Jakarta adalah kota yang lumayan berpolusi. Ini juga kota yang, rela tak rela, memaksa penduduknya berhadapan dengan polusi secara langsung. Kok bisa? Karena jalanan dipadati mobil, kita yang ingin kemana-mana dengan cepat akan memilih ojek. Nah, kalau naik ojek, kita akan terpapar segala macam asap dan polusi.
Gue selalu kepikiran, skincare untuk kondisi normal aja udah lumayan susah, sekarang gue mesti punya serangkaian perawatan kulit yang bisa mengatasi polusi di Jakarta? Itulah mengapa, pada 2016, sepertiga dari semua produk kecantikan yang diluncurkan di kawasan Asia-Pasifik dirancang untuk mengatasi dampak-dampak dari polusi ini.
Videos by VICE
Ada banyak sekali produk yang menyasar permasalahan yang sama. Kalau elo berpikir kenapa sih gue sial banget, ya sori-sori aja nih: segala polusi ini adalah akibat perbuatan kita sendiri. Tapi, soal kulit, jangan khawatir, ada jalan keluarnya! (Soal planet ini, kayaknya kita perlu khawatir.) Gue ngobrol-ngobrol dengan Dr. Riska Melani, seorang dermatolog, untuk menemukan semua jawaban soal perawatan kulit.
Gue memutuskan untuk nelpon Dr. Riska setelah mendengar banyak keluhan dari teman-teman soal kulit mereka gara-gara sering naik ojek. Mereka bilang, mereka jadi sering jerawatan, atau kulitnya terlihat kusam. Tapi, ya, hal ini gak mengejutkan mengingat kita terpapar asap knalpot setiap hari? Kota ini gak ramah dengan kulit.
Tapi ternyata kulit kita bisa saja mengalami kerusakan meski kita gak di jalanan setiap hari. Gue lebih sering naik mobil dan satu-satunya waktu gue keluar ruangan adalah saat sebat di kantor atau jalan kaki dari kantor atau rumah ke mobil. Tapi tetap saja, kulit gue terpapar polusi, menurut Dr. Riska.
“Saya bahkan bisa merasakannya di ruangan ini!” ujar Dr. Riska. “Polusi tidak hanya ada di jalanan. Ada banyak polutan di lingkungan luar, dan banyak juga di dalam rumah. Tentu, saat kita membicarakan soal polutan eksternal, kita membicarakan saat orang-orang terpapar debu, asap kendaraan, rokok, limbah restoran, pabrik… tapi ada juga polutan di dalam rumah kita, seperti serbuk sari, serbuk gergaji, cairan pembersih, pestisida. Semua ini juga merupakan polutan dan radikal bebas.”
Terus, gimana caranya supaya kita bisa tampil segar di kota di mana bahkan kamar tidur kita dipenuhi polusi? Kuncinya adalah menggunakan produk-produk yang melindungi wajahmu, dan juga membersihkannya, tapi gak terlalu bersih sampai-sampai rusak akibat pemersih wajah yang terlalu keras. Gue menelepon Samantha San Antonio, praktisi estetika di AS, untuk menanyakan rekomendasi produk-produk yang wajib kita pakai supaya pori-pori kita terbebas dari polusi.
ELO MEMBUTUHKAN:
PEMBERSIH WAJAH YANG OK
Elo gak mau, kan, semua partikel menjijikan nempel di wajah elo lama-lama, jadi membersihkan wajah adalah hal wajib. Orang-orang yang menggunakan makeup perlu melakukan double cleanse. Samantha merekomendasikan pembersih berbasis minyak seperti Camomile Silky Cleansing Oil dari The Body Shop untuk menghilangkan makeup dan kotoran, diikuti dengan pembersih gel. “Hydrating Facial Cleanser dari CeraVe bagus untuk siapapun yang merasa kulit wajah mereka terlalu kering, sementara Good Morning Gel Cleanser dari COSRX bagus untuk orang-orang yang mudah berjerawat atau kulitnya berminyak,” ujar Samantha.
Meski double cleansing adalah hal penting, elo harus memastikan gak melakukannya secara berlebihan. “Dua kali sehari cukup biar lapisan kulit yang lembab dan berlemak tidak hilang,” ujar Dr. Riska. Dengan kata lain, lapisan-lapisan ini menjadi perisai kulit elo, dan penting banget bahwa kulit kita sehat karena, menurut Samantha, “polusi mengikis kesehatan kulit kita dan fungsi utama kulit kita adalah menjadi perisai atas lingkungan.”
SERUM PENCERAH KULIT
Serum bagus memang bukan sebuah kebutuhan wajib, tapi serum membantu banget. Sebagai aturan umum, bahan utama yang sebaiknya terkandung adalah antioksidan seperti vitamin C dan E. Antioksidan membantu menghindari kerusakan dari radikal bebas dan mengatasi dampak negatif dari sinar UV matahari. Produk yang direkomendasikan Samantha adalah Hydrating Nutrient Mist dari Mad Hippie. Serum ini mengandung segala kebaikan antioksidan, tapi dia menyukainya karena hal ini membuat kulitmu cerah dan sehat.
Breakout adalah salah satu keluhan paling umum dari para pengguna ojek. Jadi, salah satu kandungan yang bisa elo tambahkan ke dalam rangkaian perawatan kulit adalah Niacinamide, yang menurut Samantha, “bahan superstar bagi orang-orang yang tinggal di daerah berpolusi, atau dimana pun!” Samantha menambahkan, “Tak hanya kandungan ini mengurangi dampak-dampak polusi, juga mendorong produksi kolagen, mengaburkan hiperpigmentasi, mengontrol produksi sebum sekaligus membersihkan pori-pori. Jadinya kita lebih jarang jerawatan!” Ini mungkin merupakan pilihan yang jelas, tapi Niacinamide 10% + Zinc 10% dari The Ordinary adalah produk unggulan.
PELEMBAB YANG GAK BIKIN BERMINYAK DAN LENGKET
Karena polusi bikin kulit meradang, bukan berarti wajah elo gak perlu pelembab. “Salah satu efek dari polusi adalah penurunan kolagen,” ujar Dr. Riska. “Jadi kulitmu gampang kering, lalu mulai ada garis-garis tipis, dan kulit mulai gak kenyal.” Itu artinya, kamu gak boleh lupa melembabkan kulit.
Tapi, bagaimana kalau kamu masih trauma karena pelembab yang bikin lengket dan berminyak? Berarti kamu belum pernah coba Ultra Facial Oil-Free Gel Cream dari Kiehl’s. Iya, emang mahal sih, tapi gue beli mulu. Soalnya, produk ini bikin kulit gue terasa adem dan lembab tapi gak lengket karena teksturnya gel, bukan krim.
SUNBLOCK JANGAN LUPA
Kalau elo gak punya waktu atau disiplin diri untuk semua ini, elo bisa aja sih skip bagian serum dan pelembab. Tapi, elo gak boleh skip sunblock. “Kerusakan akibat UV selalu menjadi penyebab utama penuaan kulit jadi bayangkan saja apa yang terjadi akibat UV dan polusi seklaigus,” ujar Samantha. Lingkungan luar merupakan medan perang bagi kulit kita. Dan elo gak mau, kan, pergi ke medan perang tanpa persiapan?
Ada dua jenis manusia: kelompok pertama yang berpikir SPF 10 sudah cukup, dan kelompok kedua yang menginginkan SPF tertinggi. Gue adalah yang kedua. Tapi sebenarnya, untuk orang Indonesia, Dr. Riska menyarankan proteksi antara SPF 15 sampai SPF 30. Lebih banyak tidak selalu lebih baik, terutama bagi jenis kulit yang rentan jerawat. “Karena, semakin tinggi SPF-nya, semakin tebal lapisannya,” ujarnya. “Pori-pori yang mudah berjerawat bisa dengan mudah tersumbat akibat sunscreen tersebut.” Gue gak mau bohong, bagian tadi bikin gue kaget. Jadi, kalau elo terbiasa pakai SPF 50, mungkin elo mau ganti dengan SPF lebih rendah sebelum kulit elo mulai meradang.
Dr. Riska Melani adalah seorang dermatolog di Surface Skin Habit, di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, kalau kamu pengin bertemu face-to-face soal… face?