Semakin banyak pengguna vape khawatir akan dampak kesehatan yang ditimbulkan produk-produk rokok elektronik, yang dulunya sempat dianggap lebih aman dibanding tembakau konvensional. Kenapa gak sekalian berhenti saja kalau memang khawatir?
Raksasa vape JUUL bahkan mengakui bahwa produk mereka tidak jauh lebih baik dibanding rokok biasa. Di tengah ramainya budaya vaping, berbagai program yang dapat membantu seseorang untuk berhenti pun bermunculan, tidak jauh berbeda dengan program berhenti merokok.
Sekarang, para penduduk negara bagian Washington, AS, bisa mengunduh sebuah program gratis (bisa digunakan di ponsel atau komputer) yang secara spesifik ditujukan untuk membantu seseorang berhenti vaping.
Videos by VICE
Program ini dibuat oleh Departemen Kesehatan Washington yang bekerja sama dengan 2Morrow, Inc., sebuah perusahaan yang menciptakan aplikasi ponsel membantu orang berhenti merokok, menurunkan berat badan, menghadapi rasa sakit kronik, dan sebagainya. Biarpun ini bukan ide baru (sudah banyak orang menggunakan program untuk berhenti dari kecanduan), sepertinya program ini adalah yang pertama didesain untuk membantu orang melepaskan diri dari vaping.
Memangnya ada permintaan pasar untuk program ini? Menurut Nick Fradkin, seorang konsultan tembakau dari Departemen Kesehatan Washington (DoH), bukti yang mereka punya masih bersifat anekdotal. DoH mulai mengerjakan proyek ini setahun yang lalu, tambahnya, ketika mereka menyadari betapa maraknya penggunaan e-cigarette (terutama JUUL) di kalangan remaja yang belum pernah merokok tembakau. Kini, perilisan aplikasi ini terasa sangat pas, seiring banyak orang mulai ingin berhenti menikmati vape.
“Sekitar setahun yang lalu, kami mulai semakin banyak menemukan orang yang menggunakan aplikasi berhenti merokok untuk berhenti vaping,” ujar Jo Masterson, pendiri 2Morrow, Inc. ke VICE. Kedua program tersebut—satu untuk merokok, dan satu untuk vaping—kurang lebih sama cara kerjanya. Mereka sama-sama menggunakan teknik yang disebut Terapi Komitmen dan Penerimaan (ACT), yang intinya mengajarkan seseorang untuk menyadari ketika keinginan untuk ngevape datang dan mengembangkan kemampuan untuk menahan keinginan tersebut.
Dalam aplikasi tersebut, kamu bisa menghitung seberapa sering kamu ngebet ngevape dan seberapa sering kamu berhasil menolak godaan tersebut. Terapi macam ini belum pernah diuji dengan vaping sebelumnya, tapi kajian atas tingkat efektivitas metode ini untuk berhenti merokok hasilnya sebagian besar positif, terutama ketika dibandingkan dengan metode-metode berhenti merokok yang lebih tradisional.
Tentu ada perbedaan besar antara budaya merokok dan vape, yaitu kamu bisa ngevape sesering mungkin. Berdasarkan forum internet r/juul subreddit, bisa disimpulkan bahwa para pengguna vape mengalami kesulitan untuk berhenti, padahal vaping awalnya dimaksudkan untuk membantu mereka untuk berhenti merokok.
Belum jelas memang, seberapa efektif sebuah aplikasi bisa membant pengguna vape berhenti total. Setidaknya belum ada program lain seperti ini. Tapi Masterson mengatakan 2Morrow, Inc. berharap program mereka akan segera menyebar keluar dari Washington. Sepertinya akan semakin banyak program seperti ini bermunculan karena vaping nampaknya menimbulkan kecanduan seperti substansi-substansi sejenis.
Follow Hannah Smothers di Twitter
Artikel ini pertama kali tayang di Tonic