Artikel ini pertama kali terbit di VICE magazine Edisi Dystopia dan Utopia. Klik DI SINI jika ingin berlangganan.
VICE Indonesia juga merilis rangkaian cerita mengenai lokasi-lokasi yang menggambarkan gagasan distopia maupun utopia yang ada di negara ini. Simak liputannya di sini.
Videos by VICE
Banyak yang hilang, beberapa terlalu dini dibuka. Isinya pasti berbeda dari satu sama lain. Namun, bila ada hal yang menyatukan semu kapsul waktu, maka itu adalah rasa ngebet berkomunikasi dengan masa depan.
Kapsul waktu adalah perwujudan dari rasa penasaran yang sifatnya eksistensial di zaman ketika impian untuk mengarsip internet mulai ditinggalkan, merebaknya perundungan online, penyebaran disinformasi serta tweet-tweet tentang perang nuklir yang dilontar dengan enteng oleh Presiden Amerika Serikat serta perubahan iklim.
Kendati dirasa sebagai cara yang sudah ketinggalaan zaman, menyimpan kapsul waktu seperti patut dilakukan oleh generasi muda yang mewarisi masa-masa penuh ketidakpastian namun tetap berusaha mewujudkan masa depan yang lebih baik, mereka yang datang dari kalangan pinggiran yang membangun jaringan internetnya secara mandiri, orang-orang yang menggunakan bug data untuk menyelamatkan lautan hingga sekompok orang yang mengembangkan aplikasi guna membantu komunitas kulit hitam membebaskan anggota komunitasnya dari penjara.
Untuk memahami siapa siapa kita dan kemana kita akan menuju, sudah waktunya kita bicara tentang kapsul waktu. Menurut saya sih, umat manusia—ya termasuk kalian juga—sudah semestinya bikin kapsul waktu lagi. Entah itu alasannya untuk mengirimkan sinyal berisi visi akan masa depan yang lebih optimis atau setidaknya minta maaf pada generasi setelah kita atas kerusakan yang kita perbuat. Namun, membuat kapsul waktu tak harus menguras kocek, toh kita bukan sedang bikin misi luar angkasa pembawa piringan emas berisi lagu-lagu dan suara-suara manusia yang dianggap penting. Dengan sedikit pertimbangan tentang keamanan data—serta biohacking tingkat pemyla, kapsul kita akan sama abadinya seperti Voyager Goldern Record yang entah sudah sampai di man itu.
Nah di bawah ini adalah kiat-kiat membangun kapsul waktu barangkali kalian ingin titip pesan bagi generasi masa depan.
TEMUKAN LOKASI MENGUBUR YANG PAS
Kriterianya cuma satu: cari tempat yang mungkin yang seminim mungkin akan diacak-acak (biar aman, kamu kadang harus minta izin dari pemilik tanah). Menamam kapsul di tangah sebenarnya membuka peluang kapsul waktumu kemasukan air atau hilang. Yang jelas, di mana pun lokasi yang kamu pilih—di dalam atau di luar ruangan, kamu harus menandainya. Yang bakal dibahas lebih lanjut nanti.
TENTUKAN MOMEN MASA DEPAN YANG KALIAN INGINKAN
Lima? Dua puluh? Atau limapuluh tahun? Intinya, kamu harus milih apakah masa depan yang dipilih bakal mungkin kamu alami atau tidak (karena ingat. jatah hidupmu di Bumi amat terbatas). Makin jauh masa depan yang di arah, makin banyak juga pertimbangan yang kamu harus ambil. Tak cuma soal desain bentuk kapsulnya, tapi juga untuk memikirkan apa yang harus ditaruh di dalamnya biar tahan lama. pendeknya, kamu harus realistis.
PILIH KAPSUL WAKTU YANG TEPAT
Sebenarnya, bentuk kapsul yang dibutuhkan tak harus seragam. Pilihan kapsul tergantung dengan jauh tidaknya masa depan yang kamu tuju. Kapsul dari stainless steel atau aluminium bisa bertahan sampai satu generasi. Beberapa kapsul waktu buatan pabrik bisa dibeli dengan banderol mulai dari Rp443 ribu hingga Rp27 juta. Kalau kamu mau hemat, kamu bisa mengubah kaleng kopi jadi kapsul waktu. Jangan anggap enteng kaleng kopi loh, benda ini bisa bertahan sampai 10 tahun atau lebih.
