Kenapa Ada yang Ngerasa Bangga Tiap ‘Indonesia’ Disebut Sekilas Dalam Adegan Film Hollywood?

Kita Sering Norak Tiap 'Indonesia' Disebut Sekilas di Film Hollywood

Aku selalu teringat sama satu adegan di film Jumanji. Adegan itu menggambarkan tokoh utama Judy Sheperd (diperankan aktris Kristen Dunst) menyebut satu kata, yang membuatku bangga bukan kepalang sebagai bocah. Dia menyebut Indonesia. Wah negaraku disebut-sebut dalam film Barat.

Setelah dewasa, persepsiku soal adegan tadi berubah drastis. Ucapan Judy saat melindungi tokoh utama lain, Allan Parrish dari polisi yang bingung melihat ada orang dewasa pakai baju tarzan, rupanya bermasalah banget.

Videos by VICE

Polisi: Ada KTP? Coba kutebak. Ketinggalan di kostum tarzanmu yang lain ya?!
Allan: Usiaku 26 tahun.
Polisi: Kamu orang sini?
Allan: Iya, tapi aku sudah lama terjebak di Jumanji.
Judy : Maksudnya di Indonesia. Dia sempat ikut misi pasukan perdamaian.

Indonesia di film Jumanji masih digambarkan sebagai hutan belantara tempat tinggal orang-orang seperti Allan: pakaiannya dari bahan daun dan terlihat aneh. Padahal film itu keluar 1995 lho. Tragisnya, sampai sekarang terus ada saja media di Tanah Air, atau pengguna Internet, yang justru bangga hanya karena kata ‘Indonesia’ disinggung dalam dialog film Hollywood.

Untungnya banyak juga netizen senewen melihat kebiasaan orang Indonesia overproud hanya karena mendengar negaranya disinggung sekilas dalam film Hollywood.

Sebaiknya kita periksa yuk. Apakah aku dan ratusan juta penduduk Indonesia lainnya masih dianggap seaneh itu oleh penulis skenario di Hollywood sana? Aku coba mengumpulkan beberapa contoh lain, termasuk film yang dirilis lima tahun belakangan.

Berikut sebagian hasilnya:

FANTASTIC BEASTS, THE CRIMES OF GRINDELWALD (2018)

Film yang diangkat dari novel karya J.K. Rowling ini menampilkan adegan saat Maledictus, perempuan yang sejak lahir darahnya dikutuk dan kemudian menjadi binatang selamanya. Dalam film tersebut Maledictus diperkenalkan dengan kalimat seperti ini:

“I present to you a Maledictus… Once trapped in the jungles of Indonesia, she is the carrier of a blood curse.”

Kalimat tersebut sepertinya merepresentasikan segala anggapan soal Indonesia. Mulai dari hutan tropis maha lebat, sampai sarang kutukan gaib, sehingga seakan wajar didiami sosok seperti Maledictus.

THE INBETWEENERS 2 (2014)

Ini film komedi romantis produksi Inggris yang awalnya berasal dari sebuah sitcom. Inti ceritanya adalah soal empat orang teman satu sekolah dulu yang bertemu lagi saat sama-sama sedang berlibur di Australia. Kata “Indonesia” muncul saat salah satunya lagi coba PDKT sama seorang perempuan dalam dialog berikut:

“So what are you up to?”

“I’m doing a gap year. The standard, India once, India twice, love, heart breaks, silent retreat. Thailand, scuba diving, broken foot. Nepal, volunteering, volcanoes. Indonesia, healers, reiki, cafes, tears, revelations, amazing people, amazing conversation. Unforgettable and life-changing experiences. You?”

“I’m visiting my friend who works in a toilet.”

Gimana yah… Indonesia memang negara dunia ketiga di lokasi eksotis Benua Asia. Alhasil, sama orang-orang Barat, kita dianggap masih menjaga berbagai aspek spiritualitas. Jadinya, negara seluas ini diringkus dengan citra sekadar tempat pencarian jati diri, meditasi, dan tempat penggalangan bantuan asing.

THE SWEETEST THING (2002)

Film yang dibintangi Cameron Diaz ini jadi banyak dikritik karena dianggap merendahkan Indonesia. Ada beberapa adegan, misalnya saat Cameron Diaz menyebut teman-temannya yang pembuat ulah dan mengibaratkan kelakuan mereka seperti “Indonesia”. Ada juga dialog lain yang mengibaratkan Indonesia sebagai sebuah “kekacauan”.

Why do you mean she’s not here? We have customers, Missy.

I’m sorry Mr. Mooney. I’ll check upstairs.

God, I’m gone for one day and the place turns into Indonesia.

Ckckckck….

HE’S JUST NOT THAT INTO YOU (2009)

Dalam film ini, ada satu dialog saat sekelompok cewek-cewek ini terkagum-kagum saat seseorang sanggup menjahitkan baju untuk mereka. Perempuan ini disebut Aunt Linda.

“Hey, how did you get Aunt Linda to sew these dresses in two weeks?”
“She wanted to do it.”
“Really? Because she told me that she felt like an old Indonesian lady in a sweatshop.”

Apa etis dan pantas kita mengeluh sama kerjaan dengan membandingkannya dengan perbudakan modern yang dialami perempuan non-kulit putih di sebuah sweatshop? Bermasalah banget sih ini.

JURASSIC WORLD – FALLEN KINGDOM (2018)

Khusus untuk kasus ini agak beda. Adegan ini terjadi dalam rangka pelelangan seekor Ankylosaurus. Lelang itu dimenangkan konglomerat Indonesia.

“Ten million dollars… Once… Twice… Sold!”

“To the gentleman from Indonesia. Congratulations Sir!”

Lumayan menarik nih, orang dari Indonesia akhirnya digambarkan sebagai konglomerat tajir mampus yang sanggup membeli piaraan Ankylosaurus seharga US$10 juta. Nyatanya banyak juga tuduhan yang menyatakan bahwa Indonesia adalah pasar yang bisa menghasilkan uang banyak.


Dari berbagai contoh di atas, sayangnya, Indonesia harus kita akui masih dipotret secara eksotis dan cenderung “terbelakang.” Yang bikin lebih nyebelin, walaupun Indonesia disebut dalam film Hollywood dalam konteks negara eksotis doang, sebenarnya bos-bos perusahaan film di sana sadar Indonesia adalah pasar industri hiburan yang besar dan potensial.

Beberapa contohnya nih, salah satu film terlaris Hollywood 2017 adalah Jumanji: Welcome to the Jungle yang meraup US$674 juta secara global. Sekitar US$11,8 juta dolar pendapatannya berasal dari pasar Indonesia. Film-film laris lainnya tak kalah sukses di Indonesia. Star Wars: The Last Jedi di Tanah Air mengantongi US$5,2 juta dolar, atau Justice League yang meraih US$10,8 juta.

Seharusnya sih, enggak sulit bagi Hollywood menyisipkan subplot atau bahkan dialog berbau “Indonesia” dalam film mereka yang lebih akurat, sehingga penonton di sini senang dan ingin nonton film selanjutnya kan?