Music

Kita Pasti Pernah Norak di Medsos, Kayak Akun Myspace Skrillex Era 2006

Artikel ini pertama kali tayang di Noisey.

Halaman sosial media hari gini itu nyebelin semua isinya, penuh berita hoax dan gosip. Tapi satu dekade lalu, keadaan jauh berbeda. Saat itu, kita masih remaja, ingin terlihat keren setiap saat, dan memiliki satu platform buat memamerkan diri: Myspace dot com.

Videos by VICE

Diluncurkan di sebuah era ketika band-band seperti My Chemical Romance, Fall Out Boy, dan Brand New dipuja tak kalah dari boyband atau aktor Harry Potter, Myspace memberi ruang untuk interaksi langsung antara musisi dan penggemar. Pada 2004, belum ada yang benar-benar paham cara menggunakan media sosial. Saking barunya, semua orang mengedit foto selfie pakai Photoshop senorak mungkin. Kita meninggikan contrast hingga wajah terlihat seperti bayangan di sendok. Masih ingat ga, kalian menghabiskan berjam-jam mengulik profil di Myspace (atau Friendster) agar lirik Taking Back Sunday memenuhi layar dan kursornya berbentuk hati retak? Klasik. Pernah meninggalkan komen di halaman Pete Wentz dan mengajaknya berkencan? Sama dong. Nah yang paling seru, semua orang melakukan hal-hal norak macam ini. Tak terkecuali para selebritas. Kita semua sama-sama malu-maluin. Adil rata tanpa pengecualian. Semua pasti norak pada waktunya.

Awal tahun ini, kami sempat mengunjungi profile Myspace Ke$ha di era 2008 dan menemukan semacam kapsul waktu akan era online yang masih sederhana. Mulai dari bagian ‘About Me’ hingga komen-komennya, kamu bisa menemukan lebih banyak afirmasi daripada halaman Snapchat DJ Khaled, semua terbungkus dalam halaman custom dengan dekorasi lambang mata uang dollar. Pada 2008 adalah waktu yang aneh buat Myspace di AS. Orang mulai bermigrasi ke Facebook, menghapus foto-foto lama karena malu, dan mencopot rambut palsu yang semua orang tau adalah penistaan terhadap gaya emo myspace di era itu. Label musik mulai melihat Myspace sebagai kesempatan menemukan klien baru, dan banyak halaman band mulai dikelola pihak ketiga. Tidak lama kemudian, khalayak umum tidak bisa lagi masuk ke Top 8 band favorit mereka. Terus, ngapain pake Myspace kalo gitu?

Myspace sebetulnya dari awal selalu penuh informasi pribadi, tapi di puncak kejayaannya di 2005, ada reaksi negatif terhadap mereka-mereka yang kelewat jujur di situs tersebut. Bentuk kepercayaan diri yang kita temukan di halaman Ke$ha di 2008 tidak mungkin akan ditemukan di pertengahan 2000-an, yang kebanyakan didominasi oleh profile orang-orang minder penuh dengan lirik tentang patah hati. Kini, mari melihat sisi lain kejujuran MySpace yang brutal lewat lensa salah satu ikon era tersebut: Skrillex.

Awalnya Skrillex dikenal publik sebagai Sonny Moore, vokalis utama band emo From First To Last sepanjang kurun 2004 hingga 2006. Hubungan Sonny dengan media sosial tergolong rumit. Sonny Moore adalah pangeran Myspace di kala itu. Dialah yang menemukan teknik pose selfie dari atas ke bawah. Lha wong album perdana bandnya dikasih judul Dear Diary, My Teen Angst Has a Bodycount (diambil dari film Heathers). Lagu hit single band tersebut, “Note To Self” merupakan anthem tidak resmi generasi muda yang patah hati di kala itu. Selama beberapa tahun, akun MySpace From First To Last menggambarkan musik mereka terdengar seperti “dalam sebuah kaki prostetik.”

Emo, dari awal hingga pertengahan 2000’an, menurut saya, dikritik secara tidak adil oleh para kritikus dan diejek oleh semua orang. Sonny Moore sering mendapat cemoohan dalam beberapa tahun terakhir karena menjadi posterboy bagi sebuah generasi remaja yang sangat spesifik dan singkat (dia baru berumur 16 ketika dia bergabung dengan From First To Last) dan dianggap oleh orang luar hal yang memalukan. Screamo, piercing snakebite, rambut hitam legam dengan polesan warna pirang: ini adalah warisan generasi muda kita, dan—sebelum dia nantinya mewakili kultur muda lainnya sebagai Skrillex—Sonny Moore merupakan wajah dari generasi tersebut.

Setelah Heroine, album kedua From First to Last dirilis di 2006, Sonny keluar dari band. Dia menjalani berbagai operasi untuk memperbaiki kerusakan pita suaranya dan berevolusi menjadi Skrillex yang kini kita kenal. Entah kenapa, banyak orang masih meragukan talentanya sampai sekarang.

INI CARA SONNY NULIS BAGIAN ‘ABOUT ME’

Biarpun masih duduk di bangku SMA pada 2006, nama Sonny Moore menjadi buah bibir publik dalam waltu singkat. Mungkin inilah alasan kenapa arsip sejarah digitalnya sangat terfragmentasi. Hanya sisa-sisanya masih bisa ditemukan, termasuk fotonya mengenakan eyeshadow fuchsia dengan rambut ala-ala “habis ngewe” sudah dihapus dari halaman aslinya, biarpun tentunya tidak akan hilang dari ingatan kita semua (serta beberapa gambar dari Google images tentunya). Bahkan latar belakang halaman Myspace-nya sudah hilang, entah karena dia sempat cuma masang profile sementara, atau situs hostingnya sudah bangkrut. Tenang, masih banyak materi nostalgia yang kami temukan di sini. Sejatinya, profile ini adalah jeda antara Sonny meninggalkan From First To Last dan awal karirnya sebagai Skrillex.

Tentunya kita semua bisa memahami deskripsi ‘About Me’-nya Sonny masa-masa itu. Dulu pas kita berumur 18 tahun, pasti profilenya gak jauh beda. Hanya dalam lima kalimat, dia berhasil menangkap esensi sulitnya menghadapi ketenaran dan puberti secara bersamaan. Ini adalah cara Sonny Moore membalas orang-orang yang ngomongin dia dalam dua tahun terakhir, seakan-akan berujar: “Eh, diem elo semua!” Ya semacam itulah. Memang dari dulu Sonny selalu disalahpahami. Bahkan hingga sekarang, dia selalu ditanya “Apa sih artinya Skrillex?” Ini bukti bahwa dia adalah seniman yang menarik.

Duh sayang tautan blog di halaman tua Myspacenya udah gak aktif, jadi kita tidak akan pernah tau ‘faeog’ itu apa, atau opininya tentang album kelima Richard D.James, Drukqs. Bahkan setelah ngegoogle “supermundane incandescence” saya tidak menemukan petunjuk apapun. Nah, tapi ternyata ini halaman interest Skrillex di Facebook dengan satu like. Jangan-jangan yang ngelike Sonny nih?

APA MINAT UTAMA SONNY SAAT ITU?

Saya tidak menyangka akan melihat kata “quests”, diet Atkins dan foto sebuah sloth berdampingan sebagai general interest, tapi ya saya juga gak pernah liat halaman awal Myspace Skrillex sih. Mengingat musiknya yang merupakan gabungan sound yang belum pernah dialami telinga manusia—mulai dari mahakarya Harmony Korine, Spring Breakers lalu tiba-tiba berubah menjadi kolaborasi dengan Diplo—tidak heran bahwa topik pembicaraan favoritnya juga lumayan aneh dan ajib.

DIA, HMM…SUKA DISNEY

Di kolum ini, terpapar imej banyak ratu Disney hingga memanjang ke bawah. Belle dari Beauty and the Beast hanyalah salah satunya. Ada juga gambar Snow White sedang menggigit apel beracun dan Sleeping Beauty dikelilingi duri. Asumsi saya: ini adalah semacam komentar meta tentang bagaimana perempuan digambarkan dalam kebanyakan lirik emo.

MUSIK FAVORITNYA KALA ITU

Saking padatnya daftar ini, mata saya sakit membacanya. Tidak ada koma yang memisahkan nama setiap musisi, jadi tinggal pilih aja kamu mau menemukan siapa dalam daftar. Ada Crass, ada A Tribe Called Quest, Skrillex sendiri dan banyak nama-nama yang tidak mengherankan lainnya. Tapi coba tolong ya, kalau kamu paham apakah “4 Goon Gumpas Logon Rock Witch Cliffs Grass Rhubarb Trolls” itu satu atau beberapa band yang berbeda, tolong kabarin dong. Nah perlu juga disebutkan bahwa kalimat terakhir di bagian ini menunjukkan bagaimana Skrillex mulai perlahan-lahan menemukan jati dirinya sebagai musisi elektronik yang kini dikenal semua orang.

Untuk acara TV, ada nama Ali G. Di seksi buku bacaan ada Watership Down, dan di bawah kolom ‘heroes’ ada foto raksasa wajah Aphex Twin.

KOMEN-KOMEN MASA ITU

Nah ini yang menarik tentang kultur Myspace: karena kebanyakan bandnya beranggotakan lelaki tapi memiliki banyak penggemar perempuan, cowok-cowok juga sering dicemooh penampilannya. Bandingkan yang dialami Skrillex di masa lalu dengan kolom komentar Ke$ha—yang terlihat seperti dunia yang damai tenteram dengan komen-komen menyenangkan mengatakan karyamu membuat mereka senang—maka anda akan melihat perilaku online yang jauh berbeda hanya dalam jangka waktu dua tahun. Tentunya banyak penggemar Sonny yang membela musisi kesayangan mereka, tapi tetap saja Sonny menerima ejekan dari berbagai sudut. Ini menyedihkan, karena dia berhasil menciptakan musik yang abadi.

Fakta lain yang menarik soal Myspace adalah betapa wolesnya situs tersebut. Lha wong penggemarnya sendiri yang memberi tahu selebriti tentang data penjualan album mereka, kapan si artis terakhir kali log in, atau informasi random lainnya.

Peringatan! Komentar ini menandai titik puncak popularitas musik emo. Bagi mereka yang tidak tahu, komentar berikut adalah referensi terhadap Sonny dan Sean Friday (mantan drummer Dead Sara / Sonny and the Blood Monkeys, tapi sekarang dikenal sebagai pacar baru Demi Moore) yang mengcover lagu “Seven Years”-nya Saosin.

Jadi, ini ringkasan kami setelah ngepoin Myspace-nya Skrillex di masa lalu:

Sonny Moore adalah pangeran Myspace. Setelah menjadi Skrillex, dia jadi pangeran “drop that bass”. Moore sukses mengarungi kejamnya media sosial dari awal, hingga meraih kesuksesannya sekarang. Sonny Moore adalah sosok yang layak kita tiru. Di 2004, dia adalah bintang kancah musik emo. Di 2006, dia mengabaikan bandnya, kultur Myspace, dan meninggalkan dunia yang membesarkannya. Kemudian, dia berhasil mengikuti gelombang musik baru sebelum mulai ngetren dan menjadi salah satu DJ terbesar dunia, dan memenangkan beberapa Grammy—tanpa mengubah penampilan ataupun perilakunya sama sekali.

Kami angkat topi buat Sonny Moore. Dialah lelaki yang menyerupai mitos, ikon lintas generasi, dan kita tidak sadar dirinya sangat dibutuhkan dunia sebagai panutan.

Emma, si penulis artikel ini, pas tahun 2004 tiap hari cuma ndengerin Morrissey di mobilnya. Follow dia di Twitter.