RENCANAKAN ISI KAPSUL DENGAN BIJAKSANA
Apa sih yang kamu ingin bilang ke generasi yang hidup di masa depan? Kamu merasa harus memberikan peringatan pada mereka karena apa yang kita perbuat saat ini? Atau kamu melihat masa depan lebih cerah dari sekarang? Intinya, kamu melihat masa depan seperti apa: akhir dunia atau utopia? Itu yang dulu yang harus kamu tentukan.
Manapun itu, pertimbangkan produk teknologi sederhana atau bukan sama sekali sebagai isi kapsulmu. Ini buat jaga-jaga barang kali di masa depan terjadi “abad kegelapan kedua” yang bikin semua jenis teknologi sia-sia. Pikiran barang yang kecil, sederhana dan kuat—pokoknya bukan sesuatu yang akan bocor, luruh atau hancur sebelum kapsulmu. Gunakan pengokot kertas, karet gelang dan penjepit kertas. Masukan kertas-kertas dalam kantung poliethylene. Katalog semua yang mungkin diperlukan anak cucumu.
Tentu saja, benda-benda itu bisa bertahan selamanya. Cuma jangan lupa, perancangan kapsul waktu itu sifatnya non linear karena pilihan durasi, jenis kontainer, pemilihan tempat penguburan dan isi saling terkait satu sama selain. Kamu bisa mulai dengan menentukan lokasi penguburan dan memikirkan yang lainnya. Atau, kamu bisa mulai dengan memilih isi kapsulnya dulu lantas sisanya menyusul.
TUTUP KAPSULMU DENGAN BENAR
Jangan sekali-kali menyolder kapsul karena panas akan menghancurkan kontainer dan obyek di dalamnya. Gunakan perekat, seperti lem epoxy dua bagian. Satu lagi tip: makin kedap udara makin baik. Kamu juga mungkin bisa mencoba memompa kapsulmu dengan gas kalibrasi argon agar isinya lebih tahan lama. Agar kapsulmu lebih aman dari kebocoran air, bungkus kapsulmu dengan kantong polyethylene.
KUBUR KAPSULMU
Taruh kapsulmu minimal satu meter dari permukaan tanah, pokoknya lumayan dalam agar tak kena gangguan yang sifatnya fisik. Kasih keterangan kapan baiknya kapsul dibuka. Jangan lupa pula, beri penanda fisik.
Kiat pro: back up data lokasi kapsulmu. Kamu bisa menyandi koordinat GPSmu di blockchain, buku kas besar terdesentralisasi yang jadi dasar duit kripto macam Bitcoin dan Ethereum, dan program agar bisa terbuka begitu waktu pengambilan kapsul tiba. Kamu juga bisa menambahkan hash lokasi kapsulmu sebuah transaksi Bictoin dan baru beberkan artinya, katakanlah 20 tahun dari sekarang. Atau kalau tidak, pemilik kapsul waktu yang tak begitu fasih menggunakan teknologi bisa mengandalkan bahasa pemograman Solidity untuk membuat coding yang baru bisa dibuka pada waktu tertentu di masa depan lewat sebuah fungsi di Ethereum bernama smart contract.
Alternatif lainnya, kamu bisa menanam koordinat kapsul waktu di lenganmu dengan menggunakan implan RFID. harganya sekitar Ep1,3 juta (plus biaya pasang). Chip ini sudah bisa menampung plaintext hingga sebuah manuskrip di dalamnya. Cuma jangan harap datanya bertahan selamanya. Misalnya kamu ingin kapsulmu dibuka sepuluh tahun dari sekarang? Ada baiknya kamu pikir ulang untuk memakai teknologi ini.
Kalau semua ini tak ini dirasa kurang efek, email saja lokasi kapsulmu pada orang yang kamu percaya.
Yang terakhir ini cara paling konservatif sesungguhnya, bawa saksi pas kamu mengubur kapsul. Ribet sih tapi keuntungannya kamu bisa bikin ritual tertentu atau setidaknya selamatan.
SABAR MENUNGGU
Mungkin agak susah membayangkan kondisi Bumi atau bagaimana keadaan umat manusia saat kapsulmu nanti dibuka. Banyak yang harus dipertimbangkan sih. Tapi apa coba yang bisa kita kaukandilakukan selain menunggu—dan mem-bookmark artikel ini buat jaga-jaga.