Kiat-Kiat Agar Kita Enggak Sering Kepo Sama Mantan di Medsos

Tinejdžerka sa telefonom

Terobesi sama kehidupan mantanmu setelah putus adalah kebiasaan buruk. Kepo kayak gini punya bahaya besar. Tenang, kamu enggak akan mati kok. Masalahnya, hatimu bakal tersayat-sayat dan hidup kalian bergelimang penyesalan. Lebih nyesek lagi kalau kamu ternyata lama ngejomblo setelah putus, beban mentalnya jauh lebih parah. Pendeknya, ngepoin aktivitas mantan adalah kegiatan yang tak sehat buat mental.

Kecenderungan kita memamerkan aktivitas paling membosankan dalam hidup kita media sosial dan munculnya aplikasi macam Find My Friends meyiratkan satu hal: menguntit mantan mudah dilakukan dan dianggap sebagai sesuatu yang lazim. Alasan lain yang membuat kegiatan nirfaedah ini begitu jamak dilakukan adalah mengawasi kegiatan media sosial mantan itu memberikan kepuasaan sendiri.

Videos by VICE

Misalnya, kamu puas bin lega setelah melihat foto mantan berdandan habis-habisan di story Instragramnya (tentunya, kamu mengintipnya pakai akun bayangan kamu ya) dan berasumsi dia melakukannya karena ingin datang pesta ulang tahun pamannya yang ke-62. Singkatnya, dia enggak dandan buat kencan dengan gebetan baru.

Namun, seperti nasehat para dan mereka yang enggak bisa lepas dari kebiasaan menguntit mantannya di Instagram, kebiasaan melacak semua aktivitas mantanmu di media sosial lebih sering bikin murung dan sedih, alih-alih menerbitkan senyum penuh kemenangan. Dan karena enggak sehat dan sekali lagi nirfedah, siapapun yang baru berpredikat single setelah putus mencoba mati-matin lepas dari jerat kebiasaan buruk ini, meski umumnya sering gagal. Tak heran, banyak tulisan berusaha membedah fenomena ini. Salah satunya malah menyajikan etika bermedia sosial bagi mereka yang baru saja mengakhiri sebuah hubungan asmara.

Daripada memblokir mantanmu di media sosial, mau ga belajar cara mengerem bahkan mengenyahkan hasrat memantau aktivitas mantanmu di media sosial?

Saya ngobrol dengan terapis hubungan percintaan—Marissa Gomez Schursky, LMFT dan Kate Deibler, LMSW dan anggota Alma—untuk mendapatkan kiat-kiat membunuh hasrat menguntit mantan media sosial.

Ingat Alasan Kalian Dulu Putus

Menurut Schursky and Deibler, mengawasi terus-terusan gerak-gerik mantanmu di media sosial punya imbas yang enggak enteng. Salah satunya—dan ini yang paling penting—bikin kamu susah move on. Jika ini terjadi, ingat terus alasan kenapa kalian memilih berpisah. Cermati lagi semua alasan kenapa kalian bubar jalan dan camkan saban kali kamu mengecek media sosial mantanmu bahwa perbuatan itu akan bikin kamu cepat move on dari orang yang enggak bisa diajak berbagi hidup denganmu.

Pun, seandainya kamu masih latah memeriksa profil media sosial mantanmu dalam upada melupakannya, ingatlah: kalian masih manusia dan manusia sering khilaf.

Miliki Hobi yang Produktif

Untuk sebagian besar anak muda masa kini, ponsel adalah benda pertama yang m lihat saat pertama kali membuka mata di pagi hari dan benda terakhir yang ditatap sebelum tertelap ridur. Nah, alih-alih kalian memandangi wajah mantanmu di ponsel sebelum tidur dan sesegera setelah bangun tidur, bukanlah lebih baik kalau waktu-waktu nganggur tersebut diisi dengan menulis, meregangkan otot dan membaca buku baru?


Tonton dokumenter VICE soal manusia dengan kemampuan ’empath’ alias bisa membaca suara hati orang lain:


Anjuran untuk mencari hobi baru pasca bubaran dengan pacar mungkin terdengar klise. Tapi, nasihat ini enggak akan begitu populer jika memang kurang mujarap. Kamu enggak akan punya waktu buat menguntit mantanmu di media sosial kalau tanganmu sibuk merangkai action figure Gundam atau memukul sansak di gym—dan percayalah, cara ini jauh lebih efektif daripada bolak-balik memblokir dan melepas blokir terhadap mantan di media sosia.

“Saya merekomendasikan punya hobi agar siapapun yang baru putus bisa bersenang-sebang dan memprioritaskan dirinya di atas apapun terlebih dahulu,” kata Schursky. Hal lain yang bisa dilakukan sembari menjajal hobi baru adalah mencoba metode baru dalam merawat diri. Kombinasi dua hal ini semestinya bisa mengalihkan pusat perhatianmu dari mantanmu menjadi diri kamu sendiri.

Jadi, pikirin lagi deh aktivitas baru yang dulu pernah kamu ingin coba tapi enggak sempat dilakukan karena sibuk pacaran, kerja atau enggak diizinin mantan kamu!

Jauhi Ponsel dan Renungkanlah Untung Rugi Menguntit Si Doi di Medsos

Deibler menyarankan untuk mencatat setiap kali kamu gatal ini memeriksa akun media sosial mantanmu. “Salah satu taktik (untuk bisa move on) adalah mempelajari kapan kamu tiba-tiba pengin ngintip media sosial mantanmu. Pada sebagian besar orang, hasrat menguntit seperti ini muncul ketika mereka merasa kesepian dan sedih,” katanya. Pertanyaannya: ada enggak sih agar kedua perasaan ini tak menyerang kita?

Menyibukkan diri dengan jalan bareng gebetan baru bisa jadi salah satu opsinya. Tapi, jangan lupa untuk melupakan dulu mantanmu selama kencan. Cara ini juga bisa menghindarkan kamu dari kecenderungan untuk galau lantaran meruaknya emosi yang muncul karena berakhirnya hubungan asmara. “Yang membuat sebagian orang ragu-ragu untuk ngedate lagi setelah putus adalah anggapan bahwa itu cuma pelarian dari keharusan menghadapi kenyataan,” kata Schursky.

“Bagi sebagian orang, anggapan bahwa cara paling cepat melupakan orang adalah dengan menghabsikan waktu dengan orang baru itu tepat adanya, yang lain butuh waktu lebih lama sebelum kembali kencan. Tak ada satupun yang “lebih baik” dari keduanya,” kata Deibler. “Jika memungkinkan, renungkan kembali prosesmu melupakan mantan dan kenapa kamu merasakan perasaan tertentu pada momen-momen tertentu pula. Ini bakal sangat berfaedah bagi kamu.”

Jika kalian mampu, isi waktu yang kamu habiskan untuk memikirkan apa yang sedang dilakukan mantanmu dengan merenungi apa yang baru saja terjadi antara kalian dan bagaiamana perasaanmu saat ini—terlepas kamu sudah jalan sama gebetan baru apa belum.

Bikin Narasi Baru dari Kenangan Soal Mantan

Nostalgia adalah hambatan terbesar dalam proses move on dari mantan. Menguntit media sosial mantan dan, akibatnya, menemukan kenangan yang kalian miliki bersama ujung-ujungnya cuma bikin kamu berkubang di perasaan galay sama.

Bagi Deibler, solusi mencegah nostalgia berlebihan adalah “menarasikan ulang atau menciptakan narasi baru” dari momen-momen yang pernah kalian lakoni bersama. Praktiknya kira-kira begini: Pergi ke tempat yang biasa kalian datangi. Kali ini, ajak teman atau gebetan baru untuk menciptakan memori baru atas tempat itu.

Kendati begitu, baik Schursky atau Deibler mewanti-wanti agar kita tak otomatis menganggap kandasnya hubungan percintaan sebagai sebuah kegagalan. sebaiknya, anggap itu sebagai kesempatan mengembangkan diri, tumbuh dewasa—dan belajar untuk tak lagi peduli dengan apa yang diperbuat mantan adalah salah satu bagian dari proses itu.

Artikel ini pertama kali tayang di Broadly