertarik bekerja sama dengan para mafia, tapi ada syaratnya. Mereka harus membuat anggota polisi dan pemerintahan bersekutu dengan mafia. Dalam sisi politik, ini sangat menguntungkan bagi kejahatan terorganisasi.

Situasi politik New York sangat buruk dalam beberapa tahun terakhir, terutama pemimpin politik Albania yang akhirnya mampu dijatuhkan. Apakah korupsi saat ini sebanding dengan era dulu?Saya rasa mafia tidak terlibat dalam kasus korupsi di New York City sampai tahun 60an atau 70an. Tapi, sekarang kita masih punya motif dasar untuk korupsi: uang dan kekuasaan. Sistem politik sekarang, yang sangat bergantung pada sumbangan politik dan uang, sangat rentan terhadap korupsi.

Seberapa beruntung Costello dalam menghindari hukuman penjara?
Cukup beruntung. Dia mulai jadi mafia pada 1920, 1930, dan 1940an, saat hukum belum seketat sekarang. Saat aparat mencarinya karena Prohibition dan pajak penghasilan, mereka tidak punya cukup bukti. Dalam beberapa hal, dia seperti Teflon Don yang berhasil menghindari [kasus-kasus yang menjerat orang semasanya]. Dia diselidiki untuk beberapa kasus, tapi tidak pernah mencarinya sampai mereka akhirnya mendapatkan kutipan ucapan yang merendahkan badan peradilan karena dia tidak ingin bersaksi di hadapan Kongres.

Seberapa dekat Costello dalam mencapai pengakuannya mendapatkan uang secara sah? Apakah dia berhasil mencapai apa yang diinginkan, atau dia masih harus berjuang keras?
Dia pribadi menganggap sudah sangat dekat, tapi orang lain menganggapnya masih sangat jauh dari impiannya. Fiorello LaGuardia [walikota New York City] mengejarnya, memburu aktivitas perjudiannya, dan menghinanya bekerja sama dengan para pemeras. LaGuardia memburunya dengan penuh semangat dan menciptakan masalah sampai-sampai Costello harus memindahkan kegiatan perjudiannya ke Louisiana. Perhatian yang Costello dapat dari penegakan hukum membuat dia terhindar dari citra bos gangster. Kamu bisa menyaksikannya di sidang Kefauver.

Costello mengira dia bisa membebaskan diri dengan kesaksiannya, tapi hasilnya sangat buruk. Dulu dia berusaha untuk menyingkirkan citra gangster, tapi akibat kesaksiannya orang-orang malah menganggapnya orang jahat dan kriminal. Tidak peduli kamu mendapatkan uang dengan cara legal, kamu akan selalu dianggap kriminal kalau sudah punya reputasi buruk. Orang-orang menilainya melakukan kegiatan ilegal, tidak peduli apa yang sebenarnya dia lakukan dan pikirkan.

Pelajari lebih lanjut soal buku DeStefano, yang akan terbit 26 Juni di sini